Devil's Fruit (21+)

Kau Juga Tinggal di Sini?



Kau Juga Tinggal di Sini?

4Fruit 891: Kau Juga Tinggal di Sini?     
3

Misteri dari pertanyaan di benak Jovano pun terjawab ketika esok lusanya dia datang ke apartemen Nadin dan ada 3 gadis lainnya di sana yang menunggu bersama Nadin. Itu adalah gadis-gadis yang satu apartemen dengan Nadin.     

"Jov, mereka juga ingin ikut ke pameran. Tidak apa-apa, kan?" Nadin bertanya ketika Jovano sudah muncul di apartemennya.     

Meski ingin berkata dia keberatan jika acara kencan ini harus diganggu banyak orang, tapi Jovano hanya bisa berkata, "Tentu saja tidak apa-apa. Ayo, kita berangkat!" Ia sunggingkan senyumnya ke Nadin.      

"Wuaahh! Asik sekali bisa jalan-jalan dengan mobil keren!" Salah satu gadis berseru senang ketika melihat mobil Jovano.      

"Wow! Ini benar-benar jeep yang gagah! Aku duduk di depan, yah!" Gadis lain pun segera masuk ke area depan, di sebelah Jovano.      

Sang pangeran muda hanya bisa menelan ludah kecewa ketika melihat gadis itu seenaknya saja menyelonong masuk ke jok navigator. Apalagi itu adalah gadis yang dulu dia pergoki sedang onani saat Jovano mengintip apartemen Nadin. Ya ampun! Dan kini mereka harus bersebelahan!     

Tuan muda Jovano, tabahkan hatimu, jangan goyah, dan jangan mengingat bayangan saat gadis itu melakukan ehem malam itu.     

Nadin terlihat tidak masalah sama sekali ketika teman satu apartemen dia menyerobot duduk di depan dengan Jovano. Ia tertawa-tawa riang dengan dua gadis lainnya di jok belakang.      

Jovano pun meluncurkan mobil ke Shibuya, ke suatu destinasi tempat pameran doujinshi berada.      

Untung saja perjalanan tidak memakan waktu lama. Tidak sampai setengah jam, mereka sudah tiba di destinasi. Jovano menurunkan para gadis terlebih dahulu dan kemudian dia mulai mencari tempat parkir dan menyusul para gadis.      

Nadin mengulum senyum sambil berjalan di sisi Jovano. "Kau tidak marah kan karena aku mengajak teman-teman apartemenku?" tanyanya sambil melirik ke Jovano.      

Pangeran muda nan tampan itu membalas lirikan Nadin sembari menjawab, "Mana mungkin itu menjadi sebuah masalah? Tentu saja aku tidak marah. Yang penting kau ikut." Jovano mengirimkan sinyal dalam kalimatnya, entah apakah Nadin menyadari itu atau tidak.      

Lantas, keduanya pun selalu berjalan bersama-sama saling beriringan, sedangkan tiga gadis lainnya sudah menyebar sendiri dan akan berkumpul di sebuah spot nantinya. Ini sangat melegakan bagi Jovano karena dia tidak akan diganggu di tempat ini.      

Keduanya bagaikan sedang berkencan sungguhan karena berjalan berduaan saja dan terlihat seperti pasangan kekasih. Duh, angan sang pangeran muda pun melambung tinggi.      

Mereka saling melihat doujinshi satu ke doujinshi lainnya. Nadin benar-benar membeli beberapa judul doujinshi yaoi seperti rencananya. Jovano hanya diam berdiri di samping gadis itu ketika Nadin sedang memilih.      

Ketika mereka tiba di salah satu stand yang menjual doujinshi yuri, Nadin bertanya ke Jovano, "Kau tidak ingin beli yang itu, Jov?"     

Jovano melirik doujinshi bersampul dua wanita saling memeluk intim. "Ohh, aku kurang menikmati jika berupa bacaan."     

"Aha ha ha, Jov, kau ternyata sangat mesum!" goda Nadin.      

"Ehh? Kok mesum?" heran Jovano.     

"Iya, kau tidak puas kalau hanya bentuk bacaan, itu artinya kau lebih suka menonton film yuri, iya kan? Ha ha ha!" Nadin makin mengolok-olok Jovano dengan wajah riangnya.      

Duh, rasanya Jovano ingin menangkup pipi mulus itu dan melabuhkan kecupan bertubi-tubi pada bibir Nadin yang merah muda alami meski tanpa polesan liptik berlebihan. Dia justru teringat lekuk tubuh indah sang gadis, apalagi ketika Nadin sedang menungging secara provokatif waktu itu.      

