Devil's Fruit (21+)

Mengamati Sesuatu Yang Elok



Mengamati Sesuatu Yang Elok

0Fruit 877: Mengamati Sesuatu Yang Elok     4

Setelah mendapatkan informasi itu, maka Jovano pun segera menghapus ingatan Yumi akan insiden kali ini dan menidurkan Yumi, agar besok, gadis itu tidak lagi teringat apa-apa mengenai kedatangan Jovano.      

Usai menidurkan Yumi dan menghapus array penghalang, Jovano pun melesat keluar dari kamar itu melalui jendela dengan kecepatan penuh menuju ke sebuah hunian apartemen seperti yang disampaikan Yumi.      

Setelah masuk ke jendela apartemen itu dengan wujud transparan, Jovano mendapati bahwa Nadin hidup dengan 4 orang gadis lainnya di sana, seperti berbagi apartemen, begitu.     

Sekarang, mana Nadin? Mana gadis itu? Berada di kamar yang mana dia?     

Karena Jovano bingung hendak masuk ke kamar yang mana, maka dia pun mencoba masuk ke sebuah kamar. Namun, betapa terkejutnya dia ketika di dalam kamar tersebut, ada seorang gadis, entah siapa, sedang melakukan onani di atas ranjang.      

"Hiiyyy!" Jovano saking kagetnya hingga lekas melayang keluar dari kamar itu dan menentramkan hatinya yang berdebar-debar. Jikalau dia merupakan jenis orang mesum seperti Incubus pada umumnya, sudah pasti melihat adegan seperti tadi adalah jackpot dan justru akan turut serta meladeni gadis itu.      

Namun, Jovano mencoba setia, meski dia belum memacari Nadin.      

Sang pangeran muda pun kembali memasuki kamar lainnya dan melongok dulu dari jendelanya, dan setelah yakin itu bukan Nadin, dia segera keluarkan kepalanya dan menuju kamar lainnya, hingga tersisa satu kamar yang berada di ujung lorong apartemen tersebut.      

Kamar itu ternyata memiliki balkon ke arah keluar. Ini sangat membantu Jovano. Sudah pasti itu merupakan kamar dari Nadin, PASTI!     

Ketika Jovano sudah melongok kamar tersebut, ternyata bukan Nadin yang ada di sana. Loh! Bagaimana, sih ini? Apakah Yumi berbohong padanya? Tapi Yumi kan sudah terkena magis Jovano yang akan membuat siapapun berkata jujur jika dia tanyai. Tidak mungkin Yumi berbohong.      

Kalau begitu ... Nadin yang berbohong mengenai alamat hunian dia ke teman-temannya? Begitukah?     

Lesu karena berpikir demikian, maka Jovano pun hendak pergi dari apartemen itu ketika dia tak sengaja melihat sosok yang dia cari dari tadi. Nadin! Gadis itu baru saja keluar dari kamar kecil di kamar tadi. Astaga, ternyata Nadin sedang ada di toilet! Pantas saja tidak ditemukan.     

"Nad, aku pinjam manga ini dulu, yah! Besok akan kukembalikan." Teman Nadin yang tadi ada di atas kasur kamar itu pun bangkit begitu Nadin keluar dari kamar kecil.      

"Oke." Nadin tersenyum ramah dan membiarkan buku komik Jepang dia dibawa keluar oleh sang teman. Olala, ternyata itu hanya teman lain kamar saja yang sedang bertamu di kamar Nadin!      

Jovano menghela napas lega, kini dia sudah bertemu dengan pujaan hatinya, gadis yang membuatnya belingsatan tak jelas beberapa hari ini.      

Setelah kepergian temannya, Nadin pun mulai rebahkan dirinya di atas kasur dan tengkurap sambil dia memasang headset di telinga dan ponsel dipegang. Jovano mendekat ingin melihat apa yang sedang dilihat Nadin di ponselnya.      

Ohh! Gadis itu membuka instagramm dia! Berarti sebentar lagi pesan Jovano di instagramm sang gadis akan dibaca! Hati Jovano pun berdebar-debar.      

Namun, alangkah terkejutnya sang pangeran muda ketika melihat pesan yang ada di instagramm Nadin jumlahnya puluhan, dan pesan dia ... entah sudah tenggelam di sebelah mana. Ya ampun, apakah gadis ini begitu populer?     

Seketika, Jovano teringat sebuah perkataan teman dia dulu. "Jangan mengirim pesan di instagramm pada orang yang kau sukai atau pesan penting lainnya, apalagi jika orang itu merupakan selebgramm. Lupakan pesanmu akan dibaca dengan cepat!"     

Ohh astaga ... kenapa Jovano bisa melupakan hal itu!? Dia merasa bodoh sekarang. Baiklah, karena dia sudah mendapatkan nomor kontak WA dan juga Liney dari Nadin, maka lupakan berkirim pesan melalui instagramm lagi.      

Jadi ... Nadin termasuk selebgramm? Duh, Jovano sedikit frustrasi karena merasa akan adanya bau-bau rival menguar di udara. Tak usah patah semangat, tuan muda! Terus berjuang!     

Jovano pun mulai ikut rebah di sebelah gadis kepala merah muda itu. Apakah warna merah muda pada rambut Nadin itu asli? Atau hanya sekedar cat saja? Kalau warna asli, alangkah anehnya? Mungkin itu hanya cat rambut saja. Mustahil ada orang yang memiliki warna rambut merah muda asli begitu.      

Mata Jovano terus menelusuri wajah indah Nadin dari samping. Gadis itu masih tengkurap di sebelahnya sambil sesekali berdendang dan tangannya sibuk menekan ini dan itu pada ponselnya. Dan dia tidak membalas satupun pesan di instagramm dia.      

Ketika Jovano sedang asik mengamati sang gadis pujaan, tiba-tiba dia merasa ketahanan wujud transparan dia hampir sampai di limitnya. Ia pun lekas berguling dan jatuh ke lantai, tepat ketika wujudnya menjadi nyata.      

Bugg!     

Suara tubuh Jovano yang terjatuh ke lantai sedikit mengganggu Nadin. Gadis itu seperti mendengar sesuatu di dekat dia, maka dari itu dia pun segera membuka headset di telinga dia untuk memeriksa bunyi apa tadi. Bahkan dia juga mengecek lantai dan tidak ada apapun.      

Sedangkan Jovano, saat ini dia berusaha menahan napasnya, termasuk menenangkan debaran jantung dia yang mungkin saja akan terdengar jelas oleh Nadin, karena saat ini dia sedang berada di kolong tempat tidur Nadin.      

Beruntung sekali bahwa tempat tidur Nadin bukan merupakan jenis spring bed yang tidak memiliki kolong tinggi. Sehingga, Jovano kini bisa bersembunyi dulu di sana sebelum dia mengumpulkan tenaganya lagi untuk kembali menjadi transparan.      

Menjadi transparan lagi usai kembali ke wujud material membutuhkan waktu sekian menit. Tentu saja ada jedanya. Itu karena Jovano belum sehebat ibu atau ayahnya dalam hal itu.      

Dan setelah dia berhasil membuat dirinya transparan lagi, ia pun merangkak keluar dari kolong tempat tidur Nadin dan ternyata gadis itu sudah rebah telentang. Jovano berdiri untuk mengamati sosok indah sang gadis.      

Andai saja dia pria mesum, tentu sudah dia tubruk tubuh indah Nadin meski gadis itu akan panik karena ada yang memegangnya tanpa ada sosok nyata. Tapi Jovano masih mempertahankan kewarasan dan harga dirinya meski dia merasa cenat-cenut melihat eloknya sosok Nadin di atas kasur.      

Bahkan dia sampai bisa melihat gadis itu mulai pejamkan mata sambil headset masih tersumpal di telinga. Jovano tak berani berbuat apa-apa dan hanya setelah yakin Nadin lelap pulas, ia berani mengambil headset dari telinga Nadin. Tidur dengan masih memakai headset di telinga itu buruk dan berbahaya.      

Setelah itu, Jovano duduk di kursi dekat kasur dan memutar kursi itu menghadap ke arah Nadin. Ia betah memandangi gadis itu sekian lama meski harus bolak-balik mengubah wujud dari nyata ke transparan. Untung saja Nadin tidak melihat itu semua atau dia bisa berteriak histeris dikira menjumpai penampakan jin ganteng.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.