Devil's Fruit (21+)

Kontes Cosplay di Akihabara



Kontes Cosplay di Akihabara

0Fruit 896: Kontes Cosplay di Akihabara     
4

Tidak terasa, waktu untuk hari kompetisi cosplay OC di Akihabara yang diikuti Ivy dan Nadin pun tiba. Dari pihak Adora, hanya ada sedikit saja yang maju berlomba di sana. Hanya Ivy dan 5 orang lainnya, karena ber-cosplay Original Character (OC) lebih susah ketimbang cosplay biasa, karena jika cosplay menggunakan karakter anime, mereka tidak perlu pusing-pusing memikirkan detil ini dan itu karena tinggal mencontoh dari animenya saja.     

Sedangkan jika ber-cosplay menggunakan Original Character, terlihat mudah tapi sebenarnya susah, apalagi jika diikutkan kompetisi, OC harus memiliki perbedaan dengan yang lain, harus memiliki originalitas dan dituntut kreativitas tinggi agar terlihat menarik.      

Untuk kompetisi cosplay Original Character ini, Andrea sudah menyediakan mobil jenis elf yang cukup besar dan bisa menampung orang hingga 10 jika terpaksa. Namun, dia juga mengeluarkan mobil pribadinya.      

Sudah pasti Jovano juga mengeluarkan mobilnya, dan Ivy lebih memilih berada di mobil sang kakak. Gavin juga ikut acara itu dan dia sudah memiliki Original Character ciptaannya dan yakin OC dia tidak kalah keren dengan OC peserta lain.      

Karena Ivy ada di mobil Jovano, tentu saja Gavin turut di mobil itu meski berbeda bagian tempat duduk. Ivy sudah pasti ada di depan bersama Jovano. Sedangkan 9 peserta dari Adora lainnya ada di mobil elf dan mobil Andrea jenis SUV.      

Fotografer dan penata rias juga telah disiapkan ikut serta.      

"Ini kita jemput Nadin dulu, ya sweetie ..." tanya Jovano penuh harap namun cemas jika Ivy masih marah mengenai Nadin dan tidak membolehkan Nadin ikut. Duh, bisa menangis darah dia nanti.      

"Hm." Ivy memberikan gumaman sebagai jawaban. Hal demikian membuat Jovano tersenyum senang. Ia tau jika adiknya menjawab dengan gumaman begitu, artinya Ivy setuju-setuju saja. Sungguh melegakan.      

Ketika Andrea melihat mobil putra sulungnya meluncur ke arah lain, ia buru-buru mengirim telepati ke sang putra, "Jo, kok ke arah sana? Itu kan bukan arah Akihabara."     

"Aku jemput teman Ivy dulu, Mom," jawab Jovano melalui telepati juga.      

"Siapa?" tanya Andrea ingin tau.      

"Um ... Nadin, Mom." Terpaksa Jovano menyebut nama itu pada ibunya.      

"Ohh, bilang aja gebetan kamu, ngapain pake dibilang temannya Ivy, halah!" sindir Andrea pada sang putra sulung.      

Jovano terkekeh dan dia pun fokus lagi pada jalanan dan mempercepat laju mobilnya agar bisa lekas bertemu dengan wanita pujaan dia.      

Sesampainya di apartemen Nadin, gadis itu sudah mengenakan semua dandanan Original Character dia dan membuat Jovano menahan napas selama beberapa menit karena Nadin ... LUAR BIASA SEKSI ... di mata Jovano.      

Belahan dada gadis itu tampak mengundang dan pahanya yang dibalut stoking sobek-sobek juga makin menampilkan sisi sensual kaki jenjang sang gadis. Ohh, rasanya Jovano ingin menculik dan menyembunyikan gadis itu jauh-jauh dari khalayak agar orang lain tidak bisa memandang keindahan tubuh Nadin.      

Tuh, kan ... tuh, kan ... bucinnya sudah kambuh lagi ....      

"Halo ..." sapa Gavin ramah pada Nadin. "Teman Ivy, yah?" ucapnya basa basi ketika Nadin naik ke mobil dan duduk di sebelah Gavin.      

"Iya, benar! Aku Nadin, apa kabar?" Nadin dengan ramah pula menjawab ke Gavin.      

"Hai, aku Gavin. Apa kau bukan orang Jepang asli?" tanya Gavin tanpa ragu-ragu.      

