Devil's Fruit (21+)

Dirasuki Energi Negatif



Dirasuki Energi Negatif

4Fruit 955: Dirasuki Energi Negatif     
0

Ketika Andrea dan beberapa gadis dari mansionnya pergi jalan-jalan bersama Danang saat pria itu sedang ada waktu luang sebelum kepulangan dia kembali ke Indonesia, mereka ada di toko boneka dan secara tidak sengaja bertemu dua gadis muda yang meneriaki dan menghujat Ivy.      

Danang dan Andrea berusaha membela Ivy dan mencoba menegur secara halus kedua gadis muda itu namun mereka makin kalap saja mengumpat pada Danang dan Andrea juga seakan mereka tidak punya sopan santun sama sekali pada yang lebih tua.     

Dan seketika, Andrea melihat adanya selubung hitam samar yang memancar keluar dari tubuh kedua gadis itu. Ia termangu sejenak dan sekaligus terkejut bukan main. Apakah mereka bukan manusia? Tapi bau mereka bau manusia.      

Itu artinya ....     

"Ohh, shit!" teriak Andrea setelah menyadari sesuatu telah terjadi di situ, tepatnya di kedua gadis itu. Ia lekas mengirim telepati pada Kuro dan Zivena. 'Girls, mereka sudah disusupi energi negatif!' teriaknya melalui anting telepati.      

Kuro kini menajamkan penglihatan dia dan akhirnya dia pun menemukan keanehan sosok para gadis itu. 'Ma, lalu bagaimana?'      

Andrea sendiri juga masih berpikir keras apa yang harus dia lakukan di momen segenting ini. Tidak mungkin dia menerjang kedua gadis yang sedang diselubungi sesuatu kabut samar hitam begitu saja, kan? Ada banyak orang di sana, terlalu beresiko jika mengeluarkan kekuatan magis.     

Tapi, dari penglihatan Andrea, kabut samar hitam itu makin pekat dan membuat dua gadis di depannya kian beringas menatap dan memaki Andrea dan keluarganya. Energi negatif yang menyelubungi kedua gadis sungguh memicu para gadis itu bersikap di luar normal.     

Sang Cambion melirik anak bungsunya. Tidak, tidak! Zivena tidak boleh menetralkan energi lagi! Bocah itu baru saja siuman dari tidur panjangnya, akan sangat berbahaya untuk diri Zivena sendiri jika memaksakan diri menyembuhkan emosi seseorang lagi dalam waktu dekat.      

Akhirnya, Andrea hanya bisa memiliki satu macam rencana saja saat ini.      

Menyingkir dari sana.      

Maka, sang Cambion pun segera menggiring Ivy untuk pergi dari toko itu tanpa membeli boneka yang sudah dipilih anak-anaknya, diikuti Danang dan yang lainnya.      

Kedua gadis itu tidak terima dan terus saja mengikuti Andrea hingga tiba di sebuah lahan parkir bawah tanah yang kebetulan kosong tak ada orang di sekitarnya.      

Secara cepat, Andrea pun membuat array penghalang berbentuk setengah bola untuk mengurung dia dan keluarganya, termasuk dua gadis itu pula yang masih saja mengikuti Ivy dan lainnya sambil terus memaki-maki.      

Dekh!     

Andrea lekas memukul tengkuk Danang sehingga lelaki itu pun langsung pingsan dan Andrea lekas mengirim Danang, Ivy, dan juga Zivena masuk ke alam Cosmo. "Tolong jagain Danang, yah!" seru Andrea pada 3 perempuan yang dia masukkan bersama Danang ke alam pribadi dia. Nyonya Cambion juga sudah menghubungi Kyuna dan Rogard di Cosmo untuk menyambut dan mengawasi orang-orang yang dia kirim ke sana.     

Nah, sekarang setelah hanya ada Andrea dan Kuro saja di dalam array bersama kedua gadis yang masih kalap mengeluarkan berbagai kalimat kotor yang tidak pantas diucapkan gadis remaja, Andrea melirik ke Kuro dan berkata: "Ayo, Kuro sayank, kita beresin dulu yang ini."     

"Iya, Ma! Sembarangan aja mereka ingin mainkan kita." Kuro pun bergegas bersama dengan Andrea menerjang ke arah dua gadis tadi.      

