Devil's Fruit (21+)

Pertemuan Dengan Deandra



Pertemuan Dengan Deandra

1Fruit 914: Pertemuan Dengan Deandra      1

'Ya, waktu itu aku keluar dari ruangan dancer setelah memberi ucapan selamat ke mereka, dan aku melihat kelebatan Ivy di daerah itu. Aku langsung kejar dia dan dia beralasan mencari mesin minuman.'     

'Ohh, astaga ... pasti waktu itu! Tidak salah lagi, Ivy melakukan sesuatu pada Deandra waktu itu!'      

'Jangan buru-buru berspekulasi begitu, Kuro bodoh!'     

'Shiro, jangan mulai mengajakku ribut di sini sekarang, yah!'      

Kedua bocah hybrid itu saling berpandangan sengit.     

'Hei, hei, kalian! Ayo fokus ke topik bahasan saja!' Andrea lekas melerai sebelum taman belakang akan jadi kacau balau menjadi arena pertempuran Kuro dan Shiro.      

Dua hybrid pun saling mendengus dan mulai diam satu sama lain.      

'Oke, jadi apa yang kan kita lakukan jika memang ada kemungkinan Ivy mencuri suara Deandra?' Dante bertanya.      

'Kita harus yakin dulu apa yang dialami Deandra waktu itu. Benarkah itu ulah Ivy atau bukan. Kita tidak bisa menuduh sembarangan begitu saja, kan?' Jovano berusaha tetap netral.      

'Suara dia jelas-jelas sangat mirip suara Deandra, Jo!' seru Kuro dalam telepatinya.     

'Kita tetap harus menerapkan sistem asas praduga tak bersalah, Kak Kuro. Semua harus diteliti dengan baik dan jangan sampai salah.' Jovano menjawab Kuro.      

Kuro sendiri sudah tidak menyukai Ivy sejak ... entah sejak kapan. Pokoknya dia tidak suka bocah itu. Dia menganggap Ivy terlalu arogan dan seenaknya pada Andrea.      

'Baiklah, aku punya ide. Tapi ini juga harus melibatkan Djanh dan Revka.' Andrea buka suara mengenai idenya.     

'Bagaimana itu?'     

'Kita minta Djanh dan Revka untuk mengundang Deandra ke kantor mereka, dan nanti aku juga akan ada di sana. Aku akan menanyai Deandra mengenai apa yang terjadi malam itu di belakang panggung, apakah dia didatangi seseorang atau entah apa.' Andrea membeberkan idenya.      

Semua orang saling berpandangan dan tersenyum. Sepertinya mereka menyetujui rencana itu.      

-0-0-0-0-     

Sesuai yang direncanakan, Andrea menghubungi Pangeran Djanh dan Revka secara terpisah melalui telepon kantor di saat Ivy tidak sedang berada di Adora.      

"Mengundang Deandra?" tanya Pangeran Djanh di teleponnya. "Apakah putri Cambion mengetahui sesuatu mengenai suara Deandra?"     

Andrea mengutuk pangeran incubus itu dalam hatinya. Kenapa sih pangeran satu itu begitu cerdas dalam menyimpulkan sesuatu secara cepat? Pantas saja bisnis yang dipegang si pangeran lekas meroket dalam waktu singkat.     

"Ohh, emmhh ... aku hanya ingin bertanya-tanya sedikit ke Deandra, Djanh. Dan kalau aku yang mengundang dia kan kesannya aneh, siapa gue, gitu! Nah kalo kamu yang undang dia kan masih nyambung karena dia sempat kamu promosikan." Andrea memberikan kalimatnya.      

"Hmm, baiklah, Princess ... tunggu kabar dari aku, oke?"     

"Oke, Djanh. Thanks!"     

Andrea pun menelepon Revka agar si nyonya Nephilim tidak salah sangka jika nanti Pangeran Djanh bercerita ke istrinya bahwa Andrea menelepon dia. Kadang Revka terlalu cemburuan meski pada Andrea sekalipun.      

-0-0-0-0-     

Hari yang dinanti Andrea pun tiba ketika dia mendapatkan telepon dari Revka. "Oi, Cambion, Deandra udah setuju datang ke kantor Djanh. Kau ke sini saja langsung."     

"Emangnya lu udah ada di sono, Mpok?"     

"Ya udah lah, bego! Buruan! Deandra bakalan datang setengah jam lagi!" Lalu Revka menutup telepon tanpa menunggu jawaban dari Andrea.     

