Devil's Fruit (21+)

Gadis Kepala Merah Muda Nan Memikat



Gadis Kepala Merah Muda Nan Memikat

0Fruit 873: Gadis Kepala Merah Muda Nan Memikat     
4

"Zizi, sayapmu cantik sekali!" Bocah perempuan lainnya hendak menyentuh sayap Zivena, tapi bocah itu melarang.      

"Eits! Jangan dipegang, ya Kak, nanti rusak, Mam bisa marah ke Zizi," elak Zivena agar sayap aslinya tidak dipegang siapapun.      

"Hi hi, oke." Gadis remaja tadi pun acungkan jempol dan masuk duluan ke dalam bus dan duduk dengan teman-temannya yang lain.      

"Fyuh! Syukurlah ..." Zivena menghela napas lega. Dia berhasil mengamankan sayap mungil nan cantiknya agar tidak sembarangan disentuh siapapun. Ia tak mau sayapnya kusut dan kotor.      

Setelah semua peserta Adora diabsen dan masuk ke bus masing-masing, maka bus pun mulai berangkat ke gedung yang kemarin.      

Sesampai di sana, orang masih saja takjub akan kehadiran dua bus dari Adora. Sebagian orang di acara itu adalah yang datang kemarin, dan sebagian lainnya peserta baru.      

Zivena terus digandeng ibunya agar tidak hilang. Bocah itu sudah pernah hilang dan diculik orang sampai dua kali. Meski gampang mencari si bocah, namun Andrea tidak ingin mengalami lagi hal demikian.      

Bagi Andrea, tidak perlu menantang keberuntungannya. Jika yang menculik manusia biasa, mungkin dia bisa santai mencari sang bocah. Namun, akan sangat berbeda jika yang menculik ternyata bukan manusia. Akan sangat merepotkan nantinya.      

Andrea sudah trauma akan penculikan Ivy, maka dari itu dia tidak ingin mengalami hal demikian.      

Ternyata kehadiran Zivena juga menarik banyak perhatian orang di acara tersebut, terutama perhatian para gadis muda yang merasa gemas akan keimutan Zivena.      

Berkali-kali Zivena diajak berfoto dengan orang lain. Kebanyakan dari mereka adalah para gadis muda. Zivena tidak menolak dan senang-senang saja. Sementara itu, Andrea terus saja mengawasi bocahnya.      

Di tempat lain, para anggota Adora sudah menyebar ke segala penjuru gedung, termasuk ke taman di belakang gedung yang banyak dijadikan spot untuk orang-orang berpose dan berfoto dengan gaya unik tokoh yang mereka perankan.      

Para juru foto dari Adora berpencar untuk memotret bocah-bocah Adora. Selain mereka, Jovano dan Vargana juga masih membantu pendokumentasian.      

Kali ini ada Voindra juga, dan dia ber-cosplay tokoh manis yang ceria, sesuai dengan imej Voindra.      

Voindra bersedia ikut cosplay atas undangan sang ibu, dan dia mau karena yakin Ivy dan Gavin tidak hadir. Apalagi dia juga menggantikan salah satu cosplayer yang tidak bisa ikut karena sakit.      

Pesona Voindra juga menarik perhatian banyak orang. Mereka banyak meminta berfoto bersama dia, dan bocah perempuan itu tidak menolak. Dia sebenarnya suka cosplay di waktu kecil, namun pudar ketika tau Ivy juga menyukainya dan bahkan Gavin ikut-ikut suka karena pengaruh Ivy.      

Kali ini, Voindra hanya iseng saja ingin ber-cosplay.      

Sementara itu, di tempat lain, Jovano juga sibuk memotret beberapa anggota Adora karena dia sudah menyanggupi untuk ikut membantu di acara tersebut sebagai juru foto.      

Sesekali dia juga merekam dengan kamera mini dia agar menghasilkan dokumentasi berbentuk video untuk nanti dipajang di kanal yutub Adora.      

Ketika Jovano sedang "bertugas", sudut matanya tertarik dengan salah satu gadis berambut merah muda panjang, tak jauh dari dia berdiri.      

Gadis itu terlihat amat memikat di mata Jovano, hingga sang putra Cambion pun melirik lagi dan lagi ke arah gadis itu. Siapa dia? Jovano mulai penasaran. Tapi dia tidak ingin bergerak ke gadis tersebut. Ia hanya mengawasi saja dari jauh.      

Gadis itu sepertinya masih SMA, wajahnya manis, lagaknya sangat feminim dan gemulai lembut ketika berjalan dan berbicara dengan temannya.      

Jovano tak tau gadis itu sedang ber-cosplay siapa, dan sepertinya dia tidak terlalu perduli mengenai itu. Dia hanya ingin terus dan terus menatap gadis tersebut.      

Kenapa gadis itu bisa memikat hatinya?     

Dan sepertinya si gadis kepala merah muda itu pun menyadari bahwa dia sedang diperhatikan seseorang. Dia menoleh ke Jovano dan pandangan mereka bertemu. Gadis itu lekas tundukkan kepala sambil tersenyum samar dan bersikap normal.      

Jovano makin gregetan melihatnya. Kenapa dia bisa begitu?      

Tapi, untuk bergerak mendekat ke gadis yang sedang bersama beberapa teman perempuannya itu, dia agak enggan. Apa? Apa dia harus mendekat lalu berkenalan seperti biasa yang dilakukan para pria pada gadis yang menarik? Dia tidak ingin cara kuno seperti itu.     

Maka, Jovano hanya menunggu saja dan cukup mengawasi pergerakan gadis itu dari jauh.      

"Kak Jo, foto aku, dong!" Salah satu anggota Adora pun berkata pada Jovano.      

Sang putra Cambion terkejut karena dia sedang asik menatap gadis kepala merah muda tadi, dan menyahut, "Hah? Apa?"     

"Foto, Kak. Foto." Anggota Adora itu mengulangi ucapannya.      

"Ohh, ehh, oke, ayo." Jovano mulai siapkan kameranya. "Ya sudah, sana mulai pose di sana bersama teman-teman kamu." Jovano secara sengaja menunjuk ke area tempat gadis kepala merah muda itu sedang berada.      

"Kok di sana, sih Kak?" protes anggota Adora ke Jovano. "Apa tidak sebaiknya di sini saja yang spot-nya lebih bagus?"     

"Ahh, tidak, tidak, di sana lebih bagus, kok! Percaya padaku." Jovano sunggingkan senyum sambil naikkan alisnya menjadikan kekuatan bujukan magis dia pun aktif dan anggota Adora itu mengangguk patuh.      

Akhirnya, Jovano dan beberapa anggota Adora pun bergerak menuju ke tempat di mana gadis kepala merah muda sedang berdiri dan berbincang dengan teman-temannya.      

Jovano tidak berusaha menunjuk ke spot paling dekat dengan gadis merah muda itu, tapi dia sengaja memberi jarak. "Ayo kalian berpose, yang keren, yah!" Ia memberi aba-aba. "Tangannya ke atas, yak yang kanan, jangan terlalu naik tangannya. Oke, itu pas! Siap! Satu, dua, tiga!" Bunyi klik pun terdengar.      

Dan dia memotret dua kali lagi sebelum dia berkata ke gerombolan teman-teman gadis kepala merah muda itu. "Hei, apa kalian ingin sekalian ikut foto? Nanti hasilnya akan aku berikan ke kalian."     

Teman-teman si kepala merah saling berbisik seperti sedang merundingkan sesuatu. "Oke," jawab salah satu dari mereka.      

Pada akhirnya, Jovano berhasil mengambil foto si kepala merah muda tanpa dia harus terlihat norak. Dia menggunakan anggota Adora sebagai penghubung ke kelompok gadis merah muda itu.      

Lalu, Jovano pun banyak-banyak memotret mereka sekaligus dengan para anggota Adora. Kini, dia memiliki foto-foto si kepala merah muda, alangkah beruntungnya.      

"Oh ya, aku nanti harus mengirim ke mana hasil fotonya?" tanya Jovano pada gadis kepala merah muda sambil wajahnya berusaha senormal mungkin layaknya orang benar-benar bertanya secara wajar.      

Si gadis kepala merah muda pun menoleh ke salah satu temannya dan berkata, "Ke rumah kamu saja, yah Yumi?"     

"Ke rumahku?" Gadis yang dipanggil Yumi itu pun menyahut. "Hm, oke kalau begitu." Kemudian, Yumi segera menyebutkan alamat rumah dia ke Jovano yang mencatat di notesnya. Mereka juga bertukar nama instagramm satu sama lain.      

"Ohh! Kau ternyata anak pemilik Tropiza! Anak pemilik Adora juga, kan?" Yumi berseru kaget ketika melihat instagramm Jovano.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.