Devil's Fruit (21+)

Solusi Bagi Deandra



Solusi Bagi Deandra

2Fruit 916: Solusi Bagi Deandra     
4

Deandra dipanggil ke kantor Pangeran Djanh di gedung DRH dan Andrea melakukan semacam hipnotis menggunakan kekuatan pengendali pikiran dia yang dinamai Razum.     

Namun, ternyata di tengah-tengah upaya menanyai Deandra, gadis itu malah seperti kesakitan ketika diminta mengingat suatu detil kejadian.      

Pangeran Incubus Djanh segera mengambil alih dan memberikan hipnotis ala dia menggunakan metode berbeda pada Deandra dan membuat si gadis lebih nyaman karena seakan dibawa ke sebuah taman asri dan indah penuh bunga dan juga ada kucing kecil ilusi yang digunakan Pangeran Djanh untuk mengorek informasi dari si penyanyi.      

Deandra yang memang menyukai kucing pun dengan mudah diarahkan oleh Pangeran Djanh untuk bercerita apapun pada kucing ilusi itu.      

Dalam cerita lengkapnya, akhirnya Deandra menyebutkan adanya kehadiran gadis cantik berdandan ala gothic yang tiba-tiba muncul begitu saja di bilik kamar kecil saat dia hendak berkemih.      

Dengan ungkapan tersebut dari Deandra, Andrea pun lemas karena dia paham bahwa gadis gothic yang diceritakan Deandra adalah putri sulung dia, Ivy.      

Ternyata Ivy benar-benar mendatangi Deandra malam itu. Andrea merasa kecolongan. Itu karena dia sangat tidak menyangka bahwa sang putri akan melakukan hal demikian.      

Pangeran Incubus Djanh melirik ke Putri Cambion yang duduk lemas di kursinya. Ia segera paham ada yang tidak beres. Ia pun menyudahi ilusi dia pada Deandra dan menyadarkan Deandra dan juga manajer gadis itu, Nakajima Ryo.      

"Apa yang terjadi?" Nakajima Ryo tampak bingung ketika bangun.      

"Tidak ada yang terjadi, Nakajima. Kau sudah bercerita panjang lebar tentang usaha kalian ke banyak dokter THT di negeri ini." Pangeran Djanh menyebut apa yang tadi diceritakan sang manajer.      

"Ohh, iya itu benar." Nakajima Ryo mengangguk. "Jadi ... Ini bagaimana, Tuan Djanh?" Ia sambil melirik ke Deandra yang tertunduk lesu. "Aku tidak rela karir Deandra usai begitu saja. Kasian dia. Dia sudah berjuang hingga ke titik ini."      

"Ya, kami memang sudah mempunyai beberapa rencana untuk Dea, andaikan dia mau." Pangeran Djanh ternyata telah memiliki langkah untuk Deandra!      

Andrea terkesima takjub. Pangeran Incubus itu rupanya sudah memiliki rencana tersendiri mengenai kelangsungan karir Deandra.      

"Apa itu, Tuan Djanh? Aku akan lakukan jika memang sanggup." Deandra mendongak menatap wajah tampan Pangeran Djanh penuh harap.      

"Apakah kau ingin mencoba dunia akting, Dea?" tanya Pangeran Djanh.      

"Dunia akting?" Deandra mengulang dengan nada tanya. Ia terpekur memikirkan tentang tawaran itu.      

"Dea, kurasa itu tidak buruk!" Nakajima Ryo menyahut sambil menatap antusias ke artis dia.      

"Sebenarnya aku memiliki dua opsi karir untuk Dea, sebagai artis dunia akting ... Atau artis rap." Pangeran Djanh menuturkan rencananya.      

"Artis rap?" Andrea mengulang ucapan Pangeran Djanh. "Ahh, ya! Benar juga! Penyanyi rap tidak membutuhkan banyak ketepatan pitch suara, kan? Jadi tidak masalah meski suara Dea sekarang sumbang."      

"Tapi ... Aku tidak bisa rap." Deandra menggeleng lemah. "Aku tidak bisa melafalkan ucapan secara cepat. Rasanya aku tidak mahir untuk melakukan rap."      

"Jadi, kau mengambil opsi satunya?" tanya Revka.      

"Sepertinya memang itu jalan satu-satunya untuk aku bisa terus bertahan hidup di dunia hiburan yang keras." Deandra tidak memiliki pilihan lain. Dia butuh mencari uang karena dia sudah melepaskan dunia akademik dia dan dia juga memiliki tanggungan beberapa adik yang harus dia biayai.      

