Devil's Fruit (21+)

Para Bocah Kini



Para Bocah Kini

3Fruit 749: Para Bocah Kini     
4

Semua yang di ruang makan pun akhirnya sadar juga. Ya, tadi ternyata Zivena mengucapkan kata "mama" dan "jus". Mereka tidak sadar sampai Andrea berseru tadi.     

"Ehh, iya juga!" Shelly menghampiri Zivena dan berjongkok di depan si kecil. "Coba ulangi tadi Zizi ngomong apa?"     

"Awlhawlhaa urrfhhhaahh bhwlaaa." Zivena menatap Shelly.      

Terdengar desah kecewa mereka ketika Zivena kembali mengeluarkan celotehan absurd seperti biasanya.     

"Yaahh … Zizi kenapa jadi antah berantah lagi, sih?" keluh Gavin.     

Zivena langsung menatap kesal ke Gavin sambil berkata, "Whlaaa whlaa whlaaabawhaa! Uwuwuuuwwwaaahh! Bwhla bhwaa!" Ia terdengar sedang mengomeli Gavin.     

"Iya, deh, iya, Zi … maaf aja deh kalau Kak Gav salah." Gavin terpaksa berujar begitu meski dia sendiri tak tau apa yang dikatakan Zivena.     

Semua di sana terkekeh geli. Apalagi ketika Zivena menatap sang ibu sambil mengomel dan menunjuk ke lemari es.     

"Ohh, iya … jus, ya kan?" Andrea tersenyum sambil acak poni rambut bungsunya dan bangkit untuk mengambilkan jus buah yang diminta sang anak.     

Benar saja, setelah segelas jus diserahkan ke Zivena, bocah itu segera meneguk bagai orang kehausan dari padang pasir dan habis dalam sekali jalan. "Aahhh …" Bahkan dia mendesah puas ketika menghabiskan jusnya.     

Mana mungkin ini tidak menimbulkan derai tawa ringan semua di ruang makan?     

"Zizi sayank, apa kabar?" Jovano sudah ada di ambang ruang makan dan Zivena ada di depannya, membelakangi dia.     

Zivena pun segera berputar dan menghadap ke kakak sulungnya. Senyum manis dia tertera pada wajah imut dia sambil berkata, "Uwhlaa awuurfhh awhaahh bwhlaa."     

"Ohh, iya benar, Zi … bhwlaa bhwaa hwalaaa, ya kan?" jawab Jovano seenaknya.      

Maka, terjadilah percakapan paling absurd antara dua bocah tersebut yang membuat orang-orang yang menyaksikan hanya bisa bengong dan kedip-kedipkan mata saking herannya.     

Apakah Jovano memang bisa bahasa absurd Zivena? Kenapa mereka berdua begitu mudah bercakap-cakap? Apalagi Zivena tampak tidak mengamuk seperti jika King Zardakh yang mencoba mengajak bicara.     

Ahh, tak usah Zivena … siapapun juga pasti sudah kesal terlebih dahulu jika memandang wajah tuan raja yang memang mengesalkan. Maaf, King Zardakh … hanya mencoba jujur.     

Karena memang anak-anak akan berangkat mulai jam 8, mereka bersantai di ruang makan sambil mengobrol. Bahkan Kuro dan Shiro juga kini sudah ada di sana walau mereka tidak hendak bersekolah.     

Tak lama, muncul Ivy masuk ke ruang makan. Semua pandangan tertuju padanya dan beberapa dari mereka pun memanggil dan menarikkan kursi untuk Ivy.     

"Ivy, duduk sini!"     

"Ivy, aku ambilkan nasi, yah? Seberapa?"     

"Ehh, Vy, ini sop dagingnya enaaakk banget! Coba, deh! Apalagi kalau dikasi sosis, nih Daddy Dante udah siapkan sosis khusus untuk kamu."     

Banyak yang segera memberikan perhatian mereka ke Ivy. Bocah itu tidak menolak perlakuan semua orang padanya, hanya saja dia lebih banyak terdiam meski patuh untuk duduk di kursi yang disediakan atau makanan yang dimasakkan Dante.      

Semuanya dia terima. Namun … yah, hanya tadi itu … dia masih lebih banyak diam tanpa menanggapi mereka. Hanya pada Jovano saja Ivy mau menyahut dan bicara lebih banyak.     

Adegan makan pagi bersama di mansion itu pun cukup hangat, meski Ivy masih menolak berinteraksi dengan mereka semua, kecuali pada Jovano. Namun, semua orang memaklumi.     

Banyak hal terjadi pada Ivy, dan semuanya tragis dan menyakitkan. Makanya mereka selalu bersabar pada sikap apatis Ivy.      

Setelah semua selesai sarapan, para bocah yang hendak berangkat sekolah pun mulai bersiap-siap. Andrea masih tidak mengijinkan Jovano berangkat sendiri, entah menggunakan mobil sendiri atau motor atau kendaraan umum. Putri Cambion ini masih bersikap protektif.      

