Devil's Fruit (21+)

Kekacauan di Tropiza



Kekacauan di Tropiza

2Fruit 774: Kekacauan di Tropiza      2

Andrea dan Dante sangat tidak menduga, ternyata bos Miryoku memiliki sebuah restoran juga dan merasa tersaingi oleh Tropiza.      

Setelah mendengarkan persekongkolan jahat Miryoku, Dante mengajak Andrea pulang. Namun, Andrea bukannya mulai teleportasi, dia malah menarik sebuah benda yang ada di lantai.      

Benda itu ternyata sebuah alat perekam yang berhasil diselundupkan masuk ke ruangan itu oleh Andrea dan setelah semua dirasa cukup, dia cukup menarik keluar benda itu.      

Bos Miryoku dan pegawainya di sana tidak menyadari bahwa percakapan mereka direkam oleh sebuah kamera mungil.     

Dante memuji kecerdasan sang istri yang sudah memikirkan itu dan berhasil mendapatkan bukti sebuah rekaman.      

Setelah itu, Andrea dan Dante pun menghilang dari sana. Tapi, Andrea mengajak Dante untuk mampir dulu ke duo Tropiza.     

"Kenapa minta ke sini, sayank?" tanya Tuan Nephilim. Ia tak paham apalagi mau sang istri.     

Andrea dan suaminya yang sudah berada di dalam Tropiza yang gelap gulita dan kaca depan juga sudah ditutup tirai tebal, benar-benar berdua saja.      

Tak berapa lama, sang Cambion Hera itu pun menjulurkan tangan ke sebuah sudut ruangan Tropiza Teen, dan muncullah sebuah kamera CCTV mini yang letaknya cukup tersembunyi, tidak terlihat pengunjung, berada di antara foto makanan di sana, disamarkan akan foto makanan yang banyak terpajang di dinding.     

Total ada 6 kamera kecil di Tropiza Teen dan 7 di Tropiza Family. "Hanya tindakan pencegahan. Jadi, kita bisa menangkap basah tikus nakal, ya kan Dan?"      

Dante terkekeh dan kagum pada kecerdasan pikiran sang istri. Dulu di alam Feroz milik Pangeran Djanh pun banyak hal yang dihasilkan dari pemikiran Andrea yang kadang tidak terduga, out of the box. Keduanya banyak melakukan survival life di alam Feroz berkat ide-ide unik Andrea.     

"Nanti kita pasang kamera juga di Schubert." Andrea selesai menanamkan kamera-kamera tersembunyi. Ada yang disamarkan bersama gambar makanan di tembok, ada juga yang tersamar di rimbunnya daun tanaman palsu pada sudut ruangan.      

Setelah menempatkan semua kamera CCTV mini, kedua sejoli itu pun kembali ke kamar mereka sendiri.     

Tak lupa Dante meminta jatah intim pada sang istri. Dia jujur saja gemas jika melihat Andrea sedang menampilkan kecerdasannya dan terangsang akan itu.      

Apakah itu aneh jika terangsang jika melihat wanita cerdas? Tidak, sepertinya itu hal yang wajar meski jarang.     

-0-0-0-0-     

Keesokan siangnya, Andrea dan Dante sengaja terus berada di Tropiza. Bahkan Andrea sengaja tidak ke kantor demi hari ini.      

Hari ini adalah hari penjebakan melalui konspirasi kotor pihak Miryoku pada Tropiza. Andrea duduk di Tropiza Teen dan Dante di Tropiza Family.      

Andrea sangat yakin bahwa rencana jahat Miryoku akan dilaksanakan siang ini karena itu merupakan jam ramai Tropiza, jam makan siang, walaupun jam makan malam juga ramai.      

Tapi insting Andrea mengatakan itu akan terjadi di siang ini.      

Melalui indera yang ditajamkan, Andrea dan Dante bisa melihat menerawang ke saku para pengunjung atau tas mereka untuk memeriksa apa yang mereka bawa.      

Andrea dan Dante berusaha bersikap normal saja. Bahkan penemuan mereka akan rencana konspirasi jahat bos Miryoku pun tidak diceritakan pada orang mansion.      

Seperti biasa, Andrea dan genk-nya akan duduk di tempat biasa. Meski sambil mengobrol, mata Andrea selalu awas ketika ada orang masuk ke Tropiza.      

"Mpok Kitty udah lincah aja nih kelar brojolan." Andrea menanggapi Revka yang sudah membawa bayinya di gendongan dia sambil juga membawa Xavea.      

"Huh, aku ini kan ibu yang kuat serta hebat, tentu hanya butuh waktu sebentar untuk bed-rest." Revka menanggapi.      

Kemudian, ada pengunjung wanita dan pria masuk ke Tropiza Teen, walau itu tidak sesuai dengan tampilan umur mereka, tidak ada larangan para orang dewasa masuk ke area Teen. Dua orang itu terlihat kaku dan mencurigakan. Mata Andrea sudah memindai bawaan mereka dan ia tersenyum.     

"Mpok, kapan melendung lagi?" tanya Andrea usil sambil mengelus perut rata Revka.      

