Devil's Fruit (21+)

Dia Mencuri Suaraku



Dia Mencuri Suaraku

0Fruit 927: Dia Mencuri Suaraku     
2

Ivy ternyata tidak setuju dengan konsep yang dirancang oleh Watanabe Yuga. Baginya, konsep itu terlalu menjelekkan imej dia meskipun sebenarnya ide konsep itu sudah sangat mewakili lagu yang dinyanyikan Ivy.      

Gadis vampir itu bersikeras agar dia dibuatkan konsep MV yang lebih bagus dan menimbulkan imej hebat serta baik untuk citra dia.     

Andrea pun membawa kembali konsep tersebut dan menyampaikan yang diinginkan Ivy kepada Watanabe Yuga.      

"Ahh, dia ingin diberikan citra baik dan hebat melalui MV dia? Tapi lagunya sangat dark dan penuh akan ironi, Andrea-san." Watanabe Yuga tak bisa memahami kenapa Ivy mengabaikan pesan yang terkandung dalam lagu itu.      

"Tolong, yah Yuga-san. Aku benar-benar minta tolong padamu." Andrea menangkupkan dua telapak tangannya di depan wajah sebagai tanda memohon.      

"Hmm, oke, akan aku coba buat lagi yang sesuai keinginan putrimu." Watanabe Yuga tidak bisa kesal karena yang meminta adalah pemilik Adora, orang yang mempekerjakan dia, yang menggaji dia.      

-0-0-0-0-     

Dalam tiga hari berikutnya, konsep baru dari Watanabe Yuga pun selesai dan dia berikan ke Andrea. Kumpulan-kumpulan kertas berisi panel-panel seperti sebuah komik itu pun ditunjukkan sang Cambion pada putri sulungnya.      

"Bagaimana, Ivy?" tanya sang ibu di kamar anaknya.      

Ivy melihat kertas-kertas itu dan dia terus membolak-balik lembaran sebanyak belasan itu. "Hm, tidak buruk. Oke, ini saja." Ia memberikan konsep itu ke Andrea.      

"Kapan akan mulai dibuat?" tanya Ivy.      

"Akan Mama lihat dulu jadwal orang-orang dan akan mempersiapkan materinya juga." Andrea mengapit kumpulan kertas itu di pinggangnya.      

"Oke." Ivy mengangguk.      

"Ivy, bukankah kemarin ada lomba cosplay lagi? Apa kau tidak ikut?" tanya Andrea cukup penasaran, karena setahu dia, beberapa hari lalu memang ada lomba cosplay di Harajuku.      

"Hmhh ... aku sedang malas mengurus cosplay. Aku punya project lebih penting untuk menampilkan diriku. Well ... aku terlalu besar untuk dunia cosplay. Aku butuh dunia baru untuk aku jalani." Ivy berkata dengan suara mendesah bagai sedang meremehkan.      

"Hmm, oke." Andrea pun keluar dari kamar putrinya. Dalam hatinya, dia heran kenapa sang putri sulung kini seakan mengecilkan dunia cosplay? Bukankah dia sangat menyukai dunia itu tadinya?      

Ketika Ivy sedang menyetel televisi di kamarnya, muncul Xavea sedang bernyanyi di panggung DRH. Ia menggigit bibir bawahnya, merasa iri melihat gadis sekecil Xavea sudah melampaui dia lebih cepat.      

"Aku harus mengalahkan dia! Harus! Huh! Dia pikir hanya dia yang bisa menyanyi di dunia ini?" Ivy meremas erat tangannya sampai buku jarinya memutih.      

Meski Ivy ingin sekali mengalahkan Xavea, tapi dia masih berpikir ulang akan orang-orang di belakang Xavea. Ada Pangeran Djanh dan juga Revka. Ivy paham akan kekuatan dua orang tua Xavea. Jika dia bertindak gegabah pada Xavea, dia bisa celaka.      

Yang dia ketahui, bahwa ayah Xavea merupakan iblis kuat yang bisa bertindak kejam luar biasa. Ivy gentar mengenai itu. Dia tidak ingin mencari banyak masalah dengan iblis. Kekuatan dia tidak ada apa-apanya dibandingkan ras iblis, apalagi yang kuat seperti Pangeran Djanh.      

Ivy hanya berani mengganggu manusia biasa saja daripada mencari ribut dengan iblis.      

Jikalau Xavea adalah manusia biasa pun, Ivy tidak bisa mencuri suara Xavea hanya agar gadis itu menderita kehilangan kemampuan bernyanyi seperti yang terjadi dengan Deandra. Ivy paham bahwa kekuatan menghisap skill orang hanya bisa dia lakukan satu skill saja.      

Dalam artian, dia tidak bisa mengambil skill yang sama yang sudah dia miliki.      

Kini, dia sudah memiliki skill menyanyi, skill menggambar, dan skill berhitung. Ini berarti, sudah ada 3 orang manusia biasa yang dirugikan Ivy atas tindakan pencurian sang gadis vampir.      

Ivy belum pernah mencoba apa yang akan terjadi andaikan dia mencuri skill iblis. Namun, karena sadar kemampuan dia masih sangat lemah dibandingkan ras iblis, dia belum berani mencoba hal berbahaya itu. Salah-salah, dia malah terbunuh dalam prosesnya.      

Dia tidak ingin mati konyol. Ivy masih ingin menikmati dunia ini, dunia yang harus memuja dan memuji dia. Dunia yang harus mengakui kehebatan dia.      

Beberapa hari kemudian, Ivy mulai melakukan proses syuting untuk MV dia. Andrea dan kru Adora bekerja keras agar MV terlihat hebat dan menarik. Semua properti diupayakan sesuai dengan isi konsep yang telah disetujui Ivy.      

Bahkan penggunaan CGI juga dimasukkan dalam MV tersebut agar lebih terlihat keren.      

Usai proses syuting dan kemudian editing, Ivy pun melihat hasilnya. "Hm, bagus. Aku suka." Ia anggukkan kepala tanda puas.      

Andrea dan para kru yang masih di Adora bersama Ivy pun menghela napas lega. Kerja keras mereka selama berhari-hari terbayar sudah dengan puasnya sang putri vampir.      

"Aku akan unggah ini di kanal Yutubku." Ivy benar-benar tampak puas dengan hasil MV perdana dia.      

Maka, ketika MV itu ditayangkan di Yutub Ivy, banyak orang yang terkagum-kagum pada suara dan penampilan unik Ivy. Beruntung sekali bahwa sang ibu juga sudah membayar royalti lagu pada pihak Vocalord sebagai pemilik asli lagu tersebut.      

Ivy merasakan hatinya kembang kempis berbunga-bunga membaca banyaknya pujian yang memenuhi komen Yutub dan Instagramm dia. Meski ada beberapa yang masih juga mengatakan suara dia seperti suara Deandra, Ivy tidak begitu ambil pusing dan mengabaikan saja.      

Fenomena mengenai ada gadis dari Adora yang bisa bernyanyi persis seperti Deandra, ternyata mengusik pihak Deandra itu sendiri.      

"Itu suaraku! itu suaraku! Ryo-san, gadis itu ... gadis itu memiliki suaraku ..." Deandra berlinang air mata sambil menatap ke manajernya. Saat ini dia sudah mulai berlakon di sebuah serial drama sesuai dengan anjuran Pangeran Djanh.      

"Dea sayank, mana mungkin dia memiliki suaramu. Dia hanya kebetulan saja memiliki suara mirip denganmu." Nakajima Ryo berusaha menghibur sang artis. "Sudahlah, sayank, kau harus fokus pada karir barumu, dan lupakan mengenai dunia menyanyi."     

"Tapi ... tapi itu sungguh-sungguh suaraku, Ryo-san ... hiks! Bagaimana aku bisa tutup mata dan tutup telinga ketika aku menemukan di mana suaraku berada?"     

"Sayank, Dea sayank, dengarkan aku ..." Nakajima Ryo memegangi lengan artis sekaligus kekasihnya. "kita tidak bisa sembarangan menuduh seseorang memiliki suaramu. Itu hal mustahil, sayank, sangat amat mustahil. Mana bisa dia mengambil suaramu? Itu tidak mungkin, Dea sayank. Maka dari itu, lebih baik kau move on dan lakukan karir barumu dengan baik untuk kelangsungan hidupmu di dunia hiburan."     

Deandra hanya bisa tertunduk dan menangis di pelukan sang manajer.      

Namun, rupanya Deandra tidak ingin itu berlalu begitu saja. Sewajarnya seorang wanita muda yang masih penuh gejolak, dia menuliskan sebuah postingan di Instagramm dia dengan caption cukup mengejutkan warganet dan follower dia. "Dia mencuri suaraku. Dia mencurinya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.