Kedua gadis kini malah kian dikuasai kabut hitam dan wujud mereka mulai berubah menjadi mengerikan, antara setengah binatang dan setengah iblis. Yang satu memiliki cakar bagai singa, dan yang satu lagi memiliki ekor bagai ular anakonda.      

"Astaga, ini kenapa jadi begini?" Andrea dan Kuro yang hampir merobohkan kedua gadis dalam satu serangan, tiba-tiba dikejutkan oleh perubahan sosok para gadis itu saat hendak diterjang.      

Kedua sosok gadis yang kini sudah menjelma menjadi monster setengah hewan pun berbalik menerjang maju ke Andrea dan Kuro.      

Andrea dan Kuro secara gesit menghindari cakar dan sabetan ekor mereka. Sang Cambion melihat Kuro yang hendak mengeluarkan kabut hitam andalan dia, dan Andrea pun berteriak, "Jangan, Kuro! Mereka masih manusia! Cuma dirasuki energi negatif aja, kok!"      

Kuro yang sudah membentuk energi kabut hitam pun segera memudarkannya dan urung menyerang. "Lalu bagaimana, Ma?" Ia sambil bergerak menghindari pukulan ekor milik si setengah ular.     

Sebenarnya, bagi Kuro, mengalahkan makhluk gelap di level seperti itu sangatlah mudah dan cepat, tapi karena sang ibu angkat tidak membolehkan dia menggunakan kekerasan dikarenakan masih ada sosok manusia asli di dalam tubuh energi gelap itu, Kuro pun hanya bisa terus menghindar dan berkelit.      

Demikian juga dengan Nyonya Cambion yang terus menghindari ayunan cakar yang terarah kepadanya secara brutal dan tidak terkendali. Akhirnya, Andrea pun mengeluarkan senjata cambuk tulang dia.      

Sreettt!     

Cambuk tulang yang panjangnya mencapai 10 meter itu langsung melilit monster hewan yang menyerang dia tadi, si singa jadi-jadian.      

"Groaahhh! Rooaaghh!" Energi singa jadi-jadian yang merasuki gadis itu terus meraung marah dengan suara menggelegar mereka. Untung saja Andrea tadi sempat membangun array penghalang di sana atau orang-orang akan kalang kabut mengira ada singa lepas dari kebun binatang jika mendengar auman barusan.      

Kuro menyaksikan sang ibu bergerak gesit dengan cambuk tulangnya yang dulu menjadi andalan di awal perjalanan Andrea di alam Feroz milik Pangeran Djanh. "Ma, yang ini bagaimana? Aku tak punya cambuk!" serunya sambil terus menghindari sembari dikejar monster ular tersebut.      

Dengan tenaga pikiran dia, Andrea memunculkan sebuah tendon dari hewan iblis raksasa yang masih dia simpan. Tendon itu mirip tali tambang untuk kapal sehingga berukuran besar dan kuat.      

Langsung saja Andrea menggerakkan tendon kokoh dan panjang itu menggunakan kekuatan Mossa ke arah si ular jadi-jadian.      

Syuutt!     

Hampir saja si ular lepas, namun berkat kecermatan Andrea, tendon miliknya berhasil membekuk manusia yang dirasuki energi gelap ular.      

"Yes!" teriak Kuro setelah dia menyaksikan si ular pun sudah berhasil terjerat tali tendon mama angkatnya. "Mamaku memang hebat!" Ia acungkan ibu jarinya ke Andrea dengan senyuman lebar menyertai.      

Andrea juga merasa lega dia langsung bisa berpikir dan bertindak cepat. Dengan menangkap menggunakan cara demikian, maka dia tidak perlu menyakiti manusia yang masih terperangkap di dalam energi negatif itu.      

"Kita bawa ke mana nih dua sompret ini, Ma?" Kuro bertanya sambil menoyor kepala si ular yang dua tangan bercakarnya sudah dibelit tendon secara ketat.      

"Kuro sayank, gak boleh bilang begitu ke mereka."     

"Lah, Ma, mereka kan nyebelin ampe masuk-masuk segala ke tubuh manusia."     

"Ohh, kirain kamu ngatain sompret ke gadis-gadis itu, he he ... yuk deh, kita bawa aja mereka ke tempat lain, jangan di sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.