Devil's Fruit (21+)

Rencana Untuk Ulang Tahun Ivy



Rencana Untuk Ulang Tahun Ivy

1Fruit 751: Rencana Untuk Ulang Tahun Ivy     0

Hari baru di mansion Andrea, namun tetap kesibukan yang sama. Banyak anak-anak yang lalu lalang sambil bicara ini dan itu menanyakan barang mereka pada orang tuanya, ada juga yang masih harus digedor pintu kamarnya.     

Semua terasa hiruk pikuk jika menjelang berangkat sekolah. Yang sudah berada di meja makan pun lekas menyantap sarapan mereka, dan yang di kamar mandi pun bergegas agar tidak mendapatkan omelan babak selanjutnya karena terlambat bangun.     

Andrea sudah menetapkan peraturan pada semua penghuni mansion untuk membatasi penggunaan kekuatan magis mereka dan lebih membiasakan pengerjaan normal ala manusia biasa. Kekuatan magis hanya boleh di saat darurat tempur.     

Dengan begini, Andrea ingin semua di mansion bisa lebih tertib dan tidak selalu manja bergantung pada kekuatan magis.      

"Ma, buku matematikaku mana?"     

"Lah, emangnya Mama makan buku kamu?"     

"Ya kali aja diulek bareng sambel.��     

"Kamu tuh yah, dah pinter jawab Mama."     

Itu sepenggal perbincangan antara Gavin dan Shelly.     

"Sini, Mama bantu kuncir rambutmu."     

"Nggak mau!"     

"Nanti malah berantakan kalo kamu kuncir sendiri."     

"Nggak mau!"     

"Nah, tuh kan … beneran berantakan. Sini, Mama rapikan."     

"Nggak mau! Aku suka yang berantakan!"     

Kalo ini, antara Andrea dan Ivy, ketika si putri sulung ingin menata rambut lebat hitam dan lurus dia dengan adanya kuncir kecil di kanan dan kiri kepala agar terlihat manis.     

Namun, ketika Jovano datang ke ruang makan, Ivy langsung tatap si kakak dan berkata, "Kak Jo, kuncirkan yang bagus."     

Alhasil, Andrea hanya bisa memutar matanya. Dia merasa patah hati dan digagalkan sebagai seorang ibu. Sambil mengelus dada, ia berbisik nelangsa, "Salah apa gue, duh gusti …"     

Shelly terkekeh dan memeluk sahabatnya. "Yang sabar, Ndre … badai pasti berlalu."     

Andrea menoleh ke Shelly sembari menyahut, "Tumben sekarang pakenya badai. Biasanya pake ujian. 'Sabaarr, Ndre … ini ujian … sabar …' Udah kelar ujiannya dong kalo gitu?"     

Tawa makin terburai dari Shelly. "Enggak, lah … kan ini nambah, ada ujian, juga ada badai, ha ha ha …"     

"Mama, aku juga mau jus sayur …" Kuro yang baru saja bangun tidur dan tiba di ruang makan, menguap setelah mengatakan kalimatnya. Dia sekarang juga menyukai jus sayur seperti mama angkatnya. Lalu perhatiannya tertuju ke Ivy yang sudah dibantu dikuncirkan oleh Jovano. "Waahh … Ivy cantik sekali!"     

Ivy diam namun hatinya senang dipuji. Ia hanya tersenyum sangat tipis sehingga tak akan bisa terdeteksi jika tidak diamati serius.      

"Nih, sayank." Andrea menyodorkan jus sayur dingin ke anak angkatnya. Kuro menerima dengan senyum dan lekas meneguknya. "Ayahmu kapan keluar dari semedinya, yah? Betah banget dia ngendon di sana melulu."     

Setelah sekian tegukan, Kuro pun menjawab, "Dia jadi maniak semedi dan bilang kalau dia belum cukup kuat. Dia ingin bisa diandalkan untuk melindungi kita semua, Ma."     

"Utututuu … manis banget sih ayah kamu itu …" Andrea berlagak terharu.      

"Semua sudah selesai makan?" Kenzo datang ke ruang makan. Dia sudah selesai menyiapkan mobil yang kini sudah dikeluarkan dari garasi dan diparkir di carport teras depan mansion.     

"Bentar. Kiran belum kelar mandi, Ken." Shelly teringat anak bungsunya.      

"Dia telat bangun lagi, yah?" Kenzo mengecup kening istrinya.      

"Hu-um," jawab Shelly.      

