Devil's Fruit (21+)

Zivena Dibawa Kabur Orang Asing!



Zivena Dibawa Kabur Orang Asing!

1Fruit 765: Zivena Dibawa Kabur Orang Asing!     
2

Setelah puas mengaduk-aduk di Aeon, Andrea meminta ke pusat perbelanjaan ternama di Jepang, Ginza.      

Maka, berjam-jam mereka berputar-putar di Ginza. Dimulai dari G SIX yang merupakan tempat dengan banyak toko baju dan barang-barang trendi lainnya.      

Andrea memborong banyak baju untuk Kyuna, Rogard, dan dua anak mereka. Ia juga membolehkan Kuro dan Shiro memilih baju andai ada yang pas dengan selera mereka.      

"Zizi mau juga?" tanya Andrea sambil menoleh ke putri bungsu yang dia gandeng.      

Zivena segera menampilkan wajah gembiranya dan dia pun lari begitu saja di antara banyak lorong sebuah toko fashion yang besar.     

Andrea bergegas mengejar putrinya agar tidak hilang. Tapi, ternyata Zivena bisa menyusup sana dan sini, membuat Andrea kehilangan jejak.      

Dia mengedarkan indera dia dan belum menemukan sang anak. Dante mulai ikut mencari.      

Di tempat lain, Zivena sudah berhadapan dengan seorang ibu yang tampak aneh. Mereka saling menatap.      

Dan, dengan gerakan cepat setelah ibu itu menoleh kanan dan kiri, ia pun meraih Zivena, membawanya pergi dari toko itu seolah-olah itu adalah anaknya sendiri sehingga pelayan dan penjaga toko juga tidak mencurigainya.      

Ibu itu terus saja berjalan dan beruntung baginya bahwa Zivena tidak meronta ataupun menangis keras seperti layaknya jika anak kecil diculik orang asing.      

Ibu itu bersyukur Zivena terus diam dan menatapnya saja saat digendong. "Kamu anak ibu, yah! Kamu anakku!"     

Andrea dan Dante yang kebingungan pun bertanya pada petugas di toko itu dan sekitarnya, memberikan ciri-ciri penampilan Zivena.     

"Tadi … astaga … jangan-jangan ibu itu!" Salah satu petugas toko membekap mulutnya sendiri dan menatap rekannya.     

"Iya, jangan-jangan dia!" Rekan petugas toko itu melotot terkejut menyadari sesuatu.     

"Ada apa? Ada apa? Tolong beritahu kami." Andrea dan Dante bertanya dengan penuh harap pada keduanya.      

"Tadi … tadi ada ibu-ibu menggendong seorang anak kecil yang ciri-cirinya mirip seperti yang Anda katakan, mukanya agak Eropa dan sedikit Asia. Matanya biru gelap. Bajunya pink dengan celana jins girly."     

"Iya! Iya, itu anakku! Di mana kalian melihat orang itu membawa anakku?" Andrea panik karena dia belum juga bisa melacak aroma anaknya meski sudah menggunakan tenaga Sniffer.      

"Mama!" Sebuah suara datang di dekat mereka.     

Semua orang menoleh ke suara itu. Tampak Zivena dalam gendongan seorang wanita usia 40-an akhir. Bocah itu bertepuk tangan senang melihat ibunya sendiri.     

"Zizi!" Andrea segera saja mengambil sang putri dari gendongan wanita tersebut.      

Sedangkan sang wanita, dia tampak linglung dan terus bergumam. "Maafkan saya, maafkan saya, mana anak saya? Mana anak saya?" Dia terlihat seperti kurang waras.      

Petugas keamanan pun segera membawa wanita itu.      

Andrea dan yang lainnya heran kenapa bisa wanita yang seharusnya sudah bisa membawa kabur Zivena, malah datang dan mengembalikan si bocah ke Andrea.     

"Ya ampun, Zizi! Kamu sih, nakal banget lari seenaknya. Uffhh … Mama pengin nangis, tau!" Andrea mengecupi pipi anaknya yang malah tergelak tertawa imut.     

"Ouwfhh … anak seimut itu, mana mungkin orang tidak ingin menculiknya …" bisik pelayan toko.     

"Iya, aku pun ingin punya anak seperti itu …" sahut rekannya sambil menatap penuh pemujaan pada kelucuan Zivena.      

