Devil's Fruit (21+)

Wine, Si Musuh Baru



Wine, Si Musuh Baru

1Fruit 957: Wine, Si Musuh Baru     
1

Dua makhluk semakin meraung ketakutan melihat api ungu tersebut. Ini dimanfaatkan oleh Andrea untuk menginterogasi duo monster itu. "Buruan deh bilang, siapa majikan kalian atau kalian bisa jadi kelinci percobaan api ungu ini."     

"Groaarghh! Roaaghh!"     

"Psshh! Ssshhrrhh!"      

Kedua makhluk aneh itu terus saja ingin berontak untuk menjauhi api ungu di telapak tangan Andrea. Mungkin jika mereka mengetahui bahwa Andrea memiliki api jenis itu, sudah pasti dua energi negatif itu tidak akan repot-repot turun ke bumi untuk membuat masalah dengan si Cambion.      

"Beneran kalian cuma kepinginnya mati dalam keadaan meraung-raung gitu? Kagak pengin ngomong sesuatu yang bisa kami mengerti?" Jelas ada sebuah ancaman dari sang Cambion di kalimat dia. Dan dia menambahkan, "Sekencang apapun kalian teriak, ini udah gue pagari pake array kuat. Jadi, kagak usah repot-repot jadi rocker dadakan, yah!"      

Andrea malah memainkan api ungu di telapak tangan dia yang dibentuk menjadi bola dan dia pantul-pantulkan di tangannya. Karuan saja dua makhluk monster aneh itu makin kebat-kebit kalap melotot ngeri melihat ke arah bola api ungu, khawatir sekali jika tiba-tiba saja api tersebut loncat ke arah mereka.      

"Wein ... Weeiiinn ..." Makhluk berbentuk ular pun mulai menyuarakan sebuah kata.      

"Hah? Wein? Wein siapa?" tanya Andrea sambil kerutkan dahi dan dekatkan telinga sambil api ungu ikut dia dekatkan juga.      

"Wein! Kami hanya tau ... Wein!" Suara makhluk itu seperti orang berbisik namun parau.      

"Apa maksudnya mungkin Wine? Kan itu dibacanya Wein, Ma?" Kuro memikirkannya.      

"Wine?" Andrea melafalkannya secara benar dalam lafal bahasa inggris.      

Karuan saja makhluk ular itu mengangguk berkali-kali.     

"Ohh, Wine ..." Andrea mulai jauhkan bola api ungu dia dari duo monster. Ini membuat para monster itu menghela napas sangat lega.      

"Kalian jangan buru-buru lega, kan mamaku belum selesai bertanya." Kuro berkata dengan mengerling nakal pada kedua monster negatif.     

Mata para monster energi negatif itu kembali mendelik tegang mendengar ujaran Kuro.      

"Ha ha ha, Kuro benar, masih ada yang ingin aku tanyakan dari kalian, wahai makhluk aneh." Andrea memainkan bola api di telapak tangannya. "Sekarang pertanyaan aku ... apa kalian sengaja dikirim untuk Ivy, anak perempuanku? Yang tadi dimaki-maki ama dua cewek yang kalian susupi itu, loh!"     

Si monster singa mengangguk lemah. Dia sudah tidak berani meraung lagi dan hanya membunyikan erangan seperti kucing kecil.      

"Oke, berarti ini beneran udah mulai ada musuh yang mulai narsis pengin pamer diri ke kita, nih!" Andrea menatap ke semua anggota keluarga dia di situ sambil tersenyum lebar.      

"Enggak tau kenapa, kok aku jadi bersemangat, yah Ma? Seperti ada sesuatu dorongan penuh antusiasme tau bakalan ada perang lagi, he he ..." Kuro tanpa beban mengatakan apa yang ada di otak dia. Yah, memang begitulah si hybrid hitam sejak dulu mula.      

"Huss! Cinta tu ke hal damai, Kuro, bukan malah cinta ke peperangan, ha ha ha!" Andrea gemas dan cubit hidung si anak hybrid hitam.      

"Unghh ..." Kuro mengernyit ketika hidungnya dicubit pelan sang ibu angkat. "Aku cuma takut kekuatan aku bisa berkarat kalau tidak rutin dipakai bertarung, Ma." Dia beralasan.      

"Oke, berarti ini sudah diketahui bahwa mereka adalah energi negatif kiriman dari sosok bernama Wine yang memang sengaja memerintahkan mereka untuk merasuki orang-orang yang bisa menyerang Ivy. Dan memang tujuannya adalah Ivy." Tuan Nephilim menyimpulkan dari semua yang dia dengar.     

