Devil's Fruit (21+)

Menjadi Pengusaha dan Pebisnis



Menjadi Pengusaha dan Pebisnis

3Fruit 861: Menjadi Pengusaha dan Pebisnis     4

Maka, sudah diputuskan bahwa Dante akan menangani kantor properti yang tadinya milik Andrea, namun dia meminta di sana hanya sebagai Pemimpin Direksi saja, bukan CEO, karena CEO tetaplah Andrea.      

Andrea menyanggupi karena berpikir mungkin Dante belum terbiasa dan belum percaya diri saja di kantor tersebut. Nanti juga jika Tuan Nephilim sudah terbiasa, pasti akan bersedia menggantikan Andrea seluruhnya.      

Tuan Nephilim sudah mulai mempelajari mengenai seluk beluk bisnis properti sesuai yang diarahkan oleh Andrea. Tentu tidak bisa instan. Dia harus beberapa kali diajak ke kantor dan dipertemukan dengan para klien untuk mempelajari secara langsung bagaimana Andrea mengeksekusi sebuah tender atau bagaimana menangani klien yang bertingkah dan sulit.      

Beberapa kali mengikuti Andrea ke beberapa pertemuan dan rapat direksi, akhirnya Tuan Nephilim sudah mulai bisa memahami segala lika-liku bisnis properti. Andrea juga sudah beberapa kali mengetes kemampuan eksekusi dari Dante akan permasalahan yang ada di kantor tersebut dan mendapat nilai dari Andrea sebagai tindakan yang bagus serta tepat.     

Usai semua pelatihan pribadi dari Andrea selama beberapa minggu, akhirnya Dante bisa dilepas sendiri di kantor tanpa Andrea, dan bisa mengambil keputusan sebagai bos di sana.      

Maka sejak saat itu, Andrea bisa lebih fokus menjadi seorang pengusaha, bukan pebisnis. Karena seorang pengusaha, biasanya tidak terkungkung dalam sebuah kantor yang kaku dan baju yang kaku pula. Itulah beda pengusaha dan pebisnis meski mungkin terlihat sama.      

Maka, bisa dikatakan, Andrea adalah pengusaha dan Dante adalah pebisnis.     

Andrea bisa bebas berangkat ke "tempat kerjanya" di pagi jam berapapun ia ingin. Dan karena sekarang Zivena sudah bersekolah, maka dia bisa lebih banyak memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan mengelola semua tokonya.      

Biasanya, Andrea akan mengajak Shelly bersama Kenzo dan duo hybrid untuk pergi ke Joglo Fiesta. Nanti di sana, Andrea menurunkan Kuro dan Shiro yang biasanya akan menjaga Joglo Fiesta. Kuro di bagian oleh-oleh dan baju tradisional Indonesia, sedangkan Shiro di bagian restorannya.      

"Kuro, Shiro, tinggal dulu, yak! Jaga diri di sana. Kalian gak boleh berantem, loh yak!" pesan Andrea sebelum meluncur kembali dengan mobilnya.      

"Iya, Ma! Tenang aja, aku akan jagain Shiro! Dia kan lemah." Kuro acungkan ibu jarinya secara percaya diri ke sang ibu angkat.     

Shiro mendecih keras dan memilih masuk saja ke ruangan dia di Joglo Fiesta. "Sudah hitam, kumal, bau lagi!"      

"Ehh! Apa tadi kau bilang?! Putih kusam! Apa yang kau bilang tadi?!" Kuro mengejar kembaran dia masuk ke Joglo Fiesta.      

Andrea yang menonton adegan itu hanya bisa melongo dan menghela napas. "Padahal baru aja aku pesan ama mereka supaya kagak ribut, eh ini langsung mulai ribut. Hghh!"     

Shelly dan Kenzo tertawa ringan. Mobil pun meluncur kembali ke jalanan.      

Kemudian, setelah ini, Andrea akan singgah sebentar di Tropiza untuk menurunkan Shelly dan Kenzo yang akan bertugas sebagai bos di sana. Shelly di Tropiza Teen dan Kenzo di Tropiza Family.      

"Kalian kagak perlu aku kasi petuah-petuah kayak Kuro ma Shiro yang: 'kalian jangan berantem, yah! Gak boleh pada ribut, yah!' Gak usah, kan?" tanya Andrea ketika hendak meninggalkan Shelly dan Kenzo di Tropiza.      

Sepasang suami istri itu pun terkekeh.      

"Ya, enggak perlu lah, Ndre!" Shelly mencubit perut sang sahabat.     