"Tunggu kau 17 tahun dulu, Jo, kalau ingin berangkat sekolah sendiri." Begitu yang terus dialunkan sang ibu setiap Jovano ingin ke sekolah tanpa diantar jemput.     

Dan karena sekolahnya Jovano yang paling siang bel masuknya, maka Kenzo mengantar yang lain dulu sebelum Jovano.      

Biasanya Kenzo akan mengantar putri bungsunya, Kiran, terlebih dahulu di K-Space International. Tapi karena tahun ini Kiran sudah menjadi murid SD, dia bersekolah di tempat yang sama dengan Ivy, SD Laurus International, sekolah tempat Jovano dan Gavin pernah bersekolah.     

Setelah mengantar Ivy dan Kiran, Kenzo ganti ke sekolah Gavin, The American School International. Sesudah itu, barulah dia mengantarkan Jovano.     

Jovano sudah berusia 16 tahun sekarang dan telah memakai seragam sekolah SMA Horikoshi Gakuen. Itu adalah sekolah paling terkenal dari Tokyo. Sebuah SMA elit tempat banyak selebritis muda Jepang bersekolah.     

Alumni dari SMA Horikoshi contohnya: Tomohisa Yamashita, Jun Matsumoto, Seiko Matsuda, dan banyak juga dari anggota Hey! Say! JUMP.     

Dikatakan, jika ingin bersekolah di Horikoshi Gakuen, harus sangat pintar atau sangat kaya. Dan kebetulan Jovano memiliki kualifikasi keduanya.      

SMA elit tersebut dimulai dari jam 08.45 pagi hingga 18.40 petang. Dan itu sudah termasuk jika murid mengikuti kegiatan klub. Dan di sana, Jovano memilih kelas reguler saja, bukan kelas trait untuk para selebriti muda.      

Di sana, dibagi menjadi 4 jenis kelas: Kelas Universitas (untuk para murid yang fokus melanjutkan ke jenjang lebih tinggi seperti universitas), Kelas Olahraga (untuk para atlet muda), Kelas Trait (khusus untuk para selebritis muda Jepang seperti penyanyi, actor, dan atlet ternama), dan Kelas Beasiswa (bagi yang tidak mampu namun ingin bersekolah di sana).     

Jovano mengambil kelas reguler yang fokus untuk ke universitas. Namun, tidak disangka, saat hari pertama Jovano bersekolah di sana, bersama juga dengan Zevo … mereka berdua langsung menjadi idola sekolah.     

Tidak mengherankan jika itu terjadi, karena memang ketampanan Jovano dan Zevo pantas disejajarkan dengan model dan artis muda.      

Lihat saja sekarang, bagaimana para siswi banyak yang bergerombol di dekat gerbang hanya untuk menanti kedatangan Jovano.      

Dan ketika Jovano keluar dari mobil Kenzo, banyak siswi yang menjerit tertahan sambil menatap gemas ke Jovano.      

Jovano paham dirinya dijadikan idola di sekolahnya sejak hari pertama, namun dia menganggap ini sesuatu yang hanya dianggap santai saja olehnya. Maka, tak heran dia cukup melangkah tenang dan percaya diri.     

Aura kharismatik dan dominan jantan langsung menguar setiap Jovano hadir. Apalagi tubuh putra sulung Andrea itu tergolong tinggi. Ditambah kontur wajah perpaduan Eropa dan Asia Tenggara, membuat Jovano unik dan sangat menarik.      

Plokk!     

Jovano menoleh ke samping dan Zevo sudah ada di sebelahnya, menyeringai. Keduanya adalah idola para siswi dan mendapat julukan The Princes di Horikoshi Gakuen. Ada juga yang menyebut mereka Duo Combo Ikemen.      

Yah, terserah mereka saja lah ingin menyebut Jovano dan Zevo apa, asalkan tidak mengganggu.      

"Yo, Bro … kau belum juga dibolehkan berangkat sendiri?" tanya Zevo yang memiliki perawakan bule Eropa yang berambut pirang keemasan, mata biru gelap dan wajahnya juga sangat Eropa. Dia mirip Liam Payne muda dari One Direction. Bayangkan saja.     

Sampai ada banyak siswi yang menganggap Zevo dan Jovano adalah adik dari Liam Payne dan Zayn Malik. Jadi … Jovano mirip dengan Zayn Malik?      

Tapi ada juga kelompok siswi yang menganggap Jovano lebih mirip anggota TXT, Huening Kai.     

Masih ada kelompok lain bersikeras Jovano mirip William Franklyn Miller.     

Sedangkan kelompok siswi satunya lagi menganggap Jovano perpaduan Huening Kai dan William Franklyn Miller.     

Ahh … terserah mereka saja lah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.