Devil's Fruit (21+)

Kecurigaan Pada Suara



Kecurigaan Pada Suara

1Fruit 907: Kecurigaan Pada Suara     
0

Ada kejadian aneh di suatu pagi usai penyanyi muda terkenal Deandra tiba-tiba kehilangan kemampuan dia untuk bernyanyi. Itu terjadi begitu saja. Ketika dia terbangun di pagi hari dan hendak bersenandung di kamar mandi seperti yang biasa dia lakukan, seketika dia mendapati suaranya fals dan buruk.      

Berbagai dokter THT sudah dikunjungi dan mereka semua sepakat mengeluarkan hasil bahwa tenggorokan dan pita suara Deandra tidak bermasalah sama sekali. Semua dalam kondisi baik dan normal. Tidak terjadi adanya cidera.      

Bahkan salah satu dokter THT menyarankan Deandra mengambil cuti istirahat dulu karena dia berasumsi keanehan pada Deandra itu hanyalah karena si penyanyi muda kelelahan selama mempersiapkan album barunya.      

Bagi manajer Deandra, mungkin saja pendapat salah satu dokter THT tadi ada benarnya. Dia sangat tau betapa Deandra melakukan kerja keras untuk album barunya.      

Sementara itu, di tempat lain, ada Ivy yang secara ajaib bisa bernyanyi dengan sangat merdu. Bahkan ada salah satu siswi di sekolahnya curiga suara yang dia dengar di kamar kecil perempuan tempat Ivy sedang gunakan, adalah suara dari penyanyi muda terkenal Deandra.      

Meski ada kecurigaan tersebut, namun Ivy berhasil menjawab pertanyaan para kakak kelasnya dengan suara mantap, tidak gemetar, tidak pula mengedipkan mata meski sedang berbohong.      

Ketika Ivy sudah jauh dari para siswi kakak kelas, raut wajah dia berubah.      

Muncul senyum miring Ivy ketika mereka sudah pergi dari hadapannya. Lalu, Ivy pun berjalan gontai sembari bersenandung lirih sambil mulutnya tetap terkatup. Pagi ini dia bahagia, suaranya merdu dan enak ketika digunakan untuk bernyanyi.      

Mendengar suara merdu yang dia hasilkan dari mulutnya sendiri, Ivy terkekeh senang. Dia pun terus bersenandung pelan sepanjang hari di sekolah.      

Dia sengaja memelankan suaranya agar tidak menimbulkan kehebohan di antara semua murid sekolah tersebut. Ivy belum ingin setiap orang mengetahui suara merdu dia.      

Siangnya ketika Ivy sudah berada di mansion, dia kembali bersenandung riang nan lirih sambil dia menggambar sketsa desain seperti biasanya.      

Kini dia sudah memiliki dua jenis keahlian, menggambar dan menyanyi. Betapa hebatnya itu? Dua skill yang dia dapatkan bukan sejak lahir. Tapi, tidak masalah. Dia bisa melakukan apapun jika tau cara menggunakan kesempatan.      

Sambil menggambar, Ivy sekaligus kilas balik mengenai cara dia mendapatkan kedua skill itu.      

Untuk skill menggambar, itu berhasil dia dapatkan ketika dia menggigit salah satu murid paling pintar menggambar di sekolahnya.      

Menggigit?      

Ya, benar. Dengan cara menggigit korbannya. Lantas, apakah orang itu mati? Jawabnya, tidak.      

Rupanya Ivy memiliki kemampuan untuk mengendalikan apakah gigitannya bisa mematikan korban atau hanya menghisap kemampuan dan talenta terkuat sang korban.      

Seperti yang terjadi dengan teman sekolah dia, orang itu sangat pandai menggambar. Ivy ingin memiliki bakat menggambar. Maka, dengan trik cepat, dia mendatangi korbannya di malam hari dan menyelinap masuk ke kamar orang itu untuk menghisap talenta yang dimiliki oleh orang tersebut.      

Usai menggigit korbannya yang hanya ingin diambil talentanya, Ivy cukup menggunakan kekuatan healing dia sehingga pada korban tidak akan ditemukan adanya dua lubang yang jamak terlihat jika sudah digigit vampir.      

Seperti juga yang terjadi dengan Deandra. Gadis malang itu didatangi Ivy ketika Deandra sedang berada di kamar kecil gedung DRH.      

