Devil's Fruit (21+)

Tomorrow … We’ll Fight!



Tomorrow … We’ll Fight!

3Fruit 798: Tomorrow … We'll Fight!     
1

H minus 3 dari acara pesta ulang tahun, adalah merupakan tanggal tepatnya ulang tahun Zivena.     

Oleh karena itu, Andrea mengadakan acara khusus hanya dengan orang terdekat dia saja di mansionnya.      

Apalagi, di hari tersebut, pohon-pohon sakura yang ditanam Kenzo pun sudah mulai berbunga hari itu juga.      

Andrea membawa Zivena dan yang lain keluar rumah untuk ke halaman karena Kenzo menyeru bahwa sakuranya sudah berbunga.     

"Waaahh! Cantiikkk!" Andrea ternganga sambil menatap deretan sakura yang kini sudah memunculkan bunga merah muda khas-nya membentuk lorong merah muda yang sangat menawan.     

Zivena turun dari gendongan ayahnya dan ia mulai berjalan ke lorong sakura dan menatap ke mereka semua setelah balikkan badan. "Sakuranya cantik sekali. Aku suka! Aku suka!"      

Semua orang di sana melongo. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja Zivena sudah bisa bicara meski dengan suara lucu khas anak balita, tapi pengucapannya lancar dan benar.     

"Kalian kenapa bengong begitu? Aku berkata benar, kan? Bunganya sangat indah! Jadi, ini nanti pesta untuk aku diadakan di sini? Waahh … aku suka! Mama, Papa, terima kasih! Ini hebat sekali!" Lalu Zivena bertepuk tangan sambil tergelak.     

"Zizi bisa ngomong!"     

"Ya ampun, bocah itu! Sekarang bisa ngomong dan langsung seceriwis itu!"     

"Wa ha ha! Sekalinya bisa ngomong, Zizi malah kayak merepet! Ala rapper!"     

"Zizi keren, oi!"     

"Apa saban ulang tahun, Zizi bakalan nambah satu kemampuan? Ha ha! Yang ultah pertama dia aja dulu dia bisa langsung jalan, ya kan?"     

"Ulang tahun ketiga, dia bakalan bisa apa lagi, yah?"     

Mereka mulai saling berceloteh mengomentari kemampuan bicara Zivena pagi itu.      

Namun, wajah Zivena malah cemberut karena mengira dirinya sedang diolok-olok karena baru sekarang bisa bicara. "Kalian ini! Memangnya kenapa kalau aku bicara sekarang? Walau bagaimanapun juga, aku pilih-pilih waktu kapan aku ingin bicara, oke? Jadi, jangan remehkan aku, atau kalian akan menyesal nantinya. Ugh! Menyebalkan! Apa kalian sedang mengolok-olok aku, hm?"      

Orang di situ malah kian tertawa geli melihat tingkah kesal Zivena, berwajah cemberut, mulut mengerucut sambil dua tangan di pinggang.     

"Enggak, kok sayank!" Andrea menghampiri putrinya dan memeluk dia sebelum menggendongnya. "Kami gak mengolok Zizi sama sekali. Justru super senang karena sekarang Zizi cantik sudah bisa ngomong."     

"Iya, Zi!" Kuro ikut mendekat ke Zizi yang digendong ibunya. "Kami justru sangat senang karena sekarang kami paham Zizi ngomong apa. Nanti kita ngobrol banyak-banyak, oke?"     

Dante mendekat dan mengecup pipi putri bungsunya. "Selamat ulang tahun, sayank mungilku."     

Zivena pun tersenyum dan membalas mengecup sang ayah dan ibunya bergantian. "Pa, aku ini tidak mungil. Tunggu saja nanti kalau aku sudah sebesar Mama."     

"Ha ha … sepertinya bakalan ada Kak Jo kedua, nih!" celetuk Gavin.      

Jovano dan yang lainnya tertawa sebelum akhirnya mereka mengecup pipi Zivena sambil mengucapkan selamat ulang tahun pada bocah lucu itu.     

Pesta private khusus keluarga dan orang terdekat pun dilaksanakan setelah petang karena itu merupakan hari sekolah.      

Keluarga Myren dan Revka tentu saja diundang.     

Dan jamuan di adakan di depan gerbang di depan lorong pohon sakura.      

"Wuaahh! Ini keren sekali, Ndre!" puji Myren ketika datang malam itu bersama anak dan suaminya. "Pencahayaan super keren sehingga bunga sakuranya bisa lebih kayak bersinar walo malam hari."     

"He he …" Andrea mengusap hidungnya karena bangga. Betapa tidak? Itu adalah ide dia untuk memberi pencahayaan pada area sakura.     