"Apa sih yang dia lakukan sampai malam, kok sudah beberapa hari ini telat bangun terus?" Kenzo heran. Putrinya itu memang jadi kerap terlambat bangun.      

"Katanya sih pekerjaan sekolah dia banyak." Shelly menyodorkan secangkir kopi ke suaminya.      

"Sori, telat …" Kiran yang dibicarakan pun muncul di ruang makan dengan agak tergopoh-gopoh sambil membenarkan kait di roknya.      

Shelly mencapai anaknya yang sudah duduk dan siap sarapan. "Ya ampun, sayank … rambut kamu gak benar nih sisirannya."     

"Sori, Ma. Tadi buru-buru, nggak sempat nyisir lama-lama." Kiran pun mulai memakan sarapan yang sudah dia ambil dalam porsi sedikit.      

Shelly pun lekas naik ke atas dan mengambil sisir. Ketika dia tiba lagi di ruang makan, Kiran sudah selesai makan. "Eits! Sini benerin dulu sisirannya, ya ampun … masa sih anak cewek keluar rumah rambutnya berantakan." Ia pun menyisir rambut Kiran.     

"Sudah semua, nih?" tanya Kenzo sambil cubit lembut pipi sang bungsu yang kini sudah lebih rapi.      

Bocah-bocah itu mengangguk dan mulai keluar ke teras depan, masuk ke mobil satu demi satu.      

Setelah mobil keluar dari mansion, giliran Dante dan Shiro yang pergi untuk berolah raga. Setelah itu, Andrea akan mengurus Zivena sejenak sebelum akhirnya dia mengajak si bungsu ke kantor.      

Sejak Zivena sudah bisa berjalan, Andrea memang kerap mengajak si mungil ke kantor bersamanya karena bocah itu penurut dan tidak rewel sama sekali.      

Para karyawan wanita di kantor Andrea juga sangat senang jika ada Zivena. Bocah itu sangat menggemaskan dan tidak pernah menangis atau terlihat bosan.     

Batita idaman para ibu.     

Entah apakah dulu dia diadonnya dengan penuh kegembiraan sehingga keluarnya menjadi anak yang begitu menyenangkan dan tidak menyusahkan.     

Apakah Ivy memiliki karakter demikian karena dia dibuat dalam suasana kalut ibunya? Saat Andrea dalam depresi? Makanya Ivy menjadi pribadi yang … dark? Entahlah. Jangan cocoklogi, oke?     

Dan setelah Andrea pergi ke kantor, pasti nanti Dante dan Shiro pulang dari kegiatan olah raga lelaki mereka. Kemudian, semua orang yang tersisa di mansion pun akan berangkat bersama ke Tropiza.      

Restoran Schubert resmi dikelola oleh King Zardakh, namun hak milik dilimpahkan ke Ivy sebagai satu-satunya keturunan Giorge. Andrea yang memutuskan itu. Katanya, anggap saja itu sebagai investasi bagi Ivy jika kelak dia dewasa, dia bisa mengambil alih restoran itu dari King Zardakh.      

.     

.     

Jika petang tiba, biasanya Andrea dan Zivena akan menjemput Ivy serta Jovano dari sekolahnya, sedangkan Kiran akan dijemput Kenzo untuk dibawa ke Tropiza.      

Namun, kadang Jovano akan pulang bersama Zevo, diantar menggunakan mobil keluarga Zevo hingga ke rumahnya.      

Malam itu, setelah semua ada di rumah, Jovano meminta mereka berkumpul di ruang tengah untuk membicarakan sesuatu. Ivy juga dihadirkan di sana.     

"Guys, sebentar lagi kan ulang tahunnya Ivy … nah aku pengin bicarakan ini bareng kalian semua." Jovano mengawali pembicaraan.      

Semua orang yang di ruangan itu mengangguk-angguk dan teringat ini memang hampir tiba tanggal ulang tahun Ivy.      

"Aku udah banyak bicara ama Ivy, dan dia kepingin ultahnya dirayain ala-ala princess. karena beberapa tahun ini kan emang dia gak mau rayakan ulang tahun, tapi kali ini dia kepingin." Jovano menyampaikan sambil lirik sang adik.      

"Biar Papa datang," celetuk Ivy lirih sambil tundukkan kepala.     

Andrea yang mendengar langsung tidak bisa menahan haru dan memeluk sang putri sambil matanya basah, teringat akan Giorge. Ulang tahun Ivy memang selalu mengingatkan mereka semua mengenai tragedi pahit mengenai bocah itu dan juga Giorge.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.