"Ha ha ha, iya, aku memang bukan orang Jepang asli. Darimana kau tau? Apakah aku terlalu kentara tidak memiliki wajah gadis Jepang?" Nadin malah mengobrol asik dengan Gavin di jok belakang.      

Jovano merasa cemburu dan rasanya ingin sekali bertukar tempat dengan Gavin. Dia saja tidak tau menahu jika Nadin bukan orang Jepang asli! Dan Gavin mendapatkan informasi itu hanya dalam beberapa menit setelah bertemu si gadis kepala merah muda itu!      

Hm ... sepertinya sang pangeran muda ini harus meningkatkan kecakapan mengobrol dia di depan Nadin. Itu karena, Jovano sering merasa kikuk jika mereka sedang mengobrol di telepon dan kadang dia hanya menanyakan hal seputar anime dan manga saja.     

Dan Jovano kalah dengan Gavin. Dia kalah cepat dari sang sahabat masa kecil. Tidak, dia tidak marah pada Gavin, hanya kesal pada diri sendiri kenapa tidak pernah berani menanyakan hal-hal personal begitu ke Nadin sebelumnya?      

Jovano mengira bahwa menanyakan seperti asal usul dan latar belakang seseorang itu suatu hal yang sensitif di masyarakat Jepang. Dan memang demikian. Oleh karena menjaga kesopanan, Jovano tidak pernah menanyakan hal-hal personal pada Nadin.      

Tidak terasa, mobil telah sampai di destinasi. Mereka masuk ke sebuah gedung besar yang juga terdapat banyak pernak-pernik anime dan game. Sedangkan kontes cosplay Original Character berada di lantai tertinggi, di sebuah hall khusus yang luas.      

Di sepanjang lorong lantai teratas sudah dipenuhi dengan orang-orang yang berjualan macam-macam aksesoris anime buatan sendiri seperti gantungan kunci tokoh mode chibi agar tidak terkena copyright pemilik asli animenya, dan ada juga yang berjualan wig atau perlengkapan untuk menunjang kegiatan ber-cosplay lainnya.      

Setelah Jovano membimbing rombongan kecilnya untuk daftar ulang tiga bocah yang dia kawal, mereka masing-masing mendapatkan nomor urut dan hanya tinggal menunggu dipanggil untuk tampil di panggung dan memperagakan atau menjelaskan mengenai Original Character mereka nantinya.      

"Ayo kita duduk dulu sambil nunggu." Jovano mengajak ketiga bocah itu untuk duduk di depan panggung.      

"Oke." Nadin menyahut dan berjalan sambil menggandeng tangan Ivy tanpa ragu. Sepertinya hanya Nadin saja yang sangat berani memperlakukan Ivy seperti itu. Bagai tidak ada beban sama sekali. Apakah karena gadis itu tidak tau apabila Ivy adalah vampir? Coba kalau dia tau ... apakah masih berani bersikap akrab dengan Ivy?     

Ketika tujuh menit usai henyakkan pantat di kursi yang disediakan, Jovano melihat sang ibu dan melambai untuk mengabarkan bahwa dia sudah ada di gedung ini. Ibunya pun mendekati Jovano.     

Andrea bertanya ke mereka, "Sudah daftar ulang?"     

"Sudah, Mom."     

"Sudah, Tante."     

"Sudah, Aunty."     

Semua menjawab kecuali Ivy yang masih bersikap acuh tak acuh pada Andrea.      

Nyonya Cambion hanya melirik saja ke putri sulungnya, sudah paham akan kelakuan Ivy yang begitu padanya. "Mama bawa roti dan susu ama jus dingin. Kalian mau?" Andrea mengeluarkan benda yang dia sebutkan dari kantung plastik yang dia bawa.      

"Terima kasih, Aunty."     

"Terima kasih, Tante."      

Gavin dan Nadin sama-sama mengambil roti dan minuman dingin yang ditawarkan Andrea. Lalu, Nyonya Cambion menoleh ke putri sulungnya, "Ivy sayank, kau tidak mau?"     

"Nanti lipstikku hilang." Itu saja jawaban dari Ivy sambil terus menatap ke panggung.      

Mendengar jawaban singkat dan tampak diucapkan malas-malasan, Andrea hanya bisa menyeru dalam hatinya, "Sabar, ini ujian ... sabaaarrrr ....!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.