Devil's Fruit (21+)

Merayakan Keberhasilan



Merayakan Keberhasilan

3Fruit 904: Merayakan Keberhasilan      1

Acara malam itu ... sukses!     

Andrea luar biasa gembira. Dia memeluk satu demi satu anak-anak Adora yang baru saja tampil dan mengucapkan selamat juga terima kasih atas kerja keras mereka semua.     

"Hebat! Kalian semua tadi hebat sekali, loh! Aku sampai menangis saking terharu melihat aksi keren kalian!" Andrea tak henti-hentinya memuji para anggota Adora yang kini sudah berada di ruangan khusus untuk para dancer.      

"Benarkah sehebat itu, Andrea-san?" Salah satu dari mereka bertanya.     

"Tentu saja! Aku yakin karir menari kalian akan melambung setelah ini. Akan ada banyak artis yang pasti ingin menjadikan kalian penari latarnya." Andrea menatap penuh bangga kepada orang enam tersebut.      

"Syukurlah kalau memang penampilan kami tadi memuaskan. Padahal aku tadi sempat tidak percaya diri loh! Ha ha ha!"     

"Jangan sok merendah, Byulhae. Tadi kau yang paling bersemangat sampai sepertinya aku kesilauan melihatmu!" goda Amarita Rinko pada Han Byulhae.     

"Yah! Tadi sepertinya aku mengira Byulhae sedang menelan lampu neon sampai dia bisa begitu terang menyilaukan." Kaneki Ryuji ikut-ikutan menggoda Han Byulhae.      

"Haisshh! Kalian ini sangat jelas sedang meledekku, iya kan?" Han Byulhae menatap curiga ke Amarita Rinko dan Kaneki Ryuji. "Mentang-mentang kalian lagi mabuk cinta, sampai sekompak itu menggoda aku, yah!"     

"Eeii ... apa-apaan, sih?" Amarita Rinko mulai merona malu. Sedangkan Kaneki Ryuji malah tertawa sambil merangkul bahu kekasih barunya. Amarita Rinko menusuk pinggang sang pria menggunakan telunjuknya.      

Andrea bahagia melihat keakraban mereka. "Ya sudah, sana kalian semua ganti baju, nanti aku akan antarkan kalian satu demi satu sampai rumah kalian."     

"Andrea-san, apa kau tidak ingin mentraktir kami makan?" Kaneki Ryuji tanpa malu-malu memintanya. Yang lain langsung memelototi dia.      

"Dasar Ryuji tak tau malu!"     

"Ryuji muka badak. Jangan ambil kesempatan untuk makan gratis, yah!"     

Andrea terbahak melihat Kaneki Ryuji di serang rekan-rekan dancer-nya. "Ha ha ha, sebenarnya aku ingin menjamu kalian makan enak besok, sih! Karena aku pikir jika makan malam ini juga, ini sudah terlalu larut."     

"Kelab malam buka sampai pagi, Andrea-san." Kaneki Ryuji tak mau menyerah.      

"Ya ampun, Ryuji!" Yang lain gemas dan menampar lengan Kaneki Ryuji. Pria muda itu tertawa-tawa.     

"Tidak, tidak, aku tidak ingin kalian sering datang ke tempat seperti itu." Andrea secara serius berkata. "Kuharap kalian tidak mendatangi tempat semacam itu, karena itu tidak baik bagi kalian. Yah, apabila sesekali waktu saja sih tidak apa-apa."     

"Iya, Andrea-san, aku tadi hanya bercanda, kok. He he ..." Kaneki Ryuji menggaruk belakang kepalanya. "Besok juga tidak apa-apa, Andrea-san."     

"Tunggu sebentar, aku akan melihat apakah Joglo Fiesta aku bisa diperpanjang waktunya malam ini khusus untuk kalian." Andrea segera menghubungi Shiro sebagai manajer Joglo Fiesta dan menanyakan mengenai itu. "Oke, bisa!"      

"YASS!!!" Mereka saling bersorak senang.      

Andrea pun keluar dari ruangan itu untuk memberi mereka kesempatan ganti baju dulu sebelum nanti akan berkumpul lagi untuk acara makan-makan di Joglo Fiesta.      

Sesudah keluar dari ruangan itu tadi, Andrea berjalan dan dia seperti melihat kelebat bayangan yang dia kenal. Ivy? Dia baru dari mana tadi? Ia segera bergerak cepat mengejar sang putri sulung. "Ivy? Ivy, tunggu!"     

Ivy yang sedang berjalan pun mulai berhenti dan membalikkan tubuh ke arah ibunya. "Ada apa?"     

"Kau dari mana, Ivy?" tanya Andrea agak curiga.     