"Apa ini ulah para vampir yang kalah perang?" tanya Kuro merasa waswas. "Tapi ... vampir-vampir yang dulu musuh kita, bukannya sudah dibantai habis?" Si hybrid hitam malah mempertanyakan asumsi dia sendiri.      

"Yah, ini bisa jadi memang ulah para vampir, sih!" Andrea ikut terdistorsi opini dia ke arah sana seperti Kuro.     

"Tunggu dulu," ucap Shiro. "Jika memang ini ulah vampir, bagaimana caranya mereka bisa menggunakan energi negatif untuk mengganggu kita lagi?"      

Tuan Nephilim menggumam, "Benar juga. Energi hitam itu berhubungan dengan energi milik iblis. Maka dari itu, rasanya agak aneh kalau mereka malah diperbudak oleh vampir. Kalau vampir dijadikan budak oleh iblis, itu masih mungkin, tapi apabila sebaliknya, sepertinya ... tidak."     

"Ya, apalagi iblis adalah ras sombong luar biasa, mana mau dia dijadikan budak oleh ras yang dianggap lebih rendah seperti vampir?" Shiro menambahkan.      

"Bahkan, kalau kalian ingat cerita asal mula Vlad Dracula, bukankah dia diciptakan dari seorang vampir tua dan si vampir tua itu diciptakan dari iblis yang lebih tua lagi?" Tuan Nephilim teringat apa yang pernah diceritakan oleh ayah mertuanya.      

"Ahh, oke, oke ..." Andrea menggaruk dahi menggunakan satu jarinya. "Kalo gitu, kita coret kemungkinan mengenai si Wine itu vampir. Nah, Wine adalah iblis. Hm ... tapi ... siapa emangnya iblis yang mo gangguin Ivy, sih? Ivy kan keturunan vampir, kagak ada manfaatnya bagi para iblis, ya kan?"     

"Ma, rasanya bukan Ivy yang sesungguhnya diincar, jika aku menyambungkan ini semua." Shiro mulai dalam mode berpikir serius.      

"Gimana menurut kamu, Shiro sayank? Kalau bukan Ivy, lalu siapa?" Andrea penasaran. Bukan Ivy yang diincar? Lalu siapa? Apakah Jovano?     

"Mama." Shiro menjawab.     

"Hah? Ada apa, sayank." Andrea memberikan respon.     

"Ma, aku tidak sedang memanggil Mama, tapi aku menjawab pertanyaan Mama tadi." Shiro berucap.      

"Heh? Itu jawaban, yak?" Andrea langsung berpikir ulang dan ia mendelik kaget. "Aku? Aku target utamanya?!"     

Shiro mengangguk. "Itu kesimpulan dariku, tapi bisa saja salah karena bukti yang mengarah ke sana juga masih belum cukup. Hanya memikirkan bahwa tidak mungkin vampir yang mengirimkan energi hitam iblis, dari itu saja aku langsung merasa kalau Mama target utamanya."     

Dante dan Kuro tak kalah kagetnya seperti sang Cambion.      

"Yank ..."     

"Ma ..."     

Mereka berdua segera menatap Andrea dengan pandangan lembut penuh kecemasan akan keselamatan sang Cambion.      

"Tsk, kalian ini. Jangan khawatir. Aku ini kan kuat! Dante kalo tarung ma aku aja kadang dia kalah, kok!" Andrea mengusap hidungnya.      

"Yank, siapa lagi yang ingin sakiti kamu, yah?" Tuan Nephilim sedih jika asumsi Shiro benar terbukti. Dia tidak mau lagi terpisah dengan Andrea seperti dahulu. Itu sangat menyiksa.     

Andrea menepuk-nepuk lengan sang suami untuk menenangkan pria Nephilim tersebut.      

"Ma ..." Kuro segera masuk ke pelukan Andrea. "Aku harus jagain Mama 24 jam 7 hari!"     

"Wo ho ho ... jangan, dong sayank ... nanti Mama nggak bisa honeymoon ama papamu, ha ha ha!" Andrea malah menguarkan candaan.      

Kuro agak kurang paham. "Kok honeymoon lagi, Ma? Bukannya dulu sudah? Waktu yang di Bali itu, waktu Kuro ingin tidur dengan Mama."     

Shiro sampai terbatuk dan lidahnya gatal ingin menghujat sesuatu pada saudara kembarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.