Devil's Fruit (21+)

Bisa Menembus Array



Bisa Menembus Array

0Fruit 959: Bisa Menembus Array      0

Menyaksikan terbakarnya tubuh monster beserta gadis yang mereka rasuki oleh api hitam tanpa bisa berbuat apa-apa, sangat membuat Andrea emosi dan frustrasi. "No!!! No!!! Bangsat!!! No!!!" Dia secara gusar memukul-mukul lantai bangunan itu untuk melampiaskan amarahnya.      

Andrea paling tidak suka jika ada korban manusia jatuh dalam kaitannya dengan para makhluk 'ajaib' di dunia ini. Si Cambion paling menghindarkan dilibatkannya manusia biasa dalam peperangan ataupun perselisihan antar makhluk 'ajaib' di bumi ini.      

Kejadian barusan tentu sangat memukul Andrea. Dia gagal melindungi manusia, dia gagal menyelamatkan manusia. Ia pun menangis meraung sambil berlutut dan menyentuh onggokan abu di depannya.      

Shiro lekas hampiri ibu angkat dia dan berkata, "Ma, hentikan dulu emosimu dan ayo berpikir lagi, siapa yang memberikan serangan api hitam pada dua monster tadi!"     

Andrea hentikan tangisan dia dan mengusap kasar air matanya. "Kamu benar, Shiro. Hiks!" Dia mengingsut hidungnya untuk meniadakan ingus di sana seraya membersihkan wajahnya dari lelehan air mata.      

Tuan Nephilim mulai bersikap waspada. Ia bergerak, memandang ke berbagai sudut di ruangan itu, mencari apakah ada makhluk seperti mereka yang sedang mengintai atau bersembunyi. "Tidak ada apapun selain para bangsa jin dan arwah saja di sini."     

Kuro berlari keluar dan terbang di udara hendak mencari apakah dia bisa merasakan aura energi yang baru saja menyerang tawanan mereka. Saat dia tau tak menemukan apapun, ia pun turun dari langit dan kembali ke ibunya.      

Andrea segera pejamkan mata dan berkonsentrasi mengedarkan kekuatan Sniffer dia untuk mengendus sisa energi tadi dan juga melakukan pelacakan pada radius 100 kilometer. Tidak menemukan apapun.      

"Bagaimana, sayank?" tanya Dante yang kini sudah mengendurkan kewaspadaan dia karena sudah tidak ada lagi aura aneh yang tadi menyerang tawanan mereka.      

Si Cambion menggelengkan kepala. "Bersih, kagak ada apa-apa. Ini aneh banget, sumpah!"      

"Sosok misterius itu punya api hitam neraka juga seperti Jo." Shiro kerutkan dahinya.      

"Iya, api hitam neraka. Rupanya itu juga bisa bikin makhluk energi hitam mati selain pake api ungu." Andrea ikut berpikir. "Lalu, siapa kira-kira penyerang tadi?"     

"Bayangkan kalau tadi kita tidak buru-buru menghindar, Ma, Pa, kita juga sudah terpanggang api hitam!" Kuro menyeru dengan mata kuning dia membola.      

Mendengar ucapan Kuro, Andrea dan Dante mengangguk. Ya, untung saja mereka lekas menghindar secara refleks atau mereka juga mungkin akan menjadi korban dari serangan api hitam itu.     

Namun, Shiro sepertinya malah makin kerutkan dahinya lebih dalam. "Hm ..."     

"Kenapa, Shiro?" tanya Tuan Nephilim. Dia paling hafal dengan gelagat anak hybrid putih dia jika Shiro sedang menemukan sesuatu.      

"Tentang api hitam yang untungnya tidak menyerang kita tadi." Shiro mengulum bibirnya sambil terus berpikir.      

"Memangnya kenapa dengan itu? Kan memang benar." Kuro agak kesal karena seakan-akan opini dia hendak dimentahkan oleh saudara kembar dia sendiri. Sudah berapa kali Shiro melakukan itu padanya, huh?     

"Aku tidak percaya dengan kebetulan mengenai kita secara refleks bisa menghindari api hitam tadi." Shiro memiringkan kepalanya sambil pandangan mata ke onggokan abu di depannya.      

"Bagaimana menurut kamu, Nak? Ayo, katakan saja dengan gamblang." Si ayah angkat makin tak sabar.      