Andrea pun menelepon Dante, suaminya, dan berkata, "Aku bentar lagi mo ke kantornya Djanh. Dia udah ada di sana ma Revka. Bentar lagi Deandra datang ke sana. Kamu mau ikut?"     

"Boleh, sayank." Tuan Nephilim tidak menolak. Dia pun mengatakan pada sekretarisnya di kantor properti bahwa dia akan pergi dengan Andrea dan tak akan pulang ke kantor lagi hari itu.      

Mobil Dante segera meluncur ke Adora menemui sang istri di kantornya. "Sekarang?"     

"Oke. Sekarang." Andrea menyambar blazer dia untuk dipakai dan dikancingkan.      

"Mobil sendiri-sendiri?"     

"Kenapa?"     

"Aku sudah lama tidak semobil denganmu, yank ..." Mister bucin memberi kode manja.      

Andrea mendengus geli. "Oke, mobilmu." Ia pun memutuskan demikian. Sejak pekerjaan mereka berbeda dengan kantor terpisah cukup jauh juga, mereka memang jarang bermobil bersama, kecuali di akhir pekan. Itupun jika Andrea tidak disibukkan kegiatan Adora.      

Dua suami istri itu pun masuk ke mobil Dante dan meluncur cepat ke kantor DRH milik Pangeran Djanh. Setelah sampai, petugas DRH langsung menyambut kedatangan mereka dan segera membawa mereka ke ruangan si bos sesuai perintah Pangeran Djanh.     

Di ruangan tersebut, sudah ada Deandra dan manajernya, Nakajima Ryo.      

Karena Andrea dan Dante yang datang akhir dan bisa dikatakan terlambat, maka mereka berdua membungkuk sambil meminta maaf pada pasangan Pangeran Djanh - Revka, juga pada Deandra dan manajernya. "Maafkan atas keterlambatan kami berdua."     

Deandra mengenali Andrea sebagai orang yang mengepalai Adora dan 6 dancer dia datang dari Adora. "Andrea-san, konnichiwa."     

Andrea membalas dengan sapaan serupa ke Deandra. "Konnichiwa." Kini, jika dia berpikir mengenai putrinya yang apabila benar telah mencuri suara Deandra, entah bagaimana cara Ivy melakukannya, sang Cambion merasa sangat bersalah ke gadis malang yang kini tidak bisa bernyanyi lagi.      

Bayangan bahwa salah satu anaknya melakukan hal kejam seperti itu pada orang lain, itu bukan hal menyenangkan bagi seorang ibu. Memikirkan salah satu anaknya ternyata menghancurkan kehidupan orang lain, bukanlah sesuatu yang menimbulkan rasa nyaman bagi seorang ibu yang normal.     

Di mata Andrea sejak mengenal Deandra, gadis itu sangat ramah dan tidak sombong meski sudah menjadi superstar dari muda. Yah, semoga saja bukan Ivy pelakunya. Andrea terus mengharap seperti itu di benaknya.      

"Maaf, bolehkah tau kenapa ada pemilik Adora dan ..." Nakajima Ryo menatap ke Dante. Dia sama sekali tidak mengenal Tuan Nephilim sebelumnya. Dan dari awal kedatangan mereka pun Dante belum memperkenalkan diri, padahal kebiasaan orang Jepang selalu memperkenalkan dirinya pada orang lain sebagai suatu kepantasan. Apalagi ini sebuah pertemuan dalam lingkup pribadi.     

"Saya suami dari Andrea, pemilik Adora." Dante memperkenalkan diri secara sopan dengan menundukkan kepala pada Nakajima Ryo.      

"Dia sepupu saya, Nakajima-san." Revka menambahkan agar Dante memiliki nilai lebih di mata manajer Deandra.      

"Ohh, ya, ya, silahkan." Nakajima Ryo langsung merasa santai. Dia sedikit tidak nyaman jika ada orang asing dalam pertemuan ini. Tadinya dia sempat menolak ide mengenai pertemuan ini. Namun, karena Deandra ingat bahwa DRH dan pemiliknya adalah orang yang baik dan menyenangkan, maka mereka bersedia datang.      

"Deandra, bagaimana kabarmu?" tanya Pangeran Djanh ke Deandra yang tampak kuyu dan lelah. Dia sungguh tidak menyangka karir Deandra akan hancur begitu singkat. Bahkan dia sangat menyayangkan karena sang artis tidak jadi memberikan keuntungan pada televisinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.