"Baiklah, Dea. Aku anggap kau sudah menyetujui saranku." Pangeran Djanh pun mengeluarkan sebuah map folder berisi bamyak kertas. "Aku akan mengangkat kamu menjadi artis rumah produksi aku. Kau bisa mempelajari ini bersama manajer kamu setelah ini ... Jika kalian setuju dengan kontrak yang tertera di sana, kau bisa menandatangani itu dan serahkan padaku di sini, Dea."      

Deandra menatap ke manajer dia. "Ryo-san ..." Ia mengangguk ke Nakajima Ryo dan sang manajer mengambil map folder itu.      

"Tuan Djanh, kami akan mempelajari kontrak ini. Dan akan secepatnya menghubungi Anda." Nakajima Ryo dan Deandra pun bangkit dari tempat duduk. "Kami sangat berterima kasih atas pertemuan ini."      

Semua orang di situ juga ikut bangkit berdiri.      

"Jangan terlalu lama mempelajari itu, Nakajima. Karena siapa tau aku berubah pikiran dan kalian sendiri yang akan susah." Pangeran Djanh memberikan ultimatum secara halus.      

"Baik, Tuan Djanh. Terima kasih untuk kesempatan ini. Kami permisi dulu." Deandra membungkuk hormat pada semua orang di situ diikuti oleh manajer dia pula.      

Setelah Deandra dan Nakajima Ryo keluar dari ruangan tersebut, Pangeran Djanh menoleh ke arah Andrea. "Well, Tuan Putri Andrea, ada yang ingin disampaikan?"      

Andrea paham bahwa Pangeran Djanh telah mengetahui sesuatu. "Ya. Aku tau. Dan aku sangat minta maaf karena putriku sudah mengacau."      

"Dia tidak hanya mengacau tapi juga merusak dan menghancurkan hidup seseorang." Pangeran Djanh menambahkan.      

"Ya, aku tau itu. Maaf. Sebagai ibunya, aku meminta maaf." Andrea bungkukkan punggungnya sebentar ke Pangeran Djanh. Ivy memang sudah merusak berbagai hal. Dari merusak hidup Deandra, merusak keuntungan perusahaan Pangeran Djanh, dan merusak kesempatan karir untuk keenam dancer Adora.      

"Apakah kita bisa kembalikan suara Deandra dari Ivy?" tanya tuan Nephilim.      

"Tidak bisa." Pangeran Djanh menjawab. Ivy melakukan suatu metode yang sangat terlarang dan itu tidak bisa lagi diambil kembali, atau akan beresiko tinggi untuk Ivy."      

"Beresiko tinggi untuk Ivy?" Andrea kerutkan keningnya.      

"Aku bisa saja mengembalikan suara Deandra, tapi harus mengorbankan Ivy. Apakah kalian setuju mengenai itu?" Pangeran Djanh bertanya kepada Andrea dan Dante.      

"Tidak, tidak," jawab Andrea cepat sambil menggeleng tegas. "Aku tidak mungkin mengorbankan Ivy."      

Dante menaikkan dua bahunya. "Aku ikut apapun yang dikatakan istriku."      

Pangeran Djanh menghela napas. "Yah, aku paham. Ikatan ibu dan anak yang susah diputus."      

"Kalau begitu, satu-satunya solusi hanyalah memberikan jalan hidup lain untuk Deandra." Revka bersuara.      

"Ya, dan aku sangat berterima kasih ke kalian berdua. Kalian justru begitu baik dan perhatian pada Deandra di saat dis sedang terpuruk." Andrea mengagumi sikap baik Pangeran Djanh.      

"Ohh, aku menawarkan itu karena aku melihat potensi bagus untuk mendapatkan uang dari akting Deandra nanti. Fu fu fu ..." Pangeran Djanh tidak menutup-nutupi apa motif utama dia dengan Deandra.      

Seketika Andrea menyesal memuji si Pangeran Incubus itu. Yah, sekali iblis, tetaplah iblis. Ya, kan?      

.     

.     

Malam itu, Andrea mengajak para penghuni mansion untuk berkumpul lagi di taman belakang. Namun, kali ini tidak untuk acara minum teh sebagai kamuflase diskusi mereka, melainkan acara barbekyu.      

Karena Ivy sosok yang tidak suka ikut serta acara apapun di keluarga dia kecuali yang menguntungkan dia, sudah pasti ia menolak ketika diajak pesta barbekyu di taman belakang.      

Orang-orang di mansion juga lega karena Ivy menolaknya.      

Kali ini Gavin dan Kiran juga diajak meski tidak diikutsertakan dalam perbincangan rahasia mereka. Sedangkan Zivena, dia tidak memerlukan anting telepati karena dia sudah bisa dengan jelas membaca benak siapapun yang dia inginkan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.