Devil's Fruit (21+)

2 Steak Daging Rare



2 Steak Daging Rare

3Fruit 938: 2 Steak Daging Rare     
3

Danang lega karena Ivy sudah kembali masuk ke kamar mandi. Lelaki ini sampai terus mengelus dadanya karena mendapatkan siksaan aneh begini terus semenjak malam dia bertemu Ivy. Tidak, tidak, bukan berarti dia tidak suka bertemu Ivy, hanya ... tidak mengira saja bahwa gadis itu bisa mengguncang dirinya hanya karena tingkah nyentrik si gadis padanya.      

Ya, bagi Danang, Ivy itu unik dan nyentrik, tidak seperti gadis pada biasanya. Jangan berasumsi liar bahwa Danang menyukai Ivy, loh! Bukan menyukai secara asmara, hanya menyukai keunikan dan kenyentrikan si gadis saja.      

Mana berani Danang menyukai Ivy secara asmara? Selain karena ibu dari Ivy merupakan teman dekat Danang sejak kecil, Danang juga tidak ingin dirajam karena dikira pedofil.      

.     

.     

Danang dan Ivy sudah berada di galeri seni, dan Ivy seperti biasa, duduk tenang di stan milik Danang, sementara Danang terkadang menemui orang yang bertanya-tanya mengenai craft bambu milik dia.      

Meski kegiatan duduk dan diam saja itu sebenarnya hal membosankan, tapi ternyata Ivy tidak keberatan harus melakukan kegiatan membosankan tersebut. Dia justru senang karena bisa berada jauh dari rumah dan keluarganya. Serta yang terpenting adalah berada di dekat Danang.      

Terkadang Ivy juga melihat ponselnya untuk membaca apapun yang ada di internet. Kadang dia juga diam dan melihat orang-orang yang berlalu lalang di depan stan craft bambu milik Danang.      

"Ehh? Bukankah itu artis Yutub yang dikabarkan mencuri suaranya Deandra, ya kan?" Tiba-tiba saja Ivy mendengar ada suara berkata demikian di dekat stan tempat dia duduk manis.      

Telinga sensitif Ivy pun lekas mencari sumber suara itu dan dia menemukan 2 wanita muda tak jauh berdiri dari stan craft bambu Danang. Langsung saja Ivy memelototi kedua wanita muda itu dan sekaligus memberikan transfer hipnotis ke mereka mumpung keduanya sedang menatap ke Ivy secara bersamaan.      

'Hilangkan anggapan kalian bahwa kalian melihat aku, Ivy, si penyanyi di Yutub. Jangan berkata apapun dan sana lekas pulang!' Demikian Ivy memberikan hipnotis sugesti dia pada kedua wanita muda tadi.      

Zuupp!      

Seketika saja sugesti itu masuk ke otak kedua wanita dan mereka seperti tersentak sadar akan sesuatu dan kemudian keduanya balik badan dan melangkah menuju pintu keluar.      

Setelah melakukan hipnotis sugesti demikian, Ivy langsung merasakan tenaganya terkuras. Dia masih kecil dan masih belum memiliki tenaga besar sebagai vampir belia. Ia pun terkulai di atas meja, kepalanya rebah di sana.      

Danang yang melihat Ivy pun segera menghampiri karena cemas. "Vy, Ivy? Kamu nggak apa-apa?" Ia angkat kepala Ivy untuk melihat wajah si gadis cilik. "Ya ampun, kamu kok pucat sekali, sih Vy?" Pria itu terkejut. "Om antar kamu ke rumah sakit sebentar, yah!"     

Ivy menggeleng dengan cepat. "Jangan, tidak usah, Om." Dia berujar lemah. "Hanya ... umm ... mungkin masih lapar." Gadis muda itu beralasan dengan segera sebelum Danang benar-benar menyeret dia ke rumah sakit.      

"Masih lapar?" Danang teringat Ivy memang makan sangat sedikit tadi sebelum mereka ke galeri seni ini. "Ohh, oke, kamu pengin makan apa, Vy?" tanya Danang setelah lega karena Ivy bukanlah pucat karena sakit tapi karena masih lapar. Yah, wajar saja sih jika itu alasannya karena Danang melihat sendiri betapa sangat sedikit tadi Ivy sarapan pagi bersamanya.      

"Um, aku ingin steak daging yang rare." Ivy berkata.     

Danang mengernyitkan keningnya. Apa dia tidak salah mendengar? Gadis belia seperti Ivy ingin makan steak daging rare? Alias jenis daging yang nyaris mentah? "Rare? Yakin pengin yang begitu?"     

Ivy mengangguk. "Aku suka yang seperti itu. Lebih kenyal dan juicy."      

Lagi-lagi alasan itu pun diterima oleh Danang. Sama sekali tidak berpikiran buruk apapun mengenai Ivy selain asumsi bahwa gadis belia itu unik dan nyentrik, berbeda dengan gadis belia lainnya. "Oke, Om akan pesankan itu dulu, yah! Coba Om lihat dulu di aplikasi apakah ada delivery steak di dekat sini."     

Mata Ivy mengamati Danang yang masih mencari-cari di ponselnya dan kemudian ia melihat Danang menunjukkan sebuah foto steak daging rare padanya. Daging itu terlihat masih merah dan pasti sebenarnya cukup menjijikkan bagi sebagian besar orang yang tidak terbiasa makan daging jenis tersebut.      

Kepala Ivy mengangguk setuju akan pilihan Danang dan sang pria pun segera memesan itu dua porsi untuk delivery ke galeri seni. Tidak mungkin dia menyuruh Ivy pulang ke penginapan mereka hanya untuk makan saja.      

Tak berapa lama, pesanan pun datang diantarkan oleh kurir restorannya. Ivy segera dibawa ke belakang stan untuk menikmati hidangannya agar tidak terlalu mengganggu para pengunjung.      

Segera, Ivy pun melahap daging itu begitu Danang kembali ke depan stan. Gadis vampir itu memakan secara rakus daging-daging itu bagai dia sudah berbulan-bulan tidak makan.      

Danang masih harus menemani beberapa pengunjung yang mampir ke stan bambu dia untuk menjelaskan beberapa hal pada mereka. Setelah pengunjung itu pergi, Danang menggunakan kesempatan itu untuk ke belakang, melihat Ivy.      

Pria seumuran Andrea itu cukup terkejut ketika dia melihat Ivy telah menghabiskan 2 porsi steak rare dia dengan waktu yang singkat. Yah, Danang hanya meninggalkan gadis belia itu sebentar saja ke depan dan ketika dia kembali ke belakang, ternyata Ivy sudah menyelesaikan semua steak dia. Siapa yang tidak takjub?     

"Wah, Vy, ternyata kau benar-benar lapar, yah!" Danang antara takjub dan geli melihat gadis belia tersebut. Yah, tadi ketika sarapan pagi, Ivy begitu sedikit memakan sarapannya dengan Danang, tapi sekarang 2 steak besar langsung habis tanpa butuh waktu lama. "Tadi kamu malah gaya banget gak mau makan banyak waktu sarapan. He he ..." goda Danang.     

"Um ... tadi belum lapar, Om ..." kilah Ivy sambil mengelap mulutnya menggunakan tisu yang ada di meja.      

"Ohh, belum lapar. Atau mungkin karena tadi bukan makanan yang kamu suka, makanya kamu makan dikit banget?" Danang malah berspekulasi demikian.      

"Um, iya. Sarapan yang tadi pagi aku memang kurang suka." Ivy malah ikut alur yang diberikan Danang saja daripada lelaki itu banyak berpikir mengenai itu.      

"Ahh, ternyata kayak gitu. Lain kali, Ivy manis harus kasi tau ke Om yah apa makanan yang kamu kepingin biar kamu gak kelaperan dan pucat kayak tadi. Oke?" Danang tersenyum ke gadis belia itu.      

Ivy mengangguk.      

Danang kembali ke depan dan Ivy masih ingin di belakang saja karena dia tak mau dilihat lagi oleh orang yang mengenali dia sebagai orang yang mencuri suara Deandra. Apalagi dandanan Ivy cukup mencolok dan khas.      

Ivy pun menyimpan keinginan dia untuk meminta dibelikan masker kain penutup mulut oleh Danang nanti jika mereka akan pulang ke penginapan. Saat ini, Ivy hanya bisa bersembunyi di belakang bagian stan yang agak tersembunyi dari pengunjung.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.