"Hm, Pa, Ma, menurutku, api hitam tadi memang ditujukan untuk dua tawanan tadi, bukan untuk kita." Shiro menyampaikan pemikiran dia.      

"Oh ya? Kok bisa gitu?" Andrea membelalakkan mata, takjub dengan hasil pemikiran Shiro.      

"Karena api itu muncul dari arah belakang kita. Jikalau memang orang itu apapun dia, hendak menyerang kita juga, dia tak perlu repot-repot menukikkan arah kelokan api hitam dia ke arah kepala kedua tawanan kita. Dia bisa saja cukup arahkan lurus begitu saja sambil mengenai kita dan dua tawanan sekaligus. Ya, kan?"     

"Wooo, benar juga! Shiro masuk akal nih opininya! Aku setuju!" seru Andrea setelah dia memikir dan menelaah argumen si hybrid putih.      

"Jadi ... kalau aku tidak salah asumsi, orang atau sosok itu sebenarnya hanya menargetkan dua tawanan tadi, kita tidak termasuk dalam target dia. Mama, apa kau lupa bahwa kau tadi memasang array penghalang di area ini?" Shiro menatap ibu angkatnya.     

"Astaga, iya! Benar! Aku kan tadi pasang array di tempat ini! Dan ternyata itu bisa ditembus!" Andrea memekik terkejut mendapati fakta yang didapatkan. Dia memang sempat membuat array penghalang karena tak mau kegiatan interogasi mereka ini didengar atau diketahui manusia manapun di dekat sini, siapa tau ada yang ingin mengadakan uji nyali di rumah kosong ini karena rumah ini memang terkesan seram.      

Ini pula yang mengerikan dari fakta ini. Andrea sudah memasang array penghalang di tempat itu namun ternyata array bisa ditembus oleh serangan api hitam neraka tadi yang ditembakkan entah oleh siapa.      

Tuan Nephilim juga terkejut karena menurut pemikiran dia secara yang dia ketahui, bahwa ilmu array milik istrinya bukanlah jenis array yang remeh, bukan array kelas rendahan. Andrea mereka kenal sebagai sosok yang memiliki kemampuan membuat array dengan sangat baik dan kuat, bahkan Jovano saja masih kalah.      

Meski mereka masih menyimpan tanda tanya kenapa dulu ketika Zivena berumur 1 tahun, bocah itu bisa menembus array penghalang yang dibuat oleh ibunya. Sampai sekarang, Zivena selalu diam dan hanya beralasan bahwa dia sendiri tak tau atau lupa mengenai kejadian itu.     

Nephilim tampan itu berpikir, apakah makhluk yang melemparkan api hitam neraka tadi juga seperti Zivena? Atau, minimal memiliki kemampuan seperti si gadis cilik itu? Tapi, harus diingat, bahwa Zivena memiliki lebih banyak gen Angel dalam dirinya ketimbang gen Demon.      

Apabila sosok misterius itu juga memiliki banyak gen Angel seperti Zivena, apakah orang itu juga merupakan keturunan dari percampuran ras Nephilim dengan Demon?     

Sungguh, memikirkan ini saja sudah cukup membuat pening kepala sang Nephilim. Ia jadi takut, cemas, khawatir bahwa keluarga tercinta dia ini akan menghadapi musuh yang bisa jadi kuat, tidak seperti vampir yang meskipun banyak, namun bisa ditumpas karena perbedaan cukup jauh dalam hal kekuatan.      

Tapi jika musuh mereka adalah keturunan dari percampuran Nephilim dan Demon, bukankah itu akan menakutkan? Bayangan jika musuh mereka memiliki kekuatan seperti Jovano dan Zivena, Dante sungguh ketakutan jika membayangkan mereka harus berurusan dengan sosok seperti itu.     

"Ini hanya ada dua dugaan saja dariku, Ma, Pa." Shiro menatap dua orang tuanya.     

"Apa itu?" tanya Dante ingin tau. Andrea juga memperlihatkan mimik muka penasaran. Dia tidak menyangka Shiro ternyata lebih cerdas darinya. Ahh, apakah ini faktor usia sehingga otak Andrea jadi lebih lambat dari yang dulunya?     

"Pertama, api hitam bisa menembus array. Kedua, dia memiliki ilmu array lebih kuat dari Mama." Shiro menyebutkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.