Devil's Fruit (21+)

Zivena Dalam Kondisi Kritis!



Zivena Dalam Kondisi Kritis!

1Fruit 964: Zivena Dalam Kondisi Kritis!     
4

Ketika Andrea hendak membalas dan memusnahkan iblis yang berani menyerang Ivy di kamarnya, iblis itu menyeringai dan menghilang cepat. Oh tidak, pasti akan ada hal lainnya akan dilakukan iblis tadi!      

Otak Andrea lekas paham dan ia lekas berpindah tempat, berteleportasi ke kamar yang ditempati Zivena. Benar saja, iblis yang tadi hendak dia hajar ternyata ada di kamar Zivena. "Zizi!"     

Mata Andrea terbelalak ketika dia melihat Zivena sudah dicekik lehernya oleh iblis tersebut. Ketika Andrea hendak melesat mendekat menyelamatkan si bocah, tiba-tiba saja ada medan aneh yang mementalkan Andrea dari sana hingga dia menabrak tembok, tak bisa maju.      

"Zizi!" teriak Andrea. Dante ikut datang dengan cepat untuk membantu, tapi ketika mereka berdua hendak maju menyelamatkan anak bungsu mereka, area itu seperti ada array penghalang tak kasat mata.      

Zivena terlihat kesakitan dan iblis yang mencekiknya tertawa gila sambil mengangkat tubuh Zivena yang meronta-ronta. "Ha ha ha! Kalian harus melihat anak kalian mati di depan mata kalian! Agar kalian tau seperti apa penderitaan kami!" teriak iblis itu sambil mengetatkan cekikan satu tangannya pada leher Zivena.      

Gadis cilik itu terlihat sungguh memelas, kaki kecilnya bergerak di udara sambil dua tangannya mencoba melonggarkan cekikan pada lehernya, namun sepertinya usaha itu sia-sia belaka. "Krrhhh ... krrghh ... Mam-kkrhh ..." Ia susah payah memanggil sang ibu. Matanya melirik ibunya yang kalap.      

Bahkan saking kalapnya Andrea hingga dia mulai berubah menjadi bentuk iblis asli. Tubuhnya mulai berubah warna menjadi hitam mengkilat dari ujung atas hingga bawah, rambutnya berdiri bagai lidah api hitam dan cakar iblis dia muncul. Mata hitam mengkilat yang bagai menyatu dengan warna tubuhnya sekarang, menatap penuh amarah ke iblis itu.      

Zivena yang melihat perubahan wujud ibunya, segera menggeleng lemah, seolah melarang sang ibu berubah wujud. Bocah itu tidak menyukai form iblis sang ibu. Tapi dia tidak bisa bersuara akibat cekikan si iblis yang menatap ketakutan ke Andrea, tapi kemudian iblis itu tertawa gila.      

"WA HA HA! Memangnya kau bisa apa, hah?! Meski kau berubah seperti itu, tapi array penghalang tuanku sangat kuat! Ha ha ha! Nikmati saja tontonan dari sana!" Lalu iblis itu mulai berkonsentrasi pada Zivena yang kian lemah dan kesakitan.      

Andrea sudah berusaha menerobos array aneh itu dan tidak berhasil. Dia tidak bisa menembus penghalang ciptaan entah siapa, yang sepertinya adalah iblis sangat kuat. Nyonya Cambion mencoba menyerang dari segala sisi kubah array tersebut dan dia hanya terpental saja, bagai memukul tembok baja dan terpental sendiri akan gaya tolaknya.     

"Haarkkhh! Arrkkhh!" Andrea meraung-raung dalam bentuk iblisnya. Suaranya bagai suara lengkingan distorsi. Keras dan juga bergema. Ia terlihat frustrasi. King Zardakh pun muncul di ruangan itu dan mencoba maju tapi ternyata tidak mampu. Jika seorang King Zardakh saja tidak sanggup menembus kubah array penghalang tak kasat mata itu, siapa lagi yang bisa?     

"Zizi! Zizi!" teriak Dante sambil dia juga mulai memukul gila ke kubah array itu dan hanya mendapatkan gaya tolak saja.      

Zivena sudah semakin kesakitan dan napasnya sudah di ujung tanduk. Iblis itu bisa saja langsung membunuh Zivena, namun dia merasa itu kurang menyenangkan. Jika dia bisa menyiksa si bocah di depan orang tuanya, bukankah itu lebih menarik dan epic? Begitu pemikiran dia.      

Iblis terus tertawa sambil mencekik lebih erat dan lebih erat. Tangan satunya hendak menjangkau perut Zivena, dan itu akan sangat fatal jika cakar tajam itu menembus di sana. Dante dan Andrea sama-sama meraung sambil makin gila menyerang kubah array.      

Zivena sudah hampir menyerah ... namun, tiba-tiba dia benar-benar menyerah. Dia menurunkan dua tangannya. Andrea dan Dante termangu melihat adegan itu. Apakah sang anak sudah di napas terakhirnya?     

Ketika Andrea dan Dante hendak makin menggila, ternyata dua tangan Zivena yang dikira akan terkulai lemas ke bawah, justru direntangkan di samping tubuhnya lebar-lebar. Zivena seolah sedang berpasrah saja.      

Andrea dan Tuan Nephilim menggeleng, mengira putri bungsu mereka sudah menyerah dan semua akan selesai sudah. Namun, nyatanya, tubuh Zivena justru bersinar, kian lama kian terang dan terang dan terang, hingga iblis yang sedang mencekiknya mulai panik dan mulai tampak ada raut takut di wajahnya.      

"Tidak! Jangan! Jangan! Kau ini apa?! Jangaaaannnn!"      

BOOFF!     

Tubuh iblis itu tiba-tiba berubah menjadi asap hitam yang sebenarnya merupakan darah iblisnya.      

Swuuff!     

Dua sayap Zivena muncul seketika sembari tubuh bercahaya bocah itu masih terpampang nyata. Sepasang sayap putih itu berukuran dua kali lebih besar dari sebelumnya, membuat Zivena bisa melayang.      

Dan akhirnya, Zivena mengayunkan tangannya secara santai dan ia memburu ke ibunya, memeluk sang ibu di leher dan menyelimuti tubuh sang ibu yang menghitam hingga akhirnya Andrea kembali ke wujud normal dia.      

"Zizi! Zizi!" Andrea sudah bercucuran air mata. Dia masih memeluk si bungsu yang perlahan-lahan mulai redup cahaya dari tubuhnya dan akhirnya sayap juga menghilang sebelum akhirnya Zivena pingsan.      

Rupanya bocah cilik itu menggunakan sisa tenaga dia untuk menetralkan amarah dan benci dari ibunya agar sang ibu bisa kembali ke wujud normalnya.      

Tuan Nephilim dan King Zardakh diam terbengong menyaksikan itu semua. Ini sungguh aneh bagi mereka.      

Pertama, Zivena tadinya seperti hendak menyerah, namun ternyata dia merentangkan tangan dan wajahnya berubah syahdu penuh rahmat, kemudian muncul cahaya dari dalam tubuhnya yang akhirnya menyelimuti semua jengkal tubuh si bocah hingga makin terang dan terus terang menyilaukan.      

Kedua, Zivena cukup membunuh iblis tadi dengan cahayanya. Itu sungguh sesuatu yang luar biasa sekali di mata yang melihat. Bahkan iblis itu sempat sangat ketakutan dan mempertanyakan entitas apakah bocah cilik itu hingga bisa mengeluarkan cahaya yang sangat menakutkan dia.      

Ketiga, Zivena begitu santai melambaikan tangan dan bisa terbang melesat ke ibunya untuk menggunakan cahaya dia menetralkan amarah iblis dalam diri sang ibu agar Andrea kembali ke bentuk manusia biasa.      

Dengan itu, bisa disimpulkan bahwa Zivena melambaikan tangan tadi adalah dia sedang meniadakan kubah array penghalang kuat yang tadi menyelimuti dia dan si iblis.      

Yang membuat takjub Dante dan King Zardakh, Zivena melakukannya bagai tidak perlu banyak kekuatan untuk itu. Begitu santai seolah dia sedang menghalau jaring laba-laba saja.     

Kekacauan malam ini segera diperbaiki oleh penghuni mansion. Semuanya dikembalikan ke keadaan semula, sehingga tidak perlu ada kerusakan apapun di sana. Segalanya tuntas dengan bantuan tenaga magis.      

Andrea segera saja mengirim Zivena ke Alam Cosmo untuk istirahat karena dia merasa di sanalah bocah itu akan jauh lebih aman tanpa dia khawatir apapun. Ada Kyuna dan yang lainnya akan merawat Zivena di sana selama bocah itu tidur panjang untuk memulihkan diri.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.