Devil's Fruit (21+)

Membicarakan Pelakunya Dengan Penghuni Mansion



Membicarakan Pelakunya Dengan Penghuni Mansion

0Fruit 917: Membicarakan Pelakunya Dengan Penghuni Mansion     
3

Setelah mengetahui secara pasti siapa pelaku penyebab hilangnya kemampuan bernyanyi Deandra dari hasil pertemuan di kantor Pangeran Djanh, Andrea pun mengumpulkan anggota mansion dia ke taman belakang.      

Kali ini tidak untuk acara minum teh sakura, melainkan pesta barbekyu. Semua diajak, termasuk Gavin dan Kiran, tapi ternyata Ivy tidak ingin ikut. Dan itu justru melegakan mereka.      

Andrea menyampaikan apa yang terjadi di kantor Pangeran Djanh.      

'Huh! Ternyata benar dia!' Kuro berkata dengan sengit. Ia menggigit keras-keras daging yang sudah dipanggang seolah menggambarkan perasaan kesal dia pada Ivy.      

'Jangan emosi begitu, Kuro.' Shelly menyahut dengan telepati pada Kuro. Ia secara telaten memanggang daging bersama dengan Dante sang koki.      

'Bagaimana aku tidak emosi? Dia jelas-jelas berbuat sejahat itu ke orang lain yang tidak bersalah! Kasian Deandra! Coba kalau Ivy yang dibegitukan! Apa dia rela?!' Kuro masih emosi.      

"Kak Kuro kenapa?" tanya Kiran karena heran Kuro makan bagai sedang marah pada si daging.      

Kuro yang sadar di sana ada Kiran pun lekas melenyapkan wajah emosi dia. "O-ohh, tidak ada apa-apa, kok Ran! Ha ha! Aku hanya saking bersemangatnya makan daging seenak ini! Mama, ini daging apa sih, kok enak sekali?" tanyanya pada Andrea.      

"Itu daging Wagyu. Daging sapi paling mahal di dunia." Andrea menjawab lalu mengirimkan telepati ke anak hybrid dia, 'Kuro sayank, jaga ekspresi kamu, yah!'      

'Iya, Ma. Maafkan aku.'      

'Jadi, ini sudah jelas yah bahwa Ivy yang melakukan pencurian suara deandra.'      

'Iya, Jo. Sudah jelas sekarang. Tapi seperti yang Mama bilang tadi, bahwa bisa saja suara Deandra dikembalikan tapi harus mengorbankan Ivy.'      

'Dan semoga Mama tidak berharap itu dilakukan, ya kan?'      

'Ya, Jo. Mama mana sanggup mengorbankan adikmu. Meski dia keterlaluan, tapi dia tetap anak mama.'      

'Apakah kita tidak akan memberitahu Gavin mengenai ini?'      

'Tidak. Jangan sekarang, Shiro. Kita tau sendiri seperti apa dia ke Ivy. Salah-salah malah mengacaukan sistem kita.' Kenzo bertutur.      

"Gav-Gav, ayo makan ini, sayank! Makan yang banyak, yah!" Andrea menyodorkan banyak daging panggang ke piring Gavin.      

"Terima kasih, Aunty. Ini sangat banyak, aduh. Aku takut tidak bisa menghabiskan semua." Gavin pasrah menerima beberapa potong daging lembaran cukup tebal yang telah dipanggang dengan saus bumbu khusus yang sangat enak dari Andrea.      

"Santai aja. Kalau tidak bisa habisin itu, kasi saja ke bapakmu. Dia jago makan!" Andrea melirik Kenzo.      

"Ehh? Benarkah begitu, Tuan Putri?" Kenzo bingung. "Kenapa aku tidak tau kalau aku jago makan, yah? Ha hah!"      

"Orang tidak akan bisa mengetahui aibnya sendiri, Zo! Butuh orang lain untuk melihat tengkukmu." Andrea berkata. "Ayo, siapa lagi yang hendak tambah?"      

Zivena menatap masing-masing orang.     

-0-0-0-0-      

Akhir-akhir ini, Andrea sedang disibukkan dengan urusan Zivena yang sudah dikontrak oleh sebuah rumah produksi anime untuk mengisi salah satu karakter anak kecil di anime garapan mereka.      

Anime itu akan ditayangkan di channel DRH nantinya. Ternyata rumah produksi itu sudah bekerjasama dengan pihak DRH. Ini memudahkan Andrea dalam mendampingi anaknya.      

Tidak mungkin dia melepas si bocah begitu saja. Tentu akan dia dampingi terus saat Zivena melakukan take suara.      

Selain itu, ada banyak acara lomba dance juga. Andrea berusaha membagi waktunya agar bisa menangani semua.      

"Apakah hari ini Mam akan menemani aku ke studio lagi?" tanya Zivena pada suatu pagi di akhir pekan.      

"Mungkin enggak, sayank. Maaf, yah! Hari ini Mama rencananya mo dampingi beberapa anak Adora yang bakalan lomba dance di Harajuku." Andrea secara menyesal mengatakannya.      

"Tumben Mam gak bisa dampingi aku." Zivena menatap sang ibu.      

"Maaf banget yah, sayank. Nanti akan ada Papa kamu ama Kak Shiro yang bakalan temani kamu ke studio." Andrea mengemasi barang-barang yang akan dibawa sang putri bungsu. "Nah, sepertinya ini udah semua, deh! Mama udah sediakan beberapa susu kotak kesukaan kamu, onigiri buatan papamu, handuk kecil, baju ganti, dan beberapa jepit rambut kamu."      

"Umm, oke." Zivena menerima tas tersebut dari sang ibu.      

"Kalo Zizi kepingin jajan lainnya, minta ke papa, yah!" Andrea mengingatkan. Karena biasanya tiba-tiba Zivena ingin sesuatu yang tidak dibawa dari rumah.     

"Umm, oke. Jangan khawatir, Mam." Bocah cilik itu mengangguk.      

"Jangan banyak-banyak minum es dan jajanan macam keripik berbumbu tajam, yah! Itu buruk buat suara kamu, sayank."      

"Iya, iya, aku tau, kok!"      

"Oke, Mama mo siap-siap dulu sebelum ke Adora." Andrea kemudian keluar dari kamar putri bungsunya menuju ke kamar dia sendiri untuk berdandan.      

Ketika bertemu dengan sang suami, dia juga mengatakan beberapa nasehat bagaimana mengurus Zivena di studio anime nantinya.      

"Tenang saja, sayank. Dan kau jangan bertingkah aneh-aneh di Harajuku, yah! Jangan pakai pakaian terlalu minim, sayank." Tuan bucin mengingatkan.      

"Ehh? Apakah seperti ini terlalu seksi?" Andrea mematut dirinya di depan cermin besar di kamarnya. Atasan ketat lilit warna pastel dan jins ketat sebagai paduannya.      

"Hm, lumayan." Dante meremas pantat sang istri.      

"Jangan mulai, deh Dan ..." Andrea menepuk tangan nakal suaminya.      

"Ha ha ha, takut sekali, yah yank? Kan cuma aku pegang saja." Tuan Nephilim menggoda sang istri.      

"Pegang saja kamu itu biasanya berlanjut jauh, Dan!" Andrea mencubit pipi suaminya lalu mengecup singkat bibir Dante.      

"Nah, nah, kau sendiri malah menggoda aku."      

"Hei, aku kagak lagi godain kamu, Dan!"      

"Ha ha, oke, kita lanjutkan ini nanti malam, yah!"      

Andrea putar bola matanya mendengar bisikan nakal sang suami. "Aku duluan, yah! Bye!"      

"Bye, sayank. Jaga dirimu baik-baik!"      

"I will!" seru Andrea sembari menghilang dari balik pintu kamar.      

Nyonya Cambion pun bergegas menuju ke carport depan dimana mobil Lexuss Lx 570 warna sonic titanium dia sudah menunggu setelah dipanaskan terlebih dahulu oleh Kuro.     

Sedangkan Kuro juga akan membawa mobilnya sendiri, M-Bens GL S Class dan kini bocah hybrid itu sudah di sana, di carport depan.      

"Ayo kita kemon!" ujar Andrea sambil masuk ke ruang kemudi dan meluncur bersama Kuro di dalam mobil masing-masing, keluar dari area The Hills, berbaur dengan kendaraan lain di jalan raya menuju ke Adora terlebih dahulu di Ginza.      

Untuk mengikuti lomba kali ini, Andrea sengaja memilih para anggota Adora yang bukan merupakan 6 dancer sebelumnya yang pernah menjadi penari latar bagi Deandra. Nyonya Cambion sengaja memilih anggota lain di luar itu yang sekiranya punya potensi bagus dalam skill dance-nya.      

Ini sekaligus untuk membuktikan janji dia bahwa dia akan mengakomodasi dan memperjuangkan para anggota Adora ke ajang-ajang perlombaan dan ke agensi yang baik jika mereka berprestasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.