Devil's Fruit (21+)

Seorang Healer?



Seorang Healer?

1Fruit 967: Seorang Healer?     
4

Hari berikutnya, Kiran berlatih kembali dengan bimbingan sang kakak. Sementara itu, Kenzo hanya menjadi pengawas kedua anaknya yang berlatih di kebun belakang.      

Di hari ketiga, barulah diketahui bahwa selain elemen api sebagai dasar kekuatan para iblis, Kiran ternyata juga mempunyai elemen air dan juga tanah. Sepertinya itu menurun dari sang ayah yang memang memiliki elemen tanah yang kuat. Gavin, sang kakak juga memiliki itu.      

"Hm, Ran punya elemen air, wow!" Gavin kagum dengan kemunculan kekuatan elemen pada sang adik. "Sepertinya latihan keras kamu memicu munculnya 2 macam elemen kamu sekaligus, Ran."     

Kiran mengangguk dan tersenyum senang. Dia melirik ke arah Ivy dan batinnya berjanji akan melindungi Ivy dengan kekuatan dia nantinya.      

Namun, Ivy sebagai pihak yang dilirik, dia malah berpikir bahwa Kiran sedang mengolok-olok dia yang tidak memiliki kekuatan magis apapun, apalagi kekuatan elemen. Oleh karena itu, dia jadi kesal dan geram karena menganggap Kiran sedang meledek dia.      

Kini, setiap harinya, mereka semua selalu berkumpul di satu tempat saja jika tidak sedang tidur. Ini sesuai dengan protokol yang sudah disepakati mereka, termasuk Ivy. Dia sendiri juga tidak ingin ditangkap oleh iblis atau siapapun yang bisa membahayakan dirinya. Oleh karena itu, dia mau tak mau harus terus bergerombol dengan semua penghuni mansion.      

Sedangkan Zivena dan Shelly masih berada di Alam Cosmo. Andrea terkadang keluar dan masuk ke Alam Cosmo.      

Kenzo di hari ke-4 pelatihan Kiran, menyuruh anak gadisnya untuk mulai belajar mengendalikan air dengan lebih serius. "Coba, Ran, kendalikan air di kolam renang itu." Si bapak menunjuk ke kolam renang besar yang letaknya tidak jauh dari mereka berada sekarang.      

Kiran mengangguk dan dia serta Gavin mulai melesat ke sana.      

"Ayo, Ran, fokus pada pikiranmu pada air. Lakukan seperti jika kau mengendalikan bola api." Gavin memberi petunjuk.      

Sekali lagi, Kiran mengangguk dengan patuh. Ia mulai ayunkan tangannya ke arah kolam, berkonsentrasi pada air di kolam, memikirkan air itu ada dalam genggaman tangan dia.      

Syuurrtt!     

Sebuah aliran air berdiameter 2 sentimeter pun keluar dari kolam dan menuju ke Kiran. Air itu berhasil 'dipanggil' oleh si gadis.      

Pyaakk!     

Sayangnya, ketika Kiran hendak membentuk sebuah bola air dari air kolam tadi, benda cair tersebut sudah pecah dan menghempas telapak tangannya. Percikannya bahkan sampai ke wajah manis Kiran. "Umph!" Gadis itu menolehkan pandangan.      

"Jangan menyerah, Ran! Ayo coba lagi!" Gavin memberikan semangat ke adiknya. Dulu dia juga seperti itu ketika pertama kali menjajal kekuatan elemen tanah dia. Semua pasti butuh proses dan waktu, tidak ada yang instan. Bahkan mie instan saja membutuhkan banyak tahap sebelum bisa dimakan.     

Seharian itu, Kiran terus dan terus melatih fokus dia untuk mengendalikan air. Jika nanti dia sudah bisa mahir mengendalikan air, maka dia akan naik level ke tingkat bisa menciptakan air dari telapak tangannya sendiri.      

Ketika Andrea sedang berada di antara mereka, dia melihat Kiran sedang mencoba dan mencoba untuk menarik air dari kolam dan membentuk sebuah bola air dari itu. "Wah, apa Ranran pengendali air? Dia punya elemen air?" tanyanya pada kumpulan itu.      

"Ya, sayank. Kiran ternyata memiliki elemen air." Dante menjawab.      

"Beruntung sekali." Andrea sepertinya agak iri mengenai itu.      

"Kenapa, Tuan Putri?" tanya Kenzo.      

"Yang aku tau, para pemilik kekuatan elemen air dan jika itu perempuan, biasanya dia akan memiliki bakat menjadi Healer."     

"Ehh?"     

"Tuan Putri tidak bercanda?"     

"Iya, aku serius, kok! Aku pernah membaca jurnal itu di sebuah buku kuno di Underworld. Yah, bisa jadi seorang healer, seperti Shona."     

"Hm. Anakku bisa memiliki bakat seorang Healer. Itu sebuah kebanggaan tersendiri tentunya." Kenzo tersenyum senang. Memiliki anak yang bisa menjadi healer memang merupakan keuntungan serta kebanggaan.      

Menjadi Healer itu sama agungnya dengan menjadi seorang alkemis. Seorang healer tidak membutuhkan ilmu alkemia untuk menolong orang yang terluka, maka dari itu, orang akan sangat merasa beruntung jika bisa memiliki bakat seorang healer.      

"Tapi ini hanya baru dugaan aku aja, loh Zo. Jangan terlalu berharap." Andrea tidak ingin terlalu melambungkan angan dari sang panglima.      

Kenzo terkekeh, "He he he, iya Tuan Putri. Aku juga tidak berani terlalu mengharap karena status healer itu memang istimewa." Tuan panglima incubus menggaruk belakang kepalanya disertai kekehan malu-malu.      

"Tapi aku ngomong beneran loh, Zo, bahwa para healer itu emang dari perempuan dan punya kekuatan elemen air. Liat aja Shona, ya kan? Dan juga Iblis Druana." Andrea menambahkan.      

"Druana?" tanya Dante. "Yang biasa mengobati kamu dulu itu, sayank? Yang iblis medis Druana?"     

Nyonya Cambion mengangguk sambil menatap sang suami. "Iya, Druana yang itu. Memangnya kau pikir Druana punya sebutan iblis medis tanpa ada kemampuan apa-apa, heh? Fu fu fu ..."     

"Ahh, iya juga, Tuan Putri." Kenzo teringat mengenai Druana. "Itulah kenapa Druana tidak membutuhkan obat-obatan apapun untuk menyembuhkan seseorang. Dia hanya cukup menempelkan tangannya pada bagian yang luka atau sekedar mendeteksi penyakit."     

"Yup! Setelah aku pelajari, Druana itu memang pantas menyandang status dia sebagai iblis medis. Selain mengobati, dia juga bisa mendeteksi penyakit. Itulah kenapa dia disegani sana sini dan dibutuhkan sana sini juga." Andrea mengangguk. Ya ampun, sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan Druana. Apakah iblis satu itu masih sama mesum dan genit seperti dulunya?     

"Bagaimana kondisi Veve, sayank?" tanya Dante setelah mereka terdiam sambil menatap Kiran yang masih melatih elemen air dia.      

"Zizi? Dia masih bobok manis di Alam Cosmo. Shelly ama Kyuna sering jagain dia kalo aku ke sini." Andrea menjawab.      

"Bagaimana kabar yang lainnya? Sabrina, Noir, Gazum, Rogard, dan anak-anak mereka?" Tuan Nephilim tidak lupa mengabsen para 'keluarga' dia di Alam Cosmo.      

"Mereka masih baik-baik saja. Anak-anaknya Bree yang generasi pertama udah gede banget! Gagah! Pasti Vava kalo liat bakalan minta salah satu dari mereka untuk jadi patner tarung dia." Andrea menceritakan mengenai anak-anak Sabrina dan Noir. Dia masih ingat bahwa Vargana, anak dari Myren, pernah meminta ijin untuk mendapatkan salah satu anak dari Sabrina untuk dia jadikan hewan terkontrak dia jika mereka sudah besar.     

"Ahh, aku jadi kangen dengan mereka, Ma!" Kuro mengerang ketika mengingat kebersamaan dia dengan penghuni Cosmo dulunya.      

"Oke, Mama kirim kamu ke sana yah, gantian ama Mama di sini."     

"Oke, Ma!"      

Usai Kuro melebarkan senyumnya, Andrea pun mengirim si hybrid hitam masuk ke Alam Cosmo. Sedangkan dia akan berada di mansion untuk beberapa saat, ikut menjaga Ivy di mansion. Meski ini terlihat tenang, namun biasanya badai akan datang usai sebuah ketenangan, ya kan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.