Karena Ivy bisa bergerak begitu cepat, gerakan dia tidak tertangkap kamera cctv. Ia berhasil menyelinap masuk ke kamar kecil dan menggigit leher Deandra tanpa membunuh penyanyi muda tersebut. Ivy hanya menyedot habis skill bernyanyi milik Deandra.      

Apakah Ivy bisa dikatakan kejam dengan perbuatan dia ini?      

Tentu saja. Bagaimana pun ditelaah berbagai sudut, perbuatan Ivy jelas salah. Dia merampas keahlian orang lain, membuat orang itu jadi kehilangan skill dan bisa jadi juga kehilangan mata pencaharian.      

Namun, jika ditanyakan pada Ivy, gadis itu pasti akan menjawab, "Kejam? Bagaimana mungkin aku ini kejam? Bukankah aku tidak membunuhnya? Dengan itu, harusnya orang tersebut bisa bernapas lega karena aku hanya mengambil skill dia, bukan nyawanya."      

Andaikan perbuatan Ivy ini diketahui ibu dan kakaknya, entah omelan macam apa yang akan dia terima nanti. Ehh, tapi dia kan tidak membunuh manusia, ya kan? Maka, harusnya tindakan dia tidak akan mendapatkan sanksi apapun. Benar, kan?      

Ayolah, Ivy sama sekali tidak melanggar janji dia pada sang kakak sebelumnya, kan?     

Dengan pemikiran tersebut, maka Ivy pun mulai bernyanyi lebih lantang sambil mencoba seberapa hebat suara milik Deandra. Dia merasakan hatinya menjadi riang gembira. Ternyata bisa bernyanyi merdu itu sangat membuat hati bahagia.     

Kiran, anak bungsu Shelly yang biasanya pulang di jam hampir bersamaan dengan Ivy, mendengarkan suara merdu Ivy dan merasa takjub. Dia berada di kamarnya dan suara lantang Ivy dia nikmati dari kamar sambil dia duduk santai di tempat tidur.      

Sedangkan Gavin yang juga sudah berada di rumah di jam sama dengan Ivy juga mendengar suara nyanyian merdu Ivy.      

Tapi, Gavin tidak seperti adiknya yang mendengarnya secara takjub. Dia malah heran karena Ivy bernyanyi persis seperti Deandra. Ya, dia kemarin juga ikut menghadiri acara perform stage Deandra dan masih jelas teringat suara gadis muda Deandra.      

Mirip seperti Ivy.      

Lagipula, sejak kapan Ivy jadi suka menyanyi? Selama belasan tahun Gavin hidup dan mengenal Ivy dengan baik, dia belum pernah sekalipun mendengar Ivy bernyanyi. Jangankan bernyanyi sampai lantang, bahkan berbicara saja menjadi sesuatu hal yang langka bagi Ivy.      

Tapi ini dia malah bernyanyi lantang dan suara merdu itu seolah-olah menggema di seluruh mansion.      

Meskipun Gavin menaruh curiga, tapi dia lekas tepis karena dia tidak yakin juga Ivy bisa melakukan sesuatu pada Deandra, jika memang itu adalah suara si biduanita remaja ternama.      

Gavin menutup insting dia rapat-rapat dan menganggap kecurigaan dia tidak berdasar dan itu berlebihan jika menuduh Ivy.      

Jika Gavin bisa tutup rapat logika dia dan juga kecurigaan dia, tidak demikian halnya dengan Kuro dan Shiro yang baru pulang dari Joglo Fiesta.      

Kuro terheran-heran mendengar Ivy menyanyi. Ehh, tapi benarkah itu Ivy? Bisa saja bocah lainnya.      

Maka, Kuro pun lekas naik ke lantai atas untuk masuk ke kamar Kiran. Dia buka dan ternyata Kiran sedang diam sambil mengetik di atas kasur.      

"Ada apa, Kak Kuro?" tanya Kiran ketika melihat Kuro sudah berada di ambang pintu yang dibuka.      

"O-ohh, tidak apa-apa, sih! Cuma aku kira itu yang bernyanyi adalah kamu, Ran."      

"Ahh, itu bukan aku, tapi Ivy, Kak."      

"Ivy? Jadi itu benar-benar suara Ivy. Hm." Kening Kuro berkerut. "Sepertinya aku kok pernah tau suara ini. Di mana, yah?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.