"Cari vending machine." Ivy menyebut tentang mesin minuman.      

"Kau haus?" tanya Andrea.      

Ivy mengangguk tanpa kata.      

"Ayo, Mama carikan untukmu." Ia pun menggiring anak gadisnya untuk bersama-sama mencari vending machine. Bertanya sebentar ke staff DRH, akhirnya mereka menemukan mesin itu dan Ivy menekan tombol salah satu minuman dan tak lama ... minuman itu turun dan bisa diambil olehnya.      

Hanya sebotol kecil susu stroberi.      

Andrea dan Ivy kembali ke tempat ruangan rombongan dia berada.      

"Wah, ternyata Ivy keluar ruangan, yah? Aku sampai tak sadar, Mom!" Jovano merasa kecolongan karena Ivy tidak ketahuan keluar dari ruangan itu.      

"Kau ini ..." Nyonya Cambion hanya memutar bola matanya ke Jovano. "Jaga adikmu yang benar, jangan melamunin gebetan melulu."     

"Halah, Mom!" Jovano meraih bahu Ivy dan tersenyum. "Kau tidak nakal, kan sweetie?"     

Ivy menggeleng sambil membalas senyum kakaknya. "Tidak, kok!"     

"Good girl ..." Jovano mengacungkan ibu jarinya.      

Malam itu, sesuai rencana, rombongan Andrea beserta keenam dancer pergi bersama-sama ke Joglo Fiesta. Shiro sudah menelepon salah satu anak buahnya untuk membuka pintu gerbang restoran tersebut dan menghadirkan para pelayan iblis mereka.      

Jika sang bos sudah bertitah, mana mungkin anak buah berani protes?     

Maka, malam itu suasana perayaan untuk enam dancer di Joglo Fiesta berlangsung meriah. Mereka semua saling mengakrabkan diri satu sama lain. Hanya Revka dan bocah kecil dia yang tidak ikut. Dia menitipkan 3 anaknya ke Andrea.      

"Zevo, Shona, Xavea ... ikut emaknya Jo, yah! Mami ada urusan ma Papi." Revka berpesan ke 3 anaknya dan pergi membawa Romanov.      

Di Joglo Fiesta, semua saling melebur dalam obrolan asik. Enam dancer yang tadinya merasa canggung karena ada rombongan keluarga Andrea, kini mereka bisa beradaptasi dan bergaul akrab dengan semuanya.      

Para pelayan terus mengeluarkan hidangan-hidangan enak dari dalam lemari copy and paste, sementara chef iblis berlagak sibuk membunyikan pisau dan perkakas apapun di dapur agar terkesan sedang memasak.      

Ketika tiba waktunya pulang, Andrea menghadiahi masing-masing dari 6 dancer itu sebotol Orbtho Mango Moscato, produk andalan dari restoran Schubert.      

"Apa ini, Nyonya Andrea?" tanya Yukino Shuu. Ia hanya melihat adanya botol kaca dengan cairan berwarna kekuningan.      

"Apa kau tak bisa membaca, heh? Itu ada tulisannya, Orbtho Mango Moscato." Kaneki Ryuji menampar lengan Yukino Shuu. "Omong-omong Orbtho Mango Moscato ini apa, Andrea-san?"     

"Huu ... kau sendiri saja tak tau ini apa." Yukino Shuu balas menampar lengan Kaneki Ryuji. Lelaki itu hanya terkekeh.      

"Itu bisa disebut ... mango wine. Fermentasi dari buah mangga dan anggur Moscato." Andrea menjelaskan secara pendek.      

"Tunggu dulu, jangan katakan ini ... produk andalan restoran Schubert?" Miyano Mira ragu-ragu berucap.     

"Ha ha ha, memang iya!" Kuro menyahut. "Itu enak sekali! Aku suka, sangat suka!"      

"Kuro-chan, apa kita akan mabuk jika minum ini?" tanya Choi Yoohan.      

Kuro seolah berpikir sejenak sambil taruh ujung telunjuk pada dagunya dan mengetukkannya di sana. "Umm ... aku tak tau jika kalian, tapi aku tidak pernah mabuk minum sebanyak apapun."     

"Hee ... Kuro-chan kuat minum ternyata!" Kaneki Ryuji menatap kagum ke Kuro.      

"Rambut putih jelek itu juga kuat minum, kok!" Kuro menunjuk ke Shiro.      

Akhirnya, malam itu, semua dancer dipulangkan ke rumah masing-masing oleh Andrea dan rombongannya.      

-0-0-0-0-     

Keesokan harinya, ada berita menggemparkan. Deandra kehilangan kemampuan bernyanyinya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.