Devil's Fruit (21+)

Malam Tahun Baru!



Malam Tahun Baru!

3Fruit 780: Malam Tahun Baru!      3

"Mpok kitty?" Mereka agak bingung.      

"Iyeee … itu panggilan gue buat Revka. Abisnya, lakiknya kebiasaan manggil dia kitty kitty, gitu!" Andrea terbahak.      

"Lu kira dia kucing, pa, dipanggil kitty kitty?"     

"Ha ha, kenyataan emang gitu, mo gimana lagi?" Andrea makin tertawa geli.      

"Kuharap Andrea tidak bercerita sesuatu hal buruk mengenaiku." Kini Revka sudah ada di dekat Andrea. Seketika mereka menoleh ke Revka yang menghampiri Andrea. "Sepupu ipar, halo." Dia memulas senyum manis pada wajahnya disertai sikap dan tutur kata sangat lembut.     

Andrea hampir menjatuhkan rahangnya melihat sikap pura-pura Revka. "Yaelah, mpok! Biasa aja, napa? Lu kan biasa ngomong nyablak juga kayak gue! Gosah jaim sok imut sok manis dah lu!"     

Revka menghirup napas dalam-dalam, mungkin berusaha memasukkan banyak angin kesabaran pada dirinya. "Andrea, aku tak paham apa yang kau ucapkan." Lalu Revka mengabaikan sang Cambion dan menyapa yang di situ sambil memperkenalkan suami dan anak-anaknya.      

Andrea terkekeh geli melihat Revka masih saja menjaga imej gadis manis seperti dulu di sekolah.      

Tak terasa, sudah 3 jam menjelang pergantian tahun. Andrea pun menyuruh para bocah untuk kembali ke kamar mereka masing-masing saja.      

Zivena pun diserahkan ke Kuro untuk dibawa pergi dari lokasi reuni agar bocah cilik itu lekas tidur. Tapi, tak lama, Kuro kembali ke cafe itu dan mengatakan Zivena menolak tidur dengan terus berceloteh dan agak rewel.     

Akhirnya, Andrea kembali menggendong si kecil. "Zizi ogah bobok malam ini, yah? Mo liat kembang api dulu, yah?"     

Zivena tertawa riang sambil mengucapkan kata antah berantah.      

"Ya udah, kalian saling menjaga diri, ya." Andrea memberi nasehat ke Kuro sebelum si hybrid melenggang keluar dari cafe, ke tempat lain untuk berkumpul dengan para bocah Blanche dan pasangan Myren-Ronh.      

Sementara itu, Andrea mengobrol sebentar dengan mereka di cafe itu sebelum akhirnya dia bersama Dante berjalan menuju gazebo unik di tengah kolam dan duduk di sofa sana bersama Zivena, menatap langit malam yang mulai ada satu dua kembang api.      

Ini sudah menjelang malam pergantian tahun baru, maka dari itu suasana hiruk pikuk benar-benar terasa di berbagai area. Memang masih 3 jam lagi menuju jam 12 malam.      

Ketiganya juga didatangi teman Andrea lainnya yang akhirnya kembali mengobrol mengenai banyak hal, terutama bisnis.      

Salah satu diantara yang menghampiri Andrea adalah Junet. Pria itu asik berbicara mengenai bisnis dengan si Cambion, sedangkan teman lainnya berbicara dengan Dante.      

Bahkan ketika Junet mengatakan Andrea sudah sukses di Jepang, banyak teman terkagum-kagum.      

"Iya, benar! Andrea ini yang punya Tropiza itu loh!"     

Hoohh! Tropiza yang katanya hits banget di Jepang? Ternyata itu punya elu, Ndre?"     

"He he, iya, itu punya gue ma Dante."     

��Aku bukan pemilik sah Tropiza, kok. Aku hanya chef di sana."     

"Dante chef? Dia bisa masak?!"     

"Masakan dia enak banget, loh! Suer! Makanya Tropiza laris manis!"     

"Bukannya Tropiza juga yang sempat geger soal pelayan hasil oplas itu, kan kemarin-kemarin? Gue baca beritanya di portal berita luar."     

"Ohh, itu udah kelar masalahnya. Biasa … gossip dari orang yang sirik ama resto gue."     

Kemudian mereka mulai mengobrol lebih asik lagi. Sedangkan Zivena tetap duduk tenang di antara ibu dan ayahnya, sesekali memandang langit yang makin gelap dan waktu kian merangkak.      

