Devil's Fruit (21+)

Penyerangan Para Iblis Remaja



Penyerangan Para Iblis Remaja

3Fruit 949: Penyerangan Para Iblis Remaja      0

Ketika Jovano sedang bersantai di kantin kampusnya, tiba-tiba dia merasakan sinyal dari anting komunikasinya, tanda ada seseorang dari mansion atau Tim Blanche yang menghubungi dia. "Ya?" Jovano diam-diam menyentuh anting itu dan berkata lirih.     

"Kak Jo! Lekas kemari bantu aku! Ada sekelompok iblis menyerang Ivy!" Suara Gavin terdengar di anting komunikasinya.     

"Hah! Apa?!" Jovano berseru sampai orang-orang di kantin menoleh semua ke dia. Jovano lekas menggunakan komunikasi telepati pada Gavin. 'Sekelompok iblis?'      

'Lekas ke sini, Kak! Mereka ada banyak! Aku khawatir Ivy menggila pada mereka!' Gavin ikut menggunakan telepati.      

Mendengar itu, Jovano langsung saja mengemasi barang-barang dia dan dia buru-buru masuk ke salah satu toilet pria terdekat, lalu dia pun sudah berubah tembus pandang, tak terlihat siapapun dan bergegas melesat terbang.      

Namun, ada satu orang yang menyadari Jovano meski dalam mode transparan. Dia adalah Naru. Dalam benaknya, Naru terkesima melihat sendiri betapa besar kekuatan dari sang teman tersebut hingga mampu merubah wujud menjadi tembus pandang, dan juga mampu terbang cepat.      

Naru mengira-ngira, pasti ada sesuatu yang gawat sedang terjadi sehingga Jovano bisa bertindak setergesa-gesa begitu.      

Sosok Shikigami baru Naru yang berada di sebelah Naru pun berkata, "Tak perlu masuk campur ke dalam urusan mereka, Naru-dono (sufiks 'dono' di Jepang yang berarti 'Lord' atau 'Master' digunakan pada tingkat penghormatan yang lebih tinggi daripada sufiks 'sama', dan biasanya banyak digunakan pada jaman feodal)."     

Dahi Naru berkerut. "Kenapa?"      

Shikigami itu berkata, "Ada peperangan yang seharusnya memang tidak kita campuri karena itu bisa membahayakan diri kita dan keluarga kita. Sebaiknya Naru-dono tidak perlu mencari tau mengenai urusan dia."     

Terdengar desah kecil dari mulut Naru mendengar Shikigami dia yang berbentuk seperti manusia lelaki tinggi dan besar namun bukan kekar, berdandan seperti warrior Jepang masa lampau, namun pakaiannya menyerupai pendeta shinto, dan matanya kuning terang. Sungguh kontradiksi memang.      

Naru pun menatap sosok yang hanya bisa dilihat olehnya saja yang ada di sebelah kiri dia, harus sedikit mendongak karena tingginya 2 meter lebih. Shikigami itu dihadiahkan padanya atas pencapaian dia memusnahkan monster Kyuubi ekor 9 yang telah banyak meneror warga daerah Chirihama.      

Sang Shikigami bernama Musha itu berbicara lagi pada majikannya, "Kita tidak bisa mencampuri urusan para iblis yang terlalu berat untuk batas kemampuan kita, Naru-dono."     

"Ahh, jadi dia sedang memiliki masalah penting yang menyangkut keluarganya." Naru pun mengangguk mengerti. Ia teringat bahwa Jovano dan juga Zevo sudah terlibat perang sejak masih SD, dan itu bukan jenis perang yang remeh. Betapa mengerikannya itu?      

"Sepertinya ini ... menyangkut problema adik dia." Musha kembali berbicara.      

"Bagaimana kau bisa tau bahwa itu mengenai si adik?" Naru melirik sosok di sampingnya. Percakapan antara mereka berdua tidak bisa didengar manusia biasa.     

"Ada yokai kecil yang mengatakannya pada saya, Naru-dono." Musha memberikan jawaban gamblang.      

Naru pun mengangguk-angguk paham.      

"Naru, kau ini sedang apa, sih? Kutanya dimana kau menaruh bukumu, kau malah mengangguk-angguk saja." Suara teman di sisi kanan Naru pun terdengar.      

"Ehh?" Naru tersadar dan menoleh ke temannya. "Apa? Maaf, aku sedang melamun."     

"Tsk, Naru ... kau ini terlalu banyak melamun, hati-hati nanti kau dirasuki siluman, loh!"     