"Kok kau punya pohon sakura, sih?" Revka bertanya dengan kening berkerut curiga.     

"Punya, dong! Gue, gitu!"     

"Kan sebelumnya kagak ada di sini waktu tahun lalu aku ke sini." Revka masih curiga.     

"Itu pohon sakura dari Underworld, sayank." Pangeran Djanh berkata lirih di dekat telinga istrinya.     

"Aku juga mau ada sakura di tempat kita!" Revka yang selalu tak mau kalah dari Andrea pun segera berkata ke suaminya.      

"Tapi kita sudah punya pohon wisteria, sayank."     

"Gak peduli! Tanam deh dekat wisteria ungu aku!"     

"Oke, oke, apapun untukmu, my kitty …"     

Pangeran Djanh pun mengalah dan menjanjikan akan membawakan bibit pohon sakura dari Underworld untuk ditanam di mansion mereka sendiri.      

"Mister Bucin kedua …" bisik Andrea ke Myren. Kakaknya terkikik dan mengangguk setuju. Padahal Ronh sendiri juga termasuk tuan bucin.      

-0-0-0-0-     

H minus 1 dari acara perayaan pesta ulang tahun Zivena. Mansion lebih sibuk dari biasanya. Apalagi ini adalah akhir pekan, hari Sabtu.      

Undangan sudah disebar ke teman-teman SMA Jovano dan juga beberapa teman dekat Jovano di SMP. Mereka tentu saja sangat bersemangat.      

Selain mereka akan mendatangi rumah besar Jovano, juga akan bertemu dengan saudara-saudara Jovano yang menawan seperti Ivy, Vargana, atau Kuro dan Shiro.      

Pokoknya, mereka berpikir: sambil menyelam makan ikan-ikannya sekalian selain minum air juga.     

Teman-teman kelas Ivy juga diundang meski bocah itu tidak terlalu bisa bersosialisasi di sekolahnya. Ivy terkenal sangat pendiam dan susah didekati.     

Maka, teman-teman Ivy yang bersedia datang, mungkin hanya karena ingin bertemu dengan saudara-saudara Ivy lainnya seperti Jovano, Vargana, Kuro dan Shiro.      

Memang, Jovano ini sudah menjadi idola di Tokyo bagi banyak gadis muda di sana. Tidak heran jika nantinya acara pesta akan dipenuhi oleh penggemar Jovano.      

Dan karena akan ada Zevo juga, maka para penggemar Zevo pasti juga akan datang.      

Sedangkan bagi Andrea, mereka bebas datang karena makanan tentu saja akan melimpah tak akan ada habisnya dengan lemari copy paste.      

Justru pesta ini lama kelamaan sudah seperti condong ke open house party saja karena Andrea membolehkan teman-teman dari sang anak untuk datang, siapapun juga.     

"Asalkan mereka semua tertib dan gak bikin kacau, loh yah!" tutur Andrea ketika Jovano berkata akan ada banyak sekali teman dia akan datang.      

"Lebih baik siapkan beberapa penjaga saja, sayank, agar para bocah-bocah dengan darah muda itu tidak seenaknya di mansion." Dante memberi usul.      

"Ah, bisa tuh! Oke, aku bakalan minta ke Kak Myren untuk datangkan beberapa serdadu iblis."     

Andrea benar-benar menghubungi sang kakak untuk meminta bantuan berkaitan dengan prajurit iblis yang dikelola sang kakak.     

"Oke, gak apa, Ndre. Kamu kepingin sewa berapa prajurit?" tanya Myren di telepon.      

"Umm … berapa yah enaknya? Gimana kalo dua puluh, Kak?" balas Andrea.      

"Sure, dua puluh gak apa, kok! Nanti aku akan tanya ke mereka siapa yang mau. Bayarannya apa untuk mereka, Ndre?"     

"10 inti Kristal ama 10 buah roh." Andrea mengatakan dengan yakin.      

"Beneran sebanyak itu?"     

"Iya, kak!"     

"Wah, bisa cakar-cakaran tuh mereka untuk berebut kerja di sana hari itu, ha ha ha!"     

Maka, masalah keamanan pun sudah terpecahkan.      

Sementara itu, Dante sudah mulai memasak hidangan semenjak pagi ketika lemari dari King Zardakh datang.      

Shelly yang bertugas untuk membuat minuman dibantu oleh Kuro dan Kiran. Mereka semua sudah mulai bisa diandalkan dalam hal memasak jika keadaan darurat.     

"Besok … kita tempur!" ucap Andrea dengan wajah antusias.     

-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.