Devil's Fruit (21+)

Akhir Dari Interogasi



Akhir Dari Interogasi

2Fruit 958: Akhir Dari Interogasi      2

Setelah berbincang dan berunding, mereka kembali fokus pada kedua tawanan mereka lagi. "Kalian, bisa gak, kasi tau kami di mana bos kalian tinggal?"      

Kedua monster energi hitam itu saling pandang dan masih saja terdiam, menolak berbicara. Apakah keduanya terlalu takut untuk mengungkap mengenai bos mereka?     

"Sepertinya mereka ini alot, Ma." Kuro mulai tak sabar melihat diamnya dua monster itu.      

"Ayolah, kita ini orang baik, kok! Bakalan lepasin kalian kalo kalian bisa kasi tau banyak info ke kita," bujuk Andrea pada kedua makhluk tersebut.      

"Begini saja, sayank, lebih baik kita suruh mereka melepaskan tubuh dua gadis tak bersalah itu dulu," usul Dante. "kasihan juga kalau dua gadis terus saja dalam kuasa mereka."     

"Apa kamu bisa cabut energi hitam itu, Dan?" tanya Andrea ke suaminya.      

Tuan Nephilim berusaha mengumpulkan energi dia untuk menarik keluar energi hitam dua monster itu, namun ternyata gagal. Kedua monster itu menyeringai dan terkekeh. "Kenapa kalian tertawa? Padahal kalau kalian melepaskan mereka, kami akan memberikan banyak kemudahan untuk kalian."     

"Benarkah?" Monster singa sepertinya mulai luluh. Dia ingin secepatnya pergi dari tempat itu, pergi sejauh mungkin dari Andrea yang memiliki api ungu menakutkan.     

"Tentu, dong! Ayo, keluar dari badan mereka." Andrea memainkan lidah api ungu di ujung telunjuknya. Api ungu itu sebenarnya indah karena memiliki percikan berkilau bagaikan debu peri.      

"Tidak! Jangan mau ditipu oleh iblis-iblis ini! Mereka pasti tidak akan melepaskan kita!" Monster ular berteriak dan membuat rekan singanya tersadar dan kemudian keduanya kembali menolak bekerja sama.      

Andrea pun secara iseng menangkupkan satu tangannya di atas kepala monster singa dan dia menggunakan tenaga Mossa untuk menarik energi hitam itu dari tubuh gadis fans Deandra.      

Si Cambion berusaha fokus memilah yang dia cerabut keluar agar tidak salah melukai gadis manusia itu.      

Ternyata, usaha Andrea berhasil. Ia berkonsentrasi memakai Mossa dia untuk menarik paksa monster singa dan sudah mulai berhasil menarik hingga sedada monster itu keluar dari tubuh gadis fans Deandra.     

"Aarrghhh ..." raung Andrea sambil terus kerahkan Mossa dia karena sudah membuahkan hasil nyata.      

"Arrkkhh!" Raungan juga muncul dari monster singa energi hitam yang dirinya ditarik paksa bagai sebuah karet hingga dari kepala sampai dada, dia sudah berada di luar tubuh manusia yang dia rasuki.      

"Singa! Kuatkan dirimu! Jangan mau keluar! Kita aman kalau kita tetap di tubuh ini! Mereka tidak berani macam-macam selama kita mendiami tubuh manusia!" teriak monster ular.      

Andrea mengutuk dalam hati karena kelemahan mereka terendus dua monster ini. Akibatnya, monster singa mengerahkan kekuatan dia dengan meminjam kebencian dan kemurkaan dari gadis manusia yang didiami sebagai tambahan energi dia untuk melawan kekuatan Mossa milik Andrea.      

"Kalau kau berani menarik aku keluar dari tubuh ini, aku akan gigit lidah sampai bocah ini mati!" teriak monster singa keras-keras sebagai upaya pengancaman pada Andrea.      

Mendengar ancaman yang sepertinya tidak main-main, Andrea terpaksa berhenti dan energi hitam monster singa pun kembali masuk ke dalam tubuh si gadis fans Deandra, membuat Andrea menggigit geraham karena kesal luar biasa.      

"Sayank, bagaimana kalau kau tarik dia sekali lagi dan langsung berikan api ungu kamu, kami akan berikan tambahan tenaga untukmu agar bisa menarik keluar sisanya. Jika kepalanya terbakar, aku yakin dia tidak punya daya lagi di tubuhnya dan akan mudah dikeluarkan." Tuan Nephilim memberikan saran dan membubuhi sedikit ancaman pula di kalimatnya.      

Monster singa mulai kecut. Apa yang diprediksikan oleh Dante itu memang benar. Sekali kepala mereka terbakar api ungu, maka hilang sudah kemampuan mereka. Yah, sama seperti manusia, jika kepalanya tidak lagi berfungsi, maka sisa tubuh lainnya pun mati secara otomatis.      

Andrea mulai menarik napas lagi dalam-dalam dan mulai berkonsentrasi mengeluarkan Mossa dari telapak tangannya, menaruh tangan di ubun-ubun gadis yang dirasuki monster singa dan bersiap menyedot lagi dan sudah menyiapkan api ungu di tangan satunya.      

"Stop! Jangan! Jangan!" teriak monster singa panik. "Aku akan patuh! Aku akan patuh apa mau kalian!"     

"Singa!" seru monster ular. "Singa, kau ini lembek sekali!" jeritnya mencibir keras rekannya.      

"Kau tidak berada di posisiku, tentu saja kau bisa enak berkata seperti itu, ular!" balas monster singa, kesal.     

Andrea menoleh ke monster ular sambil menyeringai, "Sabar, yah, nanti giliranmu juga datang, kok! Antri dulu, oke?" Lalu Andrea mulai hendak memberikan eksekusi.      

"Aku sudah bersedia bekerja sama denganmu! Aku sudah bersedia, hei!" teriak monster singa panik.      

"Benarkah?" tanya Kuro.      

"Iya, benar! Benar! Tolong jangan lakukan itu lagi padaku! Kalau mau lakukan, lakukan saja pada dia!" Monster singa menunjuk ke arah rekannya menggunakan dagu dia.      

"Singa, kau!" Monster ular mendelik marah. Ia tidak mengira rekan yang dia kenal lama bisa-bisanya menyodorkan dia untuk dibunuh. Rekan macam apa itu?!     

Andrea pun melepaskan cengkeraman dia pada puncak kepala gadis yang didiami monster singa, lalu padamkan api ungu dia dan mulai bertanya, "Ya udah, kalo emang kamu udah mau kerja sama baik-baik ma kita, kita janji bakalan lepasin kamu, dan yang kagak mau kerja sama ya ... mendingan dibasmi aja," katanya sembari melirik ke monster ular yang menatap murka padanya.      

"Cepat tanyakan apa yang kalian ingin ketahui!" Monster singa membentak karena ini merupakan hal yang membuat dia frustrasi.      

"Pertama-tama, katakan dulu, di mana tempat tinggal bosmu. Bos yang kamu bilang namanya Wine." tanya Andrea ke monster singa energi hitam.     

Monster energi hitam itu pun menghela napas sebelum menjawab, "Aku kurang pasti di mana dia tinggal, tapi dia hanya menemui habitat kami dan mengirim tugas ini kepada kami."     

"Memangnya seperti apa bentuk si Wine itu?" tanya Andrea lagi. Dante dan yang lainnya mulai fokus ingin mendengar jawaban si monster singa. Ini adalah hal penting dan krusial yang harus mereka ketahui.      

"Dia-"     

WUSSHH!      

Blaarrr!     

"AAARGGHH!" teriakan muncul dari monster singa yang tiba-tiba terbakar pada api hitam.      

Andrea dan yang lainnya yang sudah merasakan adanya serangan mendadak pun segera menyingkir secara otomatis dan menyebar menjauh dari kedua monster.      

Ketika mereka melihat lagi ke arah dua monster, mereka terkejut mendapati monster singa dan monster ular telah dilahap api hitam yang mirip dengan milik Jovano.      

"NO!!!" teriak Andrea ketika dia sadar bahwa tubuh kedua gadis fans Deandra juga ikut terbakar. Ia ingin berlari menyelamatkan gadis-gadis itu namun Dante menahannya erat-erat.      

"Yank! Jangan! Bahaya!" seru Dante.      

Andrea berontak dan mendorong tubuh Dante agar dia bisa berlari ke arah dua monster tadi. Namun, ketika Andrea sudah mencapai tempat dua monster berdiri terikat kuat, di sana sudah teronggok 2 kumpulan abu. Bahkan cambuk tulang dan tendon yang digunakan untuk mengikat pun menjadi abu juga, menandakan kuatnya api hitam itu.      

Kejadian tersebut begitu cepat, hanya sekedipan mata saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.