"Kenapa jadi urusanmu untuk tau itu, burik?" Revka mendelik lalu melengos sambil menimang-nimang anak bayi lelakinya, Romanov.     

"Jadi itu beneran dikasi nama Romrom?" Seperti biasa, Andrea seenaknya mengubah nama anak kecil.     

"Romanov, tolol!" sembur Revka.      

Mata Andrea melirik lagi pasangan yang sudah dia tandai itu dan memberi kode ke salah satu pelayannya untuk mengawasi kedua orang itu.      

Dan benar saja, tak lama ketika pesanan dua orang itu diantarkan, ketika pelayan berbalik badan hendak pergi dari meja mereka, terdengar pekikan dari wanitanya. "Kecoak! Ya ampun ada kecoak di bubur ini!"      

Pengunjung lain langsung saja diam dan menoleh ke wanita itu. Mereka termangu, mencoba menelaah apa tadi yang diucapkan si wanita.     

"Kecoak! Lihat, ada bangkai kecoak di makananku!" Ia menyodorkan mangkuk bubur dia ke orang di dekatnya. Pengunjung lain bergidik melihat memang ada kecoak mati terselip di antara bubur, bukan di atasnya. "Tidak kusangka, Tropiza yang dirating tinggi oleh banyak orang ternyata menyajikan makanan sampah!"      

Lelaki yang bersama wanita itu berlagak kaget dan histeris. "Astaga! Mereka hendak meracuni kita, kah? Mereka menyajikan racun!"      

Pelayan pun menghampiri mereka lagi dan bertanya, "Ada yang bisa kami bantu?"     

"Restoran ini keterlaluan! Berani-beraninya ada kecoak di bubur istriku!"     

Lalu, dua orang itu mulai berteriak bersahut-sahutan.     

"Kenapa mereka tega sekali?"     

"Mentang-mentang mereka bukan orang Jepang asli!"     

"Dari mana asal mereka?"     

"Entah! Latar belakang mereka tak jelas!"     

"Kupikir mereka benar-benar menjaga steril makanan mereka seperti yang di tayangkan Point TV!"     

"Rupanya itu bohong!"     

Para pengunjung lainnya ada yang bisik-bisik dan terkejut, ada juga yang mengabadikan itu dalam sebuah rekaman ponsel.      

Ketika banyak pengunjung sedang melongok ke bubur yang katanya ada kecoak, tiba-tiba terdengar seruan lain dari arah Tropiza Family.      

"Apa-apaan ini! Lihat apa yang aku temukan di sopku! Lalat!" seru seorang pria botak tengah sambil marah dan berdiri. Rupanya itu juga termasuk suruhan Miryoku.      

"Aku tadi juga menemukan sehelai rambut di nasi gorengku, tapi aku biarkan saja!" Dari meja lainnya, ada seorang wanita kurus tinggi dan berwajah kotak berkata penuh emosi.      

"Apakah ini pantas dimasukkan ke daftar Michelin?"     

"Huh! Ternyata sia-sia saja diberi bintang 2 Michelin kalau ternyata kualitas dan kebersihan makanan di sii sangat jeblok!"     

"Tropiza harus ditutup!"     

"Usir saja orang-orang asing tak jelas asal-usulnya ini! Usir mereka dari tanah air kita!"     

"Dasar pendatang kurang ajar, ingin meracuni kami, penduduk asli!"     

Para pengunjung kedua Tropiza pun jadi makin kaget dan gumaman menguasai ruangan. Suasana terlihat kacau.      

"Permisi, Tuan, Nyonya …" Pelayan di Tropiza Family pun bicara pada kedua pengunjung yang berteriak tadi. "Boleh melihat mana lalat dan rambut yang ditemukan tadi?"     

Pelayan di area Teen juga meminta mangkuk berisi kecoak tadi. "Bagaimana kalau kami ganti makanan Anda?"     

"Enak saja! Sesudah ada keteledoran fatal begitu, kalian seenaknya main ganti saja!"     

"Ya, benar! Restoran kalian tidak pantas di sini! Enyah dari Jepang!"     

Dua orang itu masih saja mengungkit-ungkit bahkan menjamah mengenai rasisme.      

Andrea dan Dante pun bersama-sama bangkit dari kursi mereka masing-masing dan berbicara pada orang tadi.      

"Tuan dan Nyonya, jadi … menurut Anda, kami yang bersalah?"     

"Ya! Kalian sangat salah! Kau bukan orang Jepang, kan? Bahkan restoran ini juga tidak mencerminkan budaya Jepang sama sekali!"     

Andrea dan Dante sama-sama tersenyum tipis meski berada di area yang berbeda. "Kalau begitu, karena kami memiliki kamera CCTV kecil di sini, bagaimana kalau kita lihat bersama-sama rekaman CCTV kami, siapa tau itu adalah ulah pelayan kami yang nakal."     

Apa yang diucapkan Andrea dan Dante sama persis meski mereka berdiri berjauhan, bahkan terhalang pintu kaca.      

Kalimat dua pemilik Tropiza membuat para perusuh tadi pias dan kecut seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.