Tak lama, Shelly dan Kenzo juga ikut bergabung di gazebo unik itu, ikut mengobrol dengan yang di sana.      

Shelly menceritakan bahwa keluarga dia dan keluarga Andrea hidup satu atap di sebuah mansion.     

"Apartemen gede itu? Mansion, kan?"     

"Bukan. Itu bukan mansion apartemen gede. Itu rumah gede biasa yang ada di lahan luas."     

"Ohh, yang itu, berarti mansion jaman dulu."     

"Lah bukannya pengertian mansion itu kan rumah gede di tengah lahan luas milik pribadi, ya kan?"     

"Mansion sekarang udah beda pengertiannya, Neng! Mansion sekarang artinya semacam penthouse. Apartemen paling gede, macam kondo juga, sih!"     

"Andrea sekarang tajir banget!"     

"Iya, pantesan aja tajir! Bisnis dia aja Tropiza ama punya kantor real estate and property, kan?"     

"Ini penyewaan cafe ma kolam ini juga Andrea yang bayar, loh!"     

"Wow! Pasti mahal banget tuh nyewa beginian di saat malam tahun baru."     

Andrea tersipu. "B aja, lagi! Itung-itung pembayaran atas kangen gue ke kalian semua. Ehh, tapi ntar kalo anak gue yang ini ultah, kalian musti dateng ke Jepang, yak!"     

"Kapan, Ndre?"     

"Maret ntar."     

"Wuah! Bulan-bulan segitu bukannya waktunya sakura pada ngembang, tuh?"     

"Iya, kebetulan anak gue ini lairannya pas cherry blossom lagi mekrok-mekroknya tuh! Akhir Maret, gitu!" Andrea menoleh ke putrinya.      

Zivena balas menatap sang ibu dan tertawa riang seolah tau dirinya sedang dibicarakan.      

"Sekalian ntar gue bisa liat festival sakura, tuh!"     

"Ahh, iya bener! Sekalian bisa liat festival cherry blossom!"     

Mereka pun mulai saling bertukar nomor telepon dan alamat.     

"Ehh, ehh, udah mo jam 12, nih!" Salah satu dari mereka pun mengingatkan. Benar saja, sudah mulai banyak kembang api yang hadir di langit, tapi tidak memenuhi langit.      

Suasana pun semakin hiruk pikuk akan bunyi terompet dari berbagai arah ketika sedang diadakan penghitungan mundur. Setelah genap waktu pergantian tahun, kembang api mulai disemburkan memenuhi langit dan bunyi terompet lebih membahana diiringi sorakan semua orang.     

Andrea mengangkat dua tangannya sembari mereka di sana berdiri dan Dante juga ikut mengangkat sang putri bungsu yang terlihat senang melihat pesta kembang api di langit.      

Setelah itu, Andrea dan Dante saling mengecup mesra bibir masing-masing, tanpa peduli teman-teman mereka hanya bisa manyun menatapnya.      

Kemudian keduanya mengecup Zivena yang bertepuk tangan senang.      

.     

.     

Di tempat lain, ketika para bocah Tim Blanche ada di sebuah tempat bersama pengunjung resor lainnya menanti pergantian tahun, suasana begitu hiruk pikuk, sampai mereka tidak sadar bahwa Ivy terpisah dari mereka.      

Sang gadis 10 tahun itu kebingungan dan mencari-cari mana kerumuman kelompok dia tadi. Tapi, sangat susah mencari di antara begitu banyaknya orang, apalagi banyak orang asing yang tinggi dan besar berdiri di sekitar Ivy.      

Ia sampai terdesak dan terdorong sampai ke tepi kerumunan dan bingung ketika melihat tak ada yang dia kenal. Ia panik tidak menemukan kakaknya.      

Jika berteriak, suaranya tenggelam oleh suara orang di sekitar dia yang lebih keras berteriak menyambut tahun baru.      

Di saat Ivy sedang panik dan sangat bingung sampai menangis lirih saking takutnya pada kesendirian dan tersesat dia, tiba-tiba ada yang menarik tangan dia ketika dia hampir jatuh karena terdorong orang besar yang sedang melonjak-lonjak dengan rombongannya.      

"Ups!" Orang itu menarik dan menangkap tubuh Ivy. "Kamu nggak apa-apa?" tanya orang tersebut setelah berhasil menyelamatkan Ivy dari proses jatuh dan nyaris bisa terinjak-injak.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.