"Terima kasih, Kakak …" Andrea pun menunduk ke pelayan-pelayan toko tadi.     

"Tidak masalah, Nyonya. Kami mohon maaf membuat anak Anda hampir hilang." Para pelayan pun ikut membungkukkan badan ke Andrea dan Dante.     

Setelah itu, tiga orang pun kembali ke toko semula tadi diiringi lambaian imut dari Zivena, membuat para pelayan toko hanya bisa mendesah dan mengerang sambil berharap memiliki anak seperti Zivena nantinya.     

"Aku harus cari suami setampan orang itu …" Salah satu pelayan toko menatap Dante.     

"Sepertinya aku akrab dengan wajah lelaki tadi." Rekannya menepuk lengan si pelayan toko.     

Pelayan lainnya pun berkerumun di sana. Mereka membahas seperti pernah melihat lelaki yang mirip seperti Dante.     

"Tunggu sebentar!" Salah satu pelayan mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari-cari. "Ini dia! Dia!" serunya tertahan sambil mengacungkan ponsel dengan layar menampilkan Dante di akun instagramm Tropiza.     

"Astaga! Iya, benar! Pantas saja aku merasa familiar dengan muka dia!"     

"Dia chef dan pemilik Tropiza!"     

"Ya ampun tampannya …"     

"Ovariumku terasa hangat seketika."     

"Punyamu hangat? Kalau milikku terasa bergetar indah berisi bunga dan kupu-kupu."     

Kita abaikan saja obrolan aneh para pelayan toko dan kembali ke Andrea dan yang lainnya. Andrea membawa kembali Zivena ke toko sebelumnya dan Kuro serta lainnya sedang asik memilih-milih. Mereka tidak tau insiden hampir diculiknya Zivena.      

Andrea dan Dante memang sengaja membunyikan pencarian mereka tadi pada Zivena.     

"Dan, menurutmu aneh gak sih kalo tuh ibu-ibu tadi malah bawa balik Zivena ke kita?" bisik Andrea pada suaminya sambil menggendong Zivena.     

"Lumayan aneh, sih. Tapi tak apalah, yang penting Veve kembali." Dante tersenyum ke anaknya yang dibalas sama oleh Zivena sambil menepuk-nepuk pipi sang ayah.      

"Tapi, aku masih aja kepo, Dan, kepingin tau apa yang bikin tuh ibu-ibu bisa berbaik hati gitu gak jadi culik Zizi."     

"Sudahlah, sayank … lupakan saja dan syukuri saja Veve bisa kembali, oke? Dan kau, gadis kecil kesayangan Daddy …" Dante berkata ke putrinya. "kau dilarang berlari seenaknya lagi dan menghilang dari depan kami, oke?"     

Zivena tampak menatap serius ke Dante dengan wajah termangu, lalu dia tergelak lucu dan bertepuk tangan. Andrea terkekeh geli.     

"Semoga dia paham." Dante hanya bisa gusak lembut rambut coklat keemasan sang anak. Rambut itu masih jarang dan sangat tipis lembut di tangan.      

"Bwhlaa bhuu dhaa phaa phaa … ahakk!" Zivena menjawab sambil diiringi gelak tawa khasnya.      

"Pfftt, trust me, Dan … dia paham."     

Sementara itu, Andrea masih memendam rasa penasaran akan kejadian aneh antara ibu penculik tadi dengan anaknya. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka?      

Yah, andaikan saja Andrea mencari tau atau memang melihat sendiri bagaimana ketika si ibu penculik yang memiliki psikologis kurang waras tadi sudah hampir sampai di pintu keluar G SIX, dia tiba-tiba menoleh ke Zivena dan bocah itu menempelkan telapak tangan ke pipi si ibu tadi.      

Segera saja mata ibu tadi bagaikan kosong tanpa fokus apapun, seakan sedang dihipnotis. Di alam pikir ibu itu, mendadak saja dia merasakan jika dia kehilangan anak tersayangnya karena diculik seseorang, apa yang dia rasakan dalam hatinya?     

Memikirkan itu tiba-tiba usai dipegang Zivena di pipinya, sang ibu penculik itu jadi mendadak merasa bersalah dan itu membuat dia kembali ke lantai atas dan ke toko tempat tadi dia menemukan Zivena.     

Apakah Zivena memiliki kekuatan khusus?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.