Devil's Fruit (21+)

Kedatangan Tamu Jauh



Kedatangan Tamu Jauh

2Fruit 952: Kedatangan Tamu Jauh      2

Hari ini adalah hari dimana Danang akan datang ke mansion sesuai dengan janji dia pada Ivy. Dan pria itu juga sudah memberitahu Andrea mengenai rencana kedatangan dia.      

Sedari pagi, Ivy sudah bersiap diri dan berdandan secantik yang dia bisa. Matanya tidak terlalu dia buat sangat smokey hitam, hanya memakai eyeliner tebal saja dan memakai eyeshadow hitam tipis. Justru ketika Ivy berkaca, dia malah terlihat seperti dandanan ABG (Asian Baby Girl) yang sedang tren di Yutub.      

Gadis itu memang masih dirumahkan oleh orang tuanya sejak insiden dengan gerombolan iblis remaja yang berusaha memprovokasi Ivy dengan beralasan mengenai hilangnya kemampuan suara Deandra.      

Saat Ivy keluar dari kamarnya, Andrea yang bertemu sang putri di ruang tengah pun tersenyum hangat sambil berkata, "Ehh? Anak Mama ini cantik sekali. Dandanannya imut banget."      

Ivy hanya tersenyum samar belaka dan memilih salah satu sofa untuk dia duduki ketika dia mendengar pujian dari sang ibu. Bagi Andrea sendiri, dandanan girly Ivy jauh lebih manis ketimbang dandanan gothic dia biasanya yang menurut sang ibu terkesan dark dan kurang pantas untuk sang putri.      

Shelly yang keluar dari ruang makan pun terkagum-kagum dengan dandanan baru Ivy. "Ehh, tumben nih Ivy dandan gitu? Lebih keliatan fresh dan muda banget!" Shelly tidak berkata omong kosong karena memang itu yang tampak apa adanya dari Ivy.      

Andrea dan duo anak hybrid dia ada di rumah bersama Shelly dan Kenzo. Jika yang lainnya di rumah karena rumah makan sedang sangat sepi, sedangkan Andrea sengaja di rumah karena memang untuk menyambut Danang yang konon akan datang bertamu di mansion. Tentunya tidak pantas kalau dia malah pergi bekerja ketika tamu jauh ingin datang.     

Tuan Nephilim tidak bisa meninggalkan tugas dia di kantor karena kebetulan sedang ada klien penting yang harus dia tangani sendiri dan tidak bisa diwakili oleh anak buahnya.      

Sedangkan lainnya seperti Jovano, Gavin, dan Kiran sudah berangkat sekolah dan mereka bilang tidak perlu diberi penjaga. Kiran pun menyatakan bahwa dia berani tanpa penjaga di sekolah.      

Sekitar satu jam berikutnya, ada suara mobil datang dan ternyata itu adalah mobil Danang. Sebenarnya itu bukan mobil pribadi milik si pria teman kecil Andrea, melainkan mobil rekan Danang yang tinggal di Jepang dan bisa dipinjam selama dia berada di negeri matahari terbit itu.      

Ivy yang sudah mengetahui aroma Danang dari jauh, wajahnya mulai berseri senang meski berusaha dia sembunyikan. Ia sangatlah beruntung karena dirumahkan saja oleh ibunya, sehingga bisa bertemu dengan Danang pagi ini.     

Sebenarnya, jika Ivy masih sekolah, dia akan bertemu Danang nanti siang karena rencananya Danang ingin bertamu sampai sore.      

Ketika Danang sudah tiba dan keluar dari mobilnya, wajahnya tersenyum lebar sewaktu dia disambut oleh Andrea dan yang lainnya, termasuk Ivy. "Halo, kalian semua." Danang menaikkan tangannya secara santai dan melepas topi yang dia kenakan. Benar-benar seperti bujangan muda saja.      

"Kirain bakalan nunggu ampe bangkotan gue." Andrea terkekeh menyambut Danang.      

"Ha ha ha, gak lah, kan gue udah janji bakalan pagi jam segini." Danang berjabat tangan akrab dengan Andrea dan yang lainnya, lalu ia melihat Ivy yang tersenyum padanya. "Halo, hime-cchi," sapa Danang pada Ivy.      

Ivy tersipu dan sedikit tundukkan kepalanya. "Halo, Om." Dia lirih menjawab Danang seraya tidak berani menatap mata Danang.      

