Devil's Fruit (21+)

Perencanaan Untuk Ulang Tahun Zivena



Perencanaan Untuk Ulang Tahun Zivena

1Fruit 796: Perencanaan Untuk Ulang Tahun Zivena     
2

Tak terasa, hari terus bergulir dan akhirnya bulan Maret pun tiba. Ini adalah masa-masanya musim semi hadir, musim banyak bunga warna-warni tumbuh indah semarak di berbagai belahan Bumi.      

Tidak terkecuali di Jepang. Di bulan-bulan Maret dan April biasanya pohon sakura khas negeri matahari terbit ini—atau yang biasanya disebut Cherry Blossom—mulai bermekaran.      

Dan di saat waktu sakura mulai bermekaran itulah Zivena berulang tahun.      

Seperti yang telah direncanakan oleh Andrea, ulang tahun ke-2 Zivena akan dirayakan. Untuk lokasi, sudah disepakati Andrea dan Dante menggunakan mansion luas mereka saja.      

Tamu undangan mungkin akan mengundang teman-teman Jovano dan Ivy serta rekan bisnis Andrea dan juga teman-teman lama dia.      

Karena itu, Andrea menghubungi teman-temannya di grup chat untuk bertanya apakah mereka berminat datang ke pesta perayaan ulang tahun Zivena di Jepang.      

"Ndre, dapat tiket PP, kan?"     

"Kagak!" ketik Andrea di grup chat. "Cuma gue kasi penginapan doang. Kalau mau, gue masukin ke list tamu, nih!"     

"Bentar, Ndre … gue rayu lakik gue dulu biar dapet restu."     

"Aelah, emang lu mo kawin lagi?"     

"Ya enggak lah, sompret! Kan mo sekalian ajak-ajak dia holidei biar bisa kayak elu ma Dante gitu, poto-poto narsis abis anu-anu."     

"Setan. Udah, buruan siapa lagi yang kepingin datang, ntar biar gue gampang nyediain penginapan buat kalian."     

"Penginapan di hotel bintang 5, kan Ndre?"     

"Bintang tujuh!"     

"Lah Ndre, bintang tujuh malah puyeng ntar gue!"     

"Ntar gue sediain penginapan di hotel. Hotel kosong, mau?"     

"Dih, Andrea mulai jahat!"     

"Ha ha ha! Dah pokoknya ntar isi daftar list yang niat mo dateng, yak! Pengisian gue tunggu ampe seminggu ini."     

Setelah itu, sebuah list di grup chat SMA mereka pun dibuat dan beberapa sudah mantap datang. Pengisian terus bergulir, dan bagi yang masih ragu, mereka bisa memperhitungkan ini dan itunya untuk datang atau tidak.      

Shelly menyarankan pada Andrea untuk membagi jam pesta daripada nanti saling berdesak-desakan.      

"Hm … iya juga, sih. Mungkin emang harus dibagi jamnya seperti kamu bilang, beb." Andrea memikirkan saran dari Shelly.      

"Iya, Ndre. Jadi … untuk yang anak-anak, mereka biar dateng di jam lebih awal dari yang dewasa. Karena kalau disatukan juga bakalan ada rasa canggung karena beda usia jauh dan malah ada gap ntar." Demikian pemikiran dari Shelly mengenai sarannya.     

"Bagus. Aku setuju itu." Dante muncul untuk mengatakan bahwa dia setuju dengan saran Shelly.      

"Tuan Putri, itu bibit pohon sakura hendak ditaruh di mana saja?" tanya Kenzo ke Andrea.      

"Ohh, udah datang, yah?" Andrea berseri-seri. Dia memang memesan banyak bibit pohon sakura ajaib dari Underworld. "Itu nanti bakalan cepat numbuh kalo dikasi inti Kristal, kan?"     

"Iya, Tuan Putri. Hanya cukup diberi inti Kristal elemen bumi yang ditanam di sekitar pohon agar akarnya menyerap tenaga Kristal." Kenzo menjelaskan metode mengenai sakura ajaib ini.      

"Oke, ikut aku." Andrea, Kenzo, Shelly, dan Dante pun mengikuti Andrea ke halaman belakang yang amat luas, seukuran lapangan bola.      