Ohh, damn! Jangan bangkit! Jangan bangkit, wahai tuan kecil! Jovano berdoa sambil berusaha tenangkan pusaka muda dia.      

Keduanya pun melanjutkan langkah dan Nadin masih membeli beberapa doujinshi normal lainnya. Kali ini Jovano bersikeras membayar alias mentraktir si gadis. Ini menyangkut harga diri seorang lelaki. Mana mungkin Jovano diam saja melihat gadisnya beli ini itu ketika mereka sedang berkencan?     

Meski di budaya masyarakat Jepang, ketika kencan, mereka akan membayar sendiri-sendiri semua yang mereka pilih, entah itu makanan, minuman, atau benda apapun.      

Tapi Jovano tidak bisa seperti itu. Harga diri lelaki dia berontak. Toh dia sudah memiliki penghasilan sendiri, jadi rasanya ini bukan disebut uang dari orang tua. Jika remaja lainnya berkencan masih menggunakan uang orang tua mereka, Jovano berbeda.      

Pangeran muda patut berbangga dengan itu.      

Setelah berjalan berputar-putar ke sana dan ke sini, akhirnya setelah dua jam lebih, mereka pun berkumpul dan memutuskan pulang. Kali ini, Jovano beruntung karena Nadin mengambil tindakan untuk duduk di jok depan, di sebelah Jovano.      

Mungkin gadis itu merasa tidak enak karena Jovano sudah membantu membelikan setengah dari semua doujinshi dia kali ini. Ketiga teman Nadin juga tidak keberatan gadis kepala merah muda itu duduk di depan sana.      

Hati Jovano seketika dipenuhi berbagai bunga indah menyesaki di sana. Bahkan ketika dia sudah menurunkan Nadin dan teman-teman apartemen dia dan mereka masuk ke dalam apartemen, Jovano masih saja sunggingkan senyum bahagia dia.     

Ini sebuah pencapaian yang bagus dalam perjuangan dia. Respon Nadin selama ini padanya juga tidak mengecewakan, meski terkadang Jovano gemas karena Nadin terlihat santai saja meski Jovano sudah jungkir balik memberikan sinyal khusus pada si gadis.      

Tak apa, tak apa, Jovano sudah sangat bersyukur bahwa tanggapan Nadin padanya selama ini selalu positif. Bukan tanggapan pasif. Artinya, dia masih memiliki kesempatan besar untuk memikat hati sang gadis kepala merah muda itu. Semua hanya tinggal menunggu waktu dan butuh kesabaran Jovano lebih banyak lagi.      

-0-0-0-0-     

Hari ini, Jovano ada kuliah pagi hingga sore. Dia seperti biasa, pergi kuliah dengan bermobil dan menjalani harinya dengan ceria sambil memikirkan Nadin. Galeri di ponsel dia penuh akan foto-foto Nadin yang dia "culik" dari instagramm Nadin. Fesbuk Nadin juga ada, namun tidak begitu aktif.      

Oleh karena itu, Jovano lebih banyak mengulik Nadin di instagramm saja ketimbang di fesbuk. Dia juga menemukan twitty Nadin, namun itu juga tidak begitu aktif.      

Dan setelah sore itu selesai dengan semua kegiatan di kampus, Jovano pun pulang dengan terus bersiul-siul riang di sepanjang jalan. Kemacetan bukan hal untuk menghalangi kebahagiaan dia.      

Jovano bertanya ke salah satu teman dia yang mendalami dunia cosplay, kapan akan ada festival cosplay selanjutnya. Si teman memberikan informasi bahwa dalam satu minggu lagi akan ada kontes cosplay original character di daerah Akihabara.      

Mengingat mengenai cosplay original character, membuat Jovano teringat akan adiknya, Ivy, yang hobi dengan cosplay jenis itu. Dan ini adalah kontes. Apakah Ivy akan ikut? Coba nanti dia tanyakan pada si adik.      

Apakah Nadin juga akan ikut kontes itu andai dia memberikan informasi itu nanti? Seperti yang ia lihat pada instagramm Nadin, gadis itu juga terkadang ber-cosplay original character. Mungkin nanti akan dia tanyakan saja ke orangnya.      

Jovano tiba di mansion dan melangkah masuk meski mobil masih dia parkir di carport. Ia melangkah masuk. "Ehh?!" Dia tercengang ketika sedang berjalan di lorong lantai dua hendak ke kamarnya, dan gadis impiannya muncul di sana. Apakah dia bermimpi.      

"Hai, Jov! Kau juga tinggal di sini?" tanya Nadin.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.