Devil's Fruit (21+)

Berlanjut ke Tokyo Disneyland



Berlanjut ke Tokyo Disneyland

0Fruit 762: Berlanjut ke Tokyo Disneyland     0

Ketika mereka sudah berkumpul, terlihat raut wajah para bapak bertiga sangat riang.      

"Aku sudah jelas mengumpulkan banyak skor!"     

"Oh tidak bisa, itu skor aku. Kau pasti salah lihat."     

"Hei, yang penting, aku yang nomer satu, oke?"     

Ketiganya ribut mengenai skor mereka di wahana menembak seperti Gan Gun Battler dan The Dive.      

"Tapi aku paling cepat di Super Power!"      

"Kau yakin itu, Ronh?"      

"Pangeran, kau nomor buncit, oke? Ha ha ha!"     

"Ken, ayo kita tanding ulang. Aku yakin bisa menarik talinya lebih cepat dari kau."     

Andrea melirik mereka bertiga sambil akhirnya berkata, "Heeii … pengin nginep di tempat ini apa pengin tidur di kamar masing-masing ntar pulang?"     

Mendengar ancaman halus Andrea, mereka pun segera sudahi keributan tak jelas mereka mengenai pertandingan tadi. Terkadang … lelaki dewasa memang suka kembali pada jiwa kekanakan mereka.      

Bahkan … ada yang mengatakan bahwa pria hanyalah seorang anak laki-laki yang terperangkap di tubuh besar saja.      

"Ehh, bentar lagi Water Symphony, nih!" Jovano seakan mengalihkan topik ke hal lain. "Sudah jam berapa, nih?" Ia menatap jam di pergelangan tangan kirinya. "Wah, jam 6 lebih sembilan menit! Yok, cari spot untuk liat Water Symphony!"     

Semua pun mengangguk setuju. Mereka mulai mengikuti Jovano ke arah Water Symphony nanti dipertunjukkan, apalagi ini langit sudah gelap, tentu saja sangat tepat menonton pertunjukan air mancur yang diberi cahaya warna-warni, menari sesuai irama musik klasik.     

Ketika hampir jam pertunjukan Water Symphony, Jovano berseru ke teman-temannya, "Sudah menyiapkan kamera?"     

"Yeaahh!"     

"Siaaappp!"     

Serentak, para bocah menjawab.     

Tak lama, setelah waktu menunjukkan pukul 6.30 malam, Water Symphony pun dimulai. Semua bocah yang memiliki ponsel segera merekam vlog mereka masing-masing. Ada juga yang berfoto dengan latar belakang liukan tarian air mancur warna-warni tersebut.      

Andrea dan Dante juga tak mau ketinggalan dan berfoto berdua dengan latar belakang indah tersebut beberapa kali, berpelukan, mengecup bibir masing-masing, dan juga bergantian berfoto dengan Zivena dan Ivy juga karena Jovano sibuk merekam sendiri.      

Pasangan Shelly-Kenzo dan Myren-Ronh juga tidak melewatkan kesempatan indah tersebut untuk berfoto atau swavideo.     

Revka hanya bisa manyun karena tidak ada Pangeran Djanh untuk diajak berfoto berpasangan atau sekedar swavideo.      

Kuro segera menyuruh Rogard dan Kyuna berpose di depan Water Symphony agar bisa dia rekam, sedangkan Shiro memotret pasangan ajaib itu. Lalu pasangan RoKyu berpose dengan dua anak mereka.      

"Nanti video-nya akan kami kirimkan sekalian dengan fotonya, yah! Biar bisa kalian tonton di Cosmo." Kuro yang kini sudah seperti manusia modern, dengan santai menyimpan ponselnya di tas kecil dia.      

Selesai Water Symphony usai, mereka pun kembali ke mobil masing-masing.      

"Sanrio Puroland …" Tiba-tiba, Ivy berbisik ke kakaknya.      

Jovano menoleh ke adiknya sambil berkata, "Sanrio Puroland?" Ia hanya ingin memastikan tidak salah dengar.     

Ivy mengangguk.      

"Ma, kita bisa ke Sanrio Puroland?" tanya Jovano pada ibunya yang mulai masuk ke mobil. "Ivy ingin ke sana."     

"Sanrio Puroland? Itu sepertinya jauh dari sini, Ivy sayank." Andrea menoleh ke putri sulungnya.     

Tapi, ketika wajah Ivy tampak sedih, Andrea jadi tak tega. Ia menatap suaminya dan berkata, "Habis ini ke Sanrio Puroland, yuk!"     

"Atau ke Tokyo Disneyland saja, Ivy cantik?" saran Jovano ke adiknya. "Sepertinya itu lebih dekat dari sini, iya kan?" Ia segera mengambil ponselnya untuk memeriksa jarak di peta. "Yups! Sekitar 19 kilometer kalau lewat tol dan 24 kilometer kalau jalanan biasa."     