Yah maklum saja, luas seluruh mansion dan semua halamannya adalah 2 hektar. Besar? Luas? Tentu saja. Bagi seorang keturunan iblis seperti Andrea, membangun mansion di tanah luas di daerah perbukitan adalah hal mudah.      

Hunian Andrea memang ada di bukit landai, di daerah Hills yang banyak menjadi lokasi rumah para orang kaya di Jepang. Sebagai pebisnis sukses di bidang properti, Andrea tidak kesulitan untuk menemukan tanah yang bagus dan luas.     

Daerah Hills ini memang khusus dan sangat luas dengan harga tanah yang luar biasa melejit bisa mencekik orang biasa yang mendengarnya.      

Sekarang Myren dan Revka juga memilih tinggal di daerah Hills yang lebih nyaman dan lebih "terpencil".     

Daerah Hills ini bukanlah daerah pegunungan, namun semacam perbukitan landai yang sangat luas dan itu bisa disebut tempat hijau yang langka di Tokyo.      

Akses masuk ke Hills saja harus melewati beberapa petugas jaga di gerbang masuk, sehingga tidak bisa sembarangan orang masuk.      

Karena Hills sangat luas—mungkin sekitar 50 hektar—maka jarak rumah hunian di sana juga berjauhan. Ini yang membuat Andrea merasa Hills adalah tempat hunian paling cocok bagi mereka yang berdarah iblis, agar jika ada insiden khusus, tidak perlu mengagetkan tetangga sebelah rumah.      

Kembali ke Andrea yang hendak menaruh sakura. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan, "Oke, mungkin keren kalo di taruhnya di bagian timur aja. Di sana kan lokasi utama pesta, ya kan? Nah, sakuranya ditata berjejer aja di sepanjang jalan ke sudut timur."     

"Jadi, nanti acara di fokuskan di timur, yah yank?" tanya Dante.      

"Iya, soalnya kalo ke arah barat, ada kolam renang ama wahana air. Ntar malah sakura yang rontok jadi ngotorin kolam renang ma yang lainnya. Gimana?" Andrea menyahut.      

Tuan Nephilim mengangguk-angguk. "Bisa."     

"Kenzo bisa tanam sakuranya berjejer di kanan kiri jalan menuju ke pusat acara nanti, yah!" pinta Andrea sambil menoleh ke panglimanya.      

"Siap, Putri." Kenzo mengangguk.      

"Ini nanti bikin lantainya dari rumput kayak di lapangan bola biar bisa diduduki kalo ada yang pengen lesehan di dekat pohon sakuranya." Andrea sambil menggerakkan tangan menunjuk arah sana dan sini.     

"Ini nanti tema pestanya gimana, Ndre?" tanya Shelly yang masih belum paham apa kemauan Andrea.      

"Aku kepingin bikin kayak … garden party tapi gak pake kursi. Jadi nanti mereka bakalan ngesot aja lesehan di rumput sambil makan. So, benar-benar kayak acara menikmati sakura biasanya." Andrea menjelaskan konsep yang dia mau.      

"Berarti nanti bakalan ada tikar atau alas untuk mereka duduk, gitu?"     

"Bisa, bisa, tuh! Ntar sediakan karpet tipis aja untuk mereka, yah! Jadi, mereka ntar masuk ke sini, dan mereka bisa milih spot yang mana. Kita ntar atur karpet tipisnya di dekat pohon sakura."     

"Kalo gitu, bisa dibilang yang duluan datang, bisa lebih leluasa milih karpet, ya kan?"     

"Yups, seperti itu, beb."     

Kemudian, Kenzo mulai bekerja. Dia menggunakan kekuatan magis dia untuk melobangi tanah dan menaruh bibit pohon sakura yang sudah setinggi setengah meter, diatur jarak yang sama serta ini itunya sehingga membentuk seakan pohon sakura nantinya bagai lorong masuk ke lokasi utama tempat Zivena akan tiup lilin.      

"Jangan lupa ntar di ujung sana ditaruh semacam gerbang, yah Zo. Gerbang ukir gitu, biar ala-ala masuk ke dunia fantasi."      

"Baik, Tuan Putri. Siap laksanakan."      

"Dante, bantuin Kenzo, yah!"     

"Iya, sayank, jangan khawatir."     

"Inget, jangan berantem gaje kalian berdua, oke?"     

Dante dan Kenzo sama-sama terkekeh sambil saling pandang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.