"Wah, kok kayaknya ada yang beda dari Ivy, nih?" Danang menatap Ivy lebih lekat dan sampai merunduk segala untuk menyejajarkan pandangan dia dengan si gadis vampir.      

"Nah, iya kan?" Sang ibu langsung menyambar sahutan. "Dia keliatan lebih imut dan cantik, ya kan?"      

"Kalo gue iyain ntar dikira lagi ngerayu anak kecil, gak?" canda Danang yang langsung mendapat tepukan keras di lengannya oleh Andrea. "Ha ha ha!" Dia tertawa lepas.      

"Awas aja kalo lo berani rayu-rayu anak-anak gue. Kagak boleh!" Andrea mendelik bergurau. Danang menanggapi masih dengan tawanya.      

Sedangkan Ivy, dia agak tak nyaman ketika Danang menyebut dia anak kecil. Apakah dia memang masih terlihat anak kecil? Dia sudah duduk di SMP kelas 1! Mana bisa itu masih dikategorikan anak kecil, sih?      

Karena Ivy terganggu dengan sebutan itu, maka dia tak tahan dan berkata, "Aku sudah bukan anak kecil."     

Suaranya pelan namun mampu membuat semua orang menoleh ke dia dan hening terjadi selama beberapa detik.      

"O-oohh! Bwa ha ha ha! Iya juga, yah!" Danang memecahkan hening itu dengan ucapan dia yang lantang seperti biasanya. "Hime-cchi kan memang sudah besar! Ha ha ha! Keingetnya dia ini kecil melulu, sih kayak yang dulu dia di Bali itu, masih keliatan super imut, beneran loli-chan super cute!"      

"Lo bukan loli hunter, kan Nang?" Andrea menyipitkan mata seolah sedang mencurigai sahabat masa kecilnya.      

"Yaelah, kurap kadal! Yah mana ada sih gue yang super ganteng ini malah jadi loli hunter?" Danang mengelak.      

"Lah, dulu kan jaman lu lagi gilak anime, lu sendiri yang bilang lu loli hunter en demen nyari-nyari cewek yang suaranya ala loli di komunitas! Jangan sok amnesia, lo yak!" Andrea menunjuk Danang dengan telunjuknya tepat di muka Danang.      

Si tamu terbahak sekejap dan ia menggoyang-goyangkan tangannya tanda menolak. "Gak, gak, itu kan dulu cuma bercanda, elah Ndre kurap, bisa-bisanya lu anggep itu serius, sih? Ampun, Nyai! Kagak, Nyai!" Ia tangkupkan dua tangan di depan wajah seakan sedang memohon ampun.      

"Ha ha ha, ya udah ayok masuk aja dah sekarang. Tuh di dalam udah ada." Andrea mengajak tamunya masuk ke mansion.     

"Ada apaan? Semur jengkol? Atau sambel goreng pete?" Danang sudah berbinar-binar akan makanan kesukaan dia.     

"Kagak lah! Ngapain kasi elu sajen yang enak-enak gitu. Maksud gue, tuh di dalam udah ada kolam yang musti elu kuras." Andrea berkelakar.      

"Etdah kurap kadal satu ini masih aja kejam kalo ma gue." Danang mengelus dadanya sendiri. Memangnya di sana ada yang boleh dia elus dadanya? Minta kepalanya digeplak pakai kunci inggris, Nang?     

Danang dan semuanya duduk di sofa ruang tengah ditemani berbagai cemilan yang dihidangkan di meja dan juga ada beberapa minuman.      

"Ya ampun, gak usah repot-repot, Ndre, Shel, pake semuanya dikeluarin segala, duh jadi gak enak hati nih gue kalo gini," kelakar Danang ketika melihat Andrea, Kuro dan Shelly keluar dari ruang makan membawa banyak penganan kecil dan minuman.      

"Ahh, ini gak repot, kok Nang. Cuma aer bak mandi gue taro di gelas elu aja, gue kobok dikit biar dikira sirup leci," sahut Andrea sambil meletakkan berbagai minuman di meja.     

"Astaga, Ndre, lu tajir dari hasil nyupang apa gimana, sih? Ampe sirup leci aja musti dari air bak mandi lo kobok dulu?" Danang geleng-geleng sedikit berdrama.      

"Iya, kok lu tau?" Andrea malah ikut alur. "Biasanya ntar malem gue yang jaga lilin, nah lakik gue ntar yang jadi cupang, mangap-mangap dia dah!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.