Jovano menoleh ke sang adik dan Ivy pun tersenyum sambil mengangguk. Sepertinya tuan putri ini belum ingin pulang dan masih ingin bersenang-senang di taman bermain.     

"Ada apa, Ndre?" tanya Myren ketika melihat Dante tidak juga menyalakan mesin mobil. Mobilnya sudah melintas dan berhenti di depan mobil sang adik yang masih berhenti.      

"Ivy ingin ke Disneyland, Kak." Andrea menjawab.     

"Wuaahh! Disneyland! Disneyland!" Voindra dan Vargana saling menjerit di jok belakang dengan wajah gembira. "Ayo, Ma … ikut ke sana!"     

Maka, semua rombongan itu pun sepakat untuk melanjutkan perjalanan ke Disneyland.      

Mobil-mobil itu pun berunutan menuju ke taman bermain yang terkenal tersebut di daerah Chiba.      

Setibanya di sana, gerbang Disneyland sudah menyambut kedatangan mereka dengan lampu warna warni megah. Ivy sangat senang melihat itu meski dia tetap mempertahankan wajahnya sekalem mungkin.      

Memasuki Tokyo Disneyland, mereka disambut gebyar warna warni dari berbagai sudut area, dan ada banyak bangunan kastil indah mempesona penuh cahaya warna warni.     

Keluarga Rogard yang belum di pulangkan ke Alam Cosmo ada di mobil Kuro. Mereka sama-sama takjub dengan keindahan Tokyo Disneyland di malam hari. Apalagi ini memang kunjungan pertama mereka ke tempat tersebut.      

Karena ini sudah hampir jam 8 malam, maka mereka tidak bisa memasuki semua wahana yang ada di sana.     

"Guys, gak bisa lama-lama di sini karena ini udah malam," kata Andrea. "Besok anak-anak masuk sekolah, kan? Nah, ntar akhir pekan besok … kita ke sini lagi, oke?"     

Semua pun setuju. Ivy yang hampir kesal pun jadi mengangguk setuju setelah melihat Jovano mengiyakan ucapan sang ibu.     

Mereka berpencar dan sudah memakai anting komunikasi.      

Ivy mengajak Jovano memasuki wahana Alice's Tea Party, duduk di cangkir besar yang berputar. Karena ini malam hari, suasana begitu indah dengan banyak lampu berwarna warni, sehingga banyak yang merekam atau berfoto di sana.      

Para bapak mencari wahana menembak, dan menemukan Westernland Shootin' Gallery. Mereka pun sibuk berlomba di sana.     

Para ibu yang ingin santai mengajak balita mereka ke wahana Castle Carrousel, komidi putar berbentuk kuda. Dengan langit malam sebagai latar belakang, sangat kontras dengan warna keemasan lampu yang mendominasi wahana itu.      

Lalu rombongan pun ada yang bersama-sama menaiki perahu di wahana Pirates of the Caribbean. Melihat berbagai karakter dan detil lainnya bagai di film terkenal tersebut, para bocah berkali-kali berseru dan menunjuk jika melihat spot menarik di dalam sana.     

Kemudian, Ivy mengajak Jovano ke Cinderella's Fairy Tale Hall. Anak-anak dan para ibu juga melangkah ke sana.      

Di tempat yang bagaikan kastil negeri dongeng yang indah, mereka bisa berfoto dengan suasana bagai ada di jaman Cinderella, berfoto di singgasana, mencoba sepatu kaca, dan banyak lagi keasikan di area tersebut.      

"Ivy, ayo masuk ke Peter Pan!" ajak Gavin ke Ivy setelah mereka keluar dari kastil Cinderella.     

"Nice idea, Gav!" Jovano acungkan ibu jari dan Ivy pun mengangguk setuju.      

Mereka berbondong-bondong masuk ke Peter Pan's Flight, dimana mereka dapat duduk 2 orang di sebuah kendaraan bergerak yang dibentuk seperti kapal, bisa melayang di atas dan di bawahnya ada dusun dan berbagai tempat ala di cerita Peter Pan.      

Karena di dalam sana diseting gelap, maka tali yang menarik "kapal" mereka tidak terlihat dan tampak seperti terbang berputar-putar di ruangan luas tersebut.     

Tiba-tiba, Revka merintih kesakitan. Shona di sebelahnya menoleh.     

"Ma, sakit perut?" tanya putrinya.      

Revka mengangguk. "Kayaknya dah mo keluar, nih!"     

Mendengar itu, Shona segera menghubungi semua orang memakai anting komunikasi.     

Segera saja mereka keluar dari wahana itu dan menuntun Revka ke mobilnya. Untung saja mobil dia menggunakan sopir pribadi. Andrea lekas beritahu sopir Revka untuk membawa si nyonya ke rumah sakit terdekat, Tums Urayasu Hospital.     

Shona duduk di sebelah ibunya sambil berikan cahaya Healer dia agar sang ibu tidak terlalu merasa kesakitan. "Zev, hubungi Papa."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.