Devil's Fruit (21+)

Mister Bucin Amatir



Mister Bucin Amatir

2Fruit 876: Mister Bucin Amatir      2

Semenjak itu, Jovano makin terus terbayang akan Nadin dan merasa semakin jatuh cinta. Ohh, apakah ini yang dirasakan oleh Gavin terhadap Ivy? Tapi Gavin begitu beruntung bisa memiliki banyak kesempatan bersama Ivy karena satu atap, tidak seperti dirinya yang melolong merindu.     

Bagaimana ini? Jovano ingin bertemu tapi dia tak tau harus dengan cara apa.     

Bagaimana cara mencari perhatian dari Nadin? Ia terus memutar otaknya untuk berpikir cara yang tidak norak. Ia tidak ingin cara biasa-biasa pula. Ia ingin istimewa, karena ini untuk gadis istimewa pula.      

Apakah dia harus memajang foto Nadin dan teman-temannya di instagramm, lalu tag mereka satu demi satu sambil memberi caption: "Menemukan cosplayer keren ini". Ohh, tidak, tidak! Jangan! Terlalu norak dan akan menimbulkan pertanyaan sana dan sini. Dia tidak ingin terlalu mengumbar percintaan dia. Heh, memangnya sudah mulai pacaran? Percaya diri sekali dia!     

"Oke, aku akan kirim pesan di instagramm dia saja." Maka itulah keputusan Jovano. Akan mengirim pesan di instagramm Nadin untuk mengabarkan bahwa foto mereka sudah dia edit dengan baik dan keren dan bisa mereka unggah karena sudah Jovano kirim di pesan tersebut.      

Tidak lupa dia juga menambahkan pesan: "Bisa beri aku Liney atau WA kamu, Nad? Aku panggil Nad tidak apa-apa, kan? Untuk mengirimkan fotonya dalam ukuran file yang lebih besar agar hasilnya lebih jelas dan bagus."     

Oke, itu saja tidak terlihat norak, kan? Jovano pun mengirimkan pesan itu di kolom DM instagramm Nadin dan menunggu serta menunggu.      

Hingga satu hari berlalu dan tidak ada jawaban dari Nadin. Tidak ada notifikasi pesan dari Nadin. Justru hanya ada banyak notifikasi lain yang tidak dia harapkan. Ia hanya sedang mengharapkan dari Nadin saja. Dari Nadin!     

Ohh, bisakah semua orang lainnya tidak usah melakukan apapun agar dia tidak menerima notifikasi dari mereka? Jovano terlalu berdebar-debar dan akhirnya kecewa setiap mendengar bunyi notifikasi pada ponselnya.      

Maklum, mister bucin amatir.      

Kalian pasti juga pernah mengalami seperti yang Jovano alami, ya kan? Mendadak ingin memblokir semua orang agar tidak terganggu notifikasi dari siapapun kecuali sang tambatan hati.      

Tiga hari sudah berlalu dan Nadin belum juga membalas pesan dia! Oh dewa ... Jovano nyaris gila karena menunggu dan terus saja menunggu. Arrghhh! Apa yang harus dia lakukan?! Tidak mungkin dia menghubungi Yumi dan menanyakan padanya kenapa Nadin tidak membalas pesannya. Tidak mungkin juga dia menanyakan nomor WA Nadin atau Liney Nadin ke Yumi karena itu akan terlalu kentara.     

Ahh! Mungkin dia harus menjadi stalker dan menjelajahi seluruh foto Nadin agar bisa mendapatkan nomor kontak gadis itu. Siapa tau ada!     

Maka, di sebuah malam senyap, adalah Jovano yang sangat teliti membaca dan mengulik satu demi satu foto di instagramm Nadin, bahkan membaca satu persatu komentar Nadin, siapa tau dia sempat memberikan nomornya di kolom komentar.      

Namun, meski matahari sudah muncul di timur, Jovano tidak juga mendapatkan apa yang dia cari. Padahal dia sudah seteliti mungkin menggali hingga foto paling bawah. Bayangkan betapa besar perjuangan Jovano.      

Semua hasilnya ... NOL.     

Jovano frustrasi. Jovano geram. Jovano ingin menggila. Jovano ingin melacak Nadin. Ingin mendatanginya, lalu ... mengatakan: "Kenapa kau tidak buka pesan aku di instagramm kamu?"     

Pangeran muda ini bertanya-tanya, apakah dia tidak spesial di mata sang gadis kepala merah muda? Apakah dia tidak cukup menarik di mata Nadin? Apakah dia kurang hot? Apakah dia kurang menggetarkan hati Nadin. APAKAH DIA BUKAN TIPE GADIS ITU?!     

Ohh astaga, dia hampir gila sungguhan!     

Baiklah, ini sudah hari keempat pesannya tidak dijawab. Jovano HARUS melakukan sesuatu! Maka, dengan berbekal kemampuan dia menyembunyikan diri dengan wujud transparan meski hanya bisa bertahan selama sekian belas menit, Jovano pun nekat mencari rumah Yumi berdasarkan yang diberitahu oleh gadis itu sendiri di acara festival dulu.      

Mungkin Yumi rela memberikan alamat dia ke Jovano dengan harapan sang pangeran muda mendatangi dia. Ya, Jovano memang mendatangi dia, namun dengan tujuan lain, bukan untuk dirimu, Nona Yumi. Melainkan ingin mengorek informasi mengenai temanmu, Nadin. Sang pangeran muda sudah nyaris gila. Semoga kau bisa membantunya, Yumi.      

Maka, Jovano pun nekat terbang cepat ke alamat Yumi di suatu malam dan diam menunggu di dalam kamar Yumi sambil men-transparankan dirinya. Ia berharap Yumi bertelepon dengan Nadin atau membuka buku berisi alamat Nadin, misalnya, jika dia terlalu beruntung?     

Benar saja, Yumi saat ini sedang bertelepon. Jovano mendengarkannya. Ugh, lama! Tapi kenapa nama Nadin tidak disebut-sebut? Ah, damn! Ternyata dia sedang bertelepon dengan temannya yang lain! Bukan Nadin! Sialan!      

Karena tenaga Jovano belum terlalu matang dalam hal transparasi wujud, tiba-tiba saja sosok Jovano menjadi muncul di hadapan Yumi.      

Tentu saja gadis itu berteriak kaget meski girang, tapi sangat kaget karena Jovano mendadak muncul begitu saja di kamarnya bagai hantu. Setergila-gilanya Yumi pada Jovano, tapi kalau mendapati idolanya tiba-tiba muncul bagai hantu di depan mata, siapa yang tidak kaget dan histeris.      

Namun, Jovano segera membekap mulut Yumi dan membuat array penghalang di seluruh ruangan kamar itu agar tidak ada yang mendengar apa yang terjadi di kamar tersebut. Huh, andai Jovano adalah seorang pemerkosa, Yumi pasti sudah habis!     

"Yumi! Yumi! Stop teriak! Stop!" Jovano ikut panik sambil terus bekap mulut Yumi. "Aku tidak ingin melukaimu! Percayalah!"     

Karena Yumi masih saja panik dan berontak, terpaksa Jovano berkonsentrasi untuk mengeluarkan kekuatan persuasi magis dia, bakat yang dia dapatkan dari sang ibu. Ia buka matanya dan berkata dengan suara setenang mungkin, "Yumi, jangan teriak lagi, yah!" Lalu dia naikkan kedua alisnya.      

Seketika saja, Yumi patuh dan diam bagai terhipnotis, tapi dia tidak linglung. "Iya, Jovano. Baiklah." Yumi masih seperti orang sadar biasa.      

"Yumi, boleh aku minta nomor kontak dari Nadin?" Jovano mulai menggunakan magis dia pada Yumi karena dia tidak tau lagi harus menggunakan cara apa.      

"Baiklah." Yumi patuh dan berikan nomor WA serta Liney milik Nadin ke Jovano setelah melihat sang idola mengangkat alisnya.      

Jovano segera mencatat dan menyimpan semua tadi. Lalu dia masih belum puas, ingin mengorek lebih dalam mengenai Nadin melalui Yumi, mumpung sudah begini, kepalang tanggung kalau pergi sekarang juga.      

Dari Yumi, akhirnya Jovano mendapatkan tempat tinggal Nadin, dan Yumi berkata bahwa Nadin merupakan yatim piatu dan hidup sendirian tanpa sanak saudara di Jepang, tapi dia mengontrak di sebuah apartemen milik teman-temannya.      

Setelah mendapatkan informasi itu, maka Jovano pun segera menghapus ingatan Yumi akan insiden kali ini dan menidurkan Yumi, agar besok, gadis itu tidak lagi teringat apa-apa mengenai kedatangan Jovano.      

Usai menidurkan Yumi dan menghapus array penghalang, Jovano pun melesat keluar dari kamar itu melalui jendela dengan kecepatan penuh menuju ke sebuah hunian apartemen seperti yang disampaikan Yumi.      

Setelah masuk ke jendela apartemen itu dengan wujud transparan, Jovano mendapati bahwa Nadin hidup dengan 4 orang gadis lainnya di sana, seperti berbagi apartemen, begitu.     

Sekarang, mana Nadin?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.