"Ha ha ha ..." Naru hanya tertawa garing.      

Di tempat lain, Jovano telah tiba di tempat yang dikatakan oleh Gavin. Itu adalah sebuah taman belakang sekolah yang terbengkalai. Banyak semak tinggi di sana.      

Jovano sudah melihat sang adik yang sedang dikepung sekitar 12 iblis perempuan, sedangkan Gavin sedang meladeni puluhan iblis lelaki dan juga perempuan lainnya. Semua iblis itu terlihat masih remaja. Dan yang membuat Jovano heran, para iblis itu memakai seragam sekolah meski berbeda-beda.      

"Kau vampir laknat!" seru salah satu iblis remaja sambil hendak mencakar Ivy, namun Gavin yang sibuk meladeni iblis lainnya sudah mengirim serangan elemen kayu dia untuk memblokir serangan itu meski dia harus fokus pada dua sisi.      

"Kau iblis buruk rupa! Hanya iri padaku!" jerit Ivy sambil menyiapkan kuku panjang dia.     

Drepp!     

Wuuffhh!     

Begitu Jovano menjejakkan kedua kaki dia di tanah, debu di sekitar kakinya pun langsung beterbangan menjauh dari jejak kaki Jovano. "Kalian berani mengganggu adik-adikku?" Sang pangeran muda lekas saja munculkan api hitam dan lemparkan ke 4 iblis yang sudah hendak menerjang sang adik perempuan.      

Terkena hantaman api hitam neraka, mana mungkin iblis remaja seperti mereka bisa bertahan? Apalagi mereka terlihat seperti iblis yang jarang mengalami pertempuran. Tubuh 4 iblis perempuan itu pun segera dilahap oleh api hitam neraka milik Jovano.      

Hawa api hitam neraka Jovano begitu menekan para iblis lainnya di situ dan mereka terkejut. Namun Jovano tidak ingin berlama-lama membuat mereka melongo terlalu lama dan dia pun lekas hantam gerombolan iblis lainnya yang mengepung Ivy.      

Jeritan tangis dan lengkingan tinggi para iblis remaja yang terbakar itu seolah memenuhi area terbengkalai itu. Mereka terbakar hanya dalam hitungan 2 detik lalu menjadi abu dan dengan segera terbang menghilang ditiup angin.      

Satu hal yang Jovano curiga, kenapa gerombolan iblis sebanyak itu bisa muncul dengan wujud setengah iblis mereka tanpa ada satupun manusia di sekolah yang tau? Tapi kecurigaan Jovano tidak terlalu dipikirkan panjang, dan dia pun menghabisi iblis lainnya.      

Ada salah satu iblis yang diam-diam menghilang dari sana saat Jovano sibuk membantai satu demi satu iblis yang ingin menyakiti adiknya.      

Setelah Gavin mengamuk dengan apa adanya menggunakan kekuatan dia, ia pun berhasil membasmi para iblis yang mengepung dia. Ketika dia melirik ke arah lain, di sana Jovano juga sudah berhasil menumpas para iblis yang tadi sudah ingin menyerang Ivy.     

Sesudah semua hiruk pikuk selesai, Jovano pun mulai menghampiri Ivy dan bertanya, "Kamu gak apa-apa, Ivy sweetie?" tanya dia ke adiknya. "Apa ada yang luka? Sakit?" Mata Jovano segera memindai tubuh sang adik dan mendapati ada darah di lengan kiri Ivy.      

Segera saja Jovano mengambil lengan sang adik, hendak melihat seberapa parah luka itu, tapi Ivy segera menarik kembali lengannya dan dia hanya mengoleskan telapak tangan dia di sana, menjawab, "Tidak ada yang perlu dicemaskan, Kak. Kau bisa tenang."     

Mata Jovano membola sekejap ketika melihat luka di lengan adiknya sembuh langsung usai diusap tangan Ivy sendiri. Tapi dia diam saja, tidak bertanya apapun. Ia memilih memandang sekitar dan berkata, "Aku mencium bau array di sini."     

"Ya," jawab Gavin. "tadi mereka memang memancing Ivy ke sini dan memerangkap dia di dalam array, untung saja aku mengikuti hime-chan dan array itu juga ternyata lemah bagiku, sehingga aku bisa masuk dengan mudah."     

"Hm, ada yang pasang array, yah? Iblis selemah mereka bisa ilmu array? Hm, menarik!" Jovano kerutkan keningnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.