Devil's Fruit (21+)

Omelan Zivena di H Minus 0



Omelan Zivena di H Minus 0

4Fruit 799: Omelan Zivena di H Minus 0     
3

This is