Devil's Fruit (21+)

Membujuk Untuk Pulang



Membujuk Untuk Pulang

3Fruit 940: Membujuk Untuk Pulang     
1

Mendengar cerita singkat Ivy, Danang jadi iba sekali pada si gadis vampir ini. Dia jadi memiliki pemikiran bahwa pantas saja Ivy kabur dari rumah jika suasana di rumah dia saja tidak mendukung si gadis belia.      

Danang merasa dia harus berbicara dengan Andrea mengenai ini. Ivy sungguh kasihan jika terus dimusuhi oleh keluarganya sendiri begitu.      

Sayang sekali Danang hanya mendengar dari satu sisi saja dan sama sekali tidak mengerti dengan jelas masalah yang sedang membelit Ivy. Dia masih memandang iba ke gadis cilik bermake-up tebal itu.      

Sedangkan bagi Ivy, dia sangat senang karena Danang sepertinya percaya pada ceritanya dan bahkan terkesan membela Ivy.      

"Vy, Om kan nantinya harus kembali ke Indonesia, nah karena itu, nanti Om antarkan kamu balik ke rumah, yah!" Danang memandang Ivy dengan penuh antisipasi, khawatir jika Ivy-     

"Tidak mau!" Yah, ini yang dikhawatirkan oleh Danang. Penolakan dari Ivy atas tawaran Danang.      

"Vy ... kan nggak mungkin Om di Jepang terus. Om harus balik ke Indonesia, dan harus balik kerja di Bali."     

"Aku akan bayari Om hidup di sini."     

"Kagak bisa gitu, Vy. Kan Om juga harus kerja bikin craft lagi di Bali."     

"Aku ikut ke Bali."     

"No! Jangan, Vy ... jangan ikut, nanti malah jadi ribet semua urusannya."     

"Hm?" Ivy miringkan kepalanya.      

Khawatir Ivy akan salah paham, Danang segera mengoreksi dan menjelaskan dengan bahasa lebih enak didengar. "Maksud Om, ntar tuh mama kamu bakalan ngomel ke Om, dikiranya Om yang bawa kamu lari dari rumah."     

"Biar saja."     

"Loh? Jangan, dong Vy ... Om kan udah berteman baik ama mama kamu dari dulu mula. Om nggak mau mama dan papa kamu bakalan marah ke Om."     

"Aku akan marahi mereka balik jika mereka berani marah ke Om."     

Danang menghela napas. Mana mungkin dia tega berkata bahwa dia enggan diikuti Ivy terus karena tidak ingin disangka pedofil dan juga akan ada penambahan biaya pula jika ada Ivy bersamanya.      

"Vy, nanti Om hubungi mama kamu aja, yah! Om akan ngomong ke mama kamu supaya kalian bisa baikan."     

"Tidak mau."     

"Ivy manis ... please jangan bikin Om bingung, dong ..." pinta Danang dengan wajah memelas.      

Ivy tetap menggeleng sambil berkata: "Tidak mau. Mereka jahat."     

"Nanti Om ajak mereka bicara agar tidak jahati kamu, oke?"     

"Tidak mau! Aku ikut Om."     

"Hghh ..." Danang menghela napas lagi. "Nanti kita ngobrolin ini lagi, yah!" Ia memaksakan senyum dan mengusap lembut kepala Ivy.      

Malam menjelang dan mereka berdua juga sudah selesai makan malam dengan memesan makan secara delivery. Danang lagi-lagi membelikan steak daging untuk Ivy seperti tadi. Bahkan Ivy meminta 2 porsi.      

Pria teman masa kecil Nyonya Cambion itu menatap dompetnya dan menahan helaan napas. Dia menghabiskan begitu banyak uang untuk membeli banyak steak untuk Ivy. Ya sudah, tidak apa. Toh Ivy adalah anak dari teman lama dia, bahkan teman akrab.      

Sesudah Danang dan Ivy kembali ke penginapan, Danang kembali mengajak bicara pada Ivy. Gadis vampir itu juga kembali menolak untuk diantar pulang ke mansion.      

Percakapan antara Danang dan Ivy cukup alot juga malam itu sebelum tidur. Ivy bersikeras tidak mau kembali. Karena Ivy merasa ada kehadiran keluarganya di sekitar penginapan, segera saja dia membuat Danang tertidur paksa.      

Ivy segera membuka balkon dan berteriak di udara, "Jangan kira kalian bisa membawa aku pulang!"     

Tak lama kemudian, Andrea dan yang dibawa ke sana pun muncul satu demi satu. Ada Andrea, Dante, Jovano, Zivena, dan Shiro. Sebenarnya mereka juga takjub karena ternyata Ivy juga bisa merasakan aroma mereka.      

"Ivy, sayank, ayo pulang dan kita bisa bicarakan semuanya dengan lebih baik, yah." Andrea pun menginjakkan kaki ke lantai balkon. Yang lain pun mengikuti. Nyonya Cambion pun memasang array penghalang di sekeliling kamar penginapan itu.     

"Tidak mau!" Ivy pun mulai lari cepat kembali masuk ke ruang tempat dia menidurkan Danang. Ivy langsung mengangkat setengah tubuh Danang dan mencengkeram leher Danang. "Aku akan bunuh dia kalau kalian masih memaksa aku!"     

"Ivy, NO!" Andrea hendak menjangkau putri sulungnya, namun Ivy semakin mengancam nyawa Danang, apalagi gadis vampir itu mengeluarkan kuku tajam dia. Leher Danang sudah mulai ditusuk meski hanya sedikit saja.      

Darah Danang mulai mengalir dan ini membuat Andrea sangat panik. "Oke, oke! Ivy, tolong jangan sakiti Danang, yah!"     

"Mundur!"     

"Oke, Ivy."     

Andrea menuruti ucapan Ivy dan dia mundur.      

"Pergi!"     

"Ivy ... tolong, sayank ... jangan begini. Kita bisa bicara." Dante ikut bicara.      

"Diam kau! Kau bukan papaku, maka jangan sok bertingkah seperti papaku!" seru Ivy pada Dante.      

"Ivy!" teriak Jovano. "Bisa-bisanya kau bicara begitu pada Daddy! Kalaupun kau tidak mengakui dia sebagai ayahmu, setidaknya kau harus mengingat bahwa dia adalah ayahku!"     

Ivy sedikit tertegun akan ucapan keras Jovano. Kakaknya belum pernah membentak dia seperti itu. Oleh karenanya, gadis vampir itu agak teralihkan.     

Wusshh!     

Andrea segera saja mengambil kesempatan itu untuk menggunakan tenaga Mossa agar tangan Ivy jauh dari leher Danang, lalu Jovano segera gunakan tenaga mirip Mossa juga untuk menarik tubuh Ivy.      

"Arrghh!" Ivy terkejut bukan main karena tiba-tiba saja dia dijauhkan dari Danang dan ditarik oleh kakaknya menggunakan tenaga magis Jovano. "Lepaskan aku! Lepaskan aku! Kalian jahat! Jahat!" teriaknya histeris.      

Zivena si kecil segera terbang menggunakan sayap mungilnya dan ia menangkup kepala sang kakak vampir dia. Dari kedua tangan Zivena muncul sinar putih terang yang meresap ke kepala Ivy.      

Teriakan Ivy pun mulai surut dan gadis vampir itu pun lunglai, tidak lagi memberontak, namun tidak pingsan, matanya masih setengah terbuka, napasnya terengah-engah.      

Setelah beberapa belas detik, akhirnya Zivena pun ambruk dan segera diterima Andrea sebelum gadis cilik itu terhempas di lantai tatami kamar itu. Ini memang yang mereka pahami mengenai kekuatan Zivena, bahwa bocah cilik itu akan pingsan sesudah membersihkan atau menenangkan pikiran seseorang yang sedang kalap atau segala pikiran negatif lainnya.     

Andrea langsung memasukkan Zivena ke Alam Cosmo, dimana di Cosmo sudah ada Kyuna yang akan menerima tubuh pingsan Zivena.      

Setelah yakin bahwa Ivy sudah tenang dan diam, Jovano pun melonggarkan pelukannya pada sang adik.      

"Sekarang kita harus membangunkan Danang, ya kan?" Andrea bertanya pada mereka semua, meminta persetujuan.      

"Kau sudah menyiapkan alasan untuk Danang kalau dia bangun nanti, sayank?" Tuan Nephilim bertanya ke istrinya.     

"Yup! Udah." Andrea mengangguk.     

Maka, Andrea pun mulai gunakan kekuatan dia untuk membuat Danang kembali sadar. Ketika Danang tersadar dan membuka mata, dia sangat terkejut karena sudah ada Andrea dan keluarganya di ruangan penginapan dia.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.