"Tenang saja, Tuan Putri." Kenzo menaik turunkan alisnya secara jenaka. "Saya biasanya tidak pernah bertengkar dengan Shelly, hanya sering mengganggunya saja."     

Andrea paham makna mengganggu yang disebutkan Kenzo. Dia tertawa ringan dan kemudian pamit pergi ke sebelah.     

Setelah keluar dari Tropiza, barulah Andrea datang ke Adora, cukup berjalan kaki saja karena berdampingan dengan Tropiza Family. Ini memang sungguh sebuah keberuntungan bagi Andrea bisa mendapatkan bangunan toko yang tinggi dan besar di sebelah Tropiza, sehingga dia tidak perlu beranjak jauh-jauh dari satu ke yang lain.      

Pertama-tama, dia mengunjungi gedung Adora kecil yang berisi hanya divisi dance saja. Ia datang ke meja resepsionis, di sana ada 2 perempuan yang duduk mengobrol. Ketika keduanya melihat Andrea, mereka segera bangun dan membungkuk hormat pada sang bos.      

"Andrea-sama!"     

"Nyonya Andrea!"     

Keduanya memiliki panggilan sendiri-sendiri untuk Andrea, dan sang Cambion tidak keberatan. Ia mengangguk pada keduanya dan mereka kembali duduk.      

"Bagaimana pagi ini? Sudah ada berapa yang datang?" tanya Andrea sambil menerima buku laporan dari salah satu resepsionis, Mio.      

"Dari jam 9 tadi, sudah ada 12 orang yang datang di sini dan berlatih. 4 orang ada di lantai atas dan sisanya di lantai bawah." Resepsionis satunya, Hana, menyahut.     

"Mereka semua anak kuliahan?" tanya Andrea sambil memeriksa buku laporan itu.      

"Iya, Nyonya Andrea." Mio menjawab. "Semuanya anak kuliahan. Eh, tapi ada juga yang putus sekolah!"     

"Putus sekolah?" tanya Andrea.      

"Iya, Andrea-sama. Ada 2 orang tadi yang latar belakangnya putus sekolah. Yang satu putus sekolah karena hamil waktu di SMA, dan yang satunya lagi tak punya uang meneruskan SMA waktu itu." Hana yang menjawab.      

"Siapa saja namanya? Yang putus sekolah itu?" tanya Andrea pada Hana dan Mio.     

Mio segera menyahut, "Amarita Rinko, yang putus sekolah karena hamil. Dan Kaneki Ryuji yang satunya."     

"Yang tadinya tidak punya biaya untuk terus sekolah?" Andrea memastikan.      

"Iya, Nyonya. Yang itu. Dulu dia putus sekolah dan bekerja serabutan, lalu ketika dia mempunyai uang, dia sudah tidak berminat lagi pada sekolah dan mulai bekerja lagi di minimarket sambil meneruskan hobinya, dance."     

"Wah! Ternyata begitu." Andrea tercengang juga atas adanya orang yang disebutkan oleh kedua resepsionisnya tadi. "Baiklah, aku akan mengunjungi mereka dulu."     

"Baik, Andrea-sama!"     

"Ya, Nyonya, silahkan!"     

Mereka berdua kembali bangun dari duduknya dan membungkuk hormat ke Andrea.      

Petama-tama, Andrea memasuki ruangan besar di lantai 1, tempat para penari pemula belajar. Di lantai itu ada 4 ruang untuk menari. Dan staf pengajar di sana juga ada 4 orang, yaitu Mel Shindou, perempuan blasteran Jepang dan Eropa, Darren Ho, lelaki asal Hong Kong, Miwa Ross, iblis yang dipekerjakan oleh Andrea berwujud perempuan, dan satu lagi yaitu Ken Choi, iblis pekerja Andrea yang berwujud lelaki Korea yang tampan.      

Andrea masuk ke salah satu ruangan yang ada hiruk pikuk musik. Di dalam sana ada 5 orang sedang dilatih oleh Miwa Ross dan Darren Ho. Ia cukup diam berdiri dan mengamati saja tanpa menganggu.      

Kemudian dia beralih ke ruangan lainnya yang ada bunyi musik juga. Di sana tarian yang dilatih tidak seenerjik ruangan sebelumnya. Di ruangan ini yang berisi 2 orang perempuan, sedang dilatih oleh Mel Shindou. Gerakan mereka seperti balet meski bukan balet. Hanya mirip saja.      

Dan di ruangan satu lagi, ada 1 orang saja yang hanya dilatih oleh Ken Choi. Gerakannya menghentak dan kokoh meski dilakukan perempuan muda. Itu adalah Amarita Rinko, si putus sekolah karena hamil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.