Devil's Fruit (21+)

Mister Bucin Cilik Berlebihan



Mister Bucin Cilik Berlebihan

4Fruit 882: Mister Bucin Cilik Berlebihan      2

"Kita harus lebih banyak perhatikan anak-anak kita, Dan, terutama yang lagi masa rebel kayak Jo dan Ivy. Duh, semoga aja Jo gak bikin ulah lagi. Aku ini udah pusing gegara Ivy yang masih saja dingin ke aku, jangan ditambah kakaknya berulah, deh! Pusing!" Andrea memijit hidungnya.      

Dante merengkuh sang istri dalam dekapan. "Sabar ... namanya juga punya anak. Apalagi yang sudah remaja, butuh diarahkan yang benar." Kemudian tangannya menjalar kemana-mana hingga membuat sang istri jadi kerutkan kening.      

"Dan ... plis, deh!" Ia menatap penuh prasangka ke Tuan Nephilim yang sedang mengulum senyum penuh makna.      

"Ini yang di bawah tiba-tiba saja juga rebel, yank." Si Nephilim tanpa malu-malu mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya.      

"Halah! Kalo itu mah bukan rebel lagi tapi rewel!" Andrea mencubit gemas hidung mancung suaminya. Dante terbahak tidak menampik selorohan dari sang istri.      

Tidak butuh waktu lama bagi keduanya sudah berada di atas sofa dengan posisi sangat jelas bahwa mereka sedang bercinta. Tanpa dihalangi oleh satupun kain di tubuh keduanya, tampak murni dan utuh bagai bayi, tapi ini justru kegiatan yang bisa menciptakan bayi.      

Sudah puluhan menit Andrea dan Dante saling memadukan suara erang dan desah mereka dalam sebuah harmonisasi indah, terutama ketika Dante kian mempercepat laju hentakan pusaka kebanggaan dia.      

Dante memang memiliki hasrat tinggi jika itu mengenai Andrea. Apalagi sang istri selalu terlihat memikat di mata dia. Mana bisa dia menahan libido jika kemolekan Andrea terus terpapar di depan mata? Padahal dulu semasa dia belum mengenal Nyonya Cambion, Nephilim satu ini terkenal akan aura dingin dengan sikap apatis dia ke semua orang.      

Bahkan Revka pun harus bergelut dan kayang salto melakukan segala cara untuk memikat Dante, pada dulunya. Ahh, sudahlah, tak perlu mengingat-ingat masa-masa itu, nanti Andrea bisa memunculkan rasa cemburu dia kembali.      

Saat ini sudah terjadi beberapa babak dalam adegan intim tersebut. Dante seolah meluapkan segala hasrat dia pada sang istri. Bagai dia sudah lama tidak menjamah Andrea. Padahal, nanti malam pun, mereka bisa mengulang lagi adegan barusan.      

Tuan Nephilim memang bucin maniak pada Andrea. Oke, tidak masalah. Mereka suami dan istri, dan itu tentu bagus untuk kelanggengan hubungan mereka, agar penuh bara dan hasrat asmara.      

.     

.     

Lebih baik tinggalkan sejenak kegiatan asik antara Dante dan Andrea.      

Kini bisa beralih ke Ivy yang terus ditempel oleh Gavin di sekolah. Mereka memang bersekolah di SMP yang sama. Ivy kelas 1, sedangkan Gavin kelas 3. Kapanpun ada kesempatan, Gavin selalu menempel pada sang pujaan. Sungguh mister bucin yang berdedikasi.      

Awalnya, Ivy senang-senang saja karena memiliki pengemar berat. Yah, dia hanya menganggap Gavin sebagai penggemar berat saja, tidak lebih dari itu. Dan kini, Ivy mulai agak jengah akan kelakuan Gavin yang dinilai olehnya terlalu berlebihan.      

Saban jam istirahat, Gavin selalu mencari dia. Mana bisa Ivy bersembunyi? Gavin bisa melacak Ivy dari bau sang gadis, meski kekuatan pelacak milik Gavin hanya kecil dan hanya mampu melacak radius puluhan meter saja, namun itu sudah cukup jika mereka masih berada di area sekolah.      

Ivy mulai terganggu akan sikap Gavin. Ia beberapa kali menghardik Gavin agar menjauh. Itu karena, dia tidak bisa menghasilkan banyak penggemar lainnya jika Gavin terus berada di dekatnya. Para lelaki di sekolahnya agak takut pada Gavin, apalagi dia merupakan senior karena sudah kelas 3. Di samping itu pula, Gavin tergolong nekat dan berani pukul jika memang ada yang dirasa keterlaluan dalam mendekati Ivy.      

Bagaimana Ivy bisa menaikkan jumlah fans dia jika Gavin bersikap ala suami yang over-protektif pada istrinya begitu?! Yah, mereka memang bukan suami istri, dan itulah yang membuat Ivy makin kesal serta jengah.      

Ivy merasa dia bukan istri Gavin. Jangankan istri, pacar pun bukan! Sementara itu, banyak teman-teman sekolah dia selalu berprasangka bahwa Gavin adalah pacar Ivy, padahal bukan!     

Sang putri vampir tidak bisa melulu memberitahukan pada semua orang bahwa dia dan Gavin tidak saling berpacaran untuk menangkis gosip-gosip mengenai mereka, terlebih dikarenakan tabiat Ivy yang pendiam dan tidak banyak bicara pada siapapun, orang semakin yakin kalau Gavin pacar Ivy.      

Gavin selalu membuntuti Ivy, selalu mendatangi kelas Ivy setiap jam istirahat, selalu menatap tajam jika ada lelaki lain yang ingin mendekat ke Ivy entah untuk bicara mengenai pelajaran atau hanya sekedar bertanya biasa.      

Itu menjadikan Ivy jengah! Memiliki penggemar berat seperti Gavin ternyata tidak menyenangkan bagi Ivy. Awalnya dia bangga dan menikmati pemujaan yang dilakukan putra sulung Kenzo. Namun, kian lama, tingkah Gavin kian tidak terkendali dalam mengekang Ivy.      

"Ivy, jangan dekat-dekat dia, kudengar dia itu biasa mempermainkan perempuan!" Gavin pernah berkata seperti itu ketika Ivy baru saja diajak bicara seorang anak lelaki kelas 2.     

"Ivy-hime, jangan makan roti yang itu, kurang bergizi. Ini, aku sudah belikan roti yang lebih lezat dan bergizi untukmu ..." Ini ketika Gavin melihat Ivy membeli sebuah roti di kantin sekolah dan dia merasa itu kurang bagus untuk sang pujaan hati.      

"Hime-ku yang cantik, hati-hati dengan pak guru yang itu, dia dikabarkan sudah pernah menghamili salah satu murid perempuan di sini." Ini ketika Gavin mengetahui bahwa kelas Ivy diajar oleh salah satu guru yang disebutkan Gavin. Padahal, jika memang guru tersebut pernah menghamili salah satu siswi sekolah itu, sudah pasti si guru tidak akan dipertahankan mengajar di sekolah tersebut, kan? Gavin rupanya termakan hoax. Yah, hoax yang kejam.      

"Ivy-ku cantik ... jangan lupa kalau naik tangga yang sebelah selatan sana, kau harus memegangi rokmu agar tidak diintip beberapa begundal kelas 3 yang memang terbiasa berdiri bergerombol di bawah tangga menunggu para siswi naik tangga." Ini juga diucapkan Gavin karena khawatir Ivy melewati tangga selatan tadi.      

"Hime, sini aku bawakan barang-barangmu. Itu pasti berat." Ini ketika Gavin melihat Ivy sedang membawa prakarya dia ke sekolah. Nah, kalau yang begini, Ivy sangat suka dan tidak keberatan. Tapi jika yang lain-lainnya tadi, dia tidak mau.      

Seperti ketika di jam istirahat kedua ketika Ivy hendak memilih sebuah roti yang dia inginkan, Gavin tiba-tiba saja merenggut roti itu dari tangan Ivy dan mengganti dengan roti lain yang dia pilihkan. "Ini saja, hime-chan. Ini lebih bergizi dan enak, loh!" Gavin menyodorkan roti itu ke Ivy.      

Plakk!      

Ivy menampar tangan Gavin dengan muka sudah memerah karena marah. "Aku ini bukan pacarmu! Apalagi istrimu! Jadi berhenti mengaturku dan berhenti mengikuti aku! Dasar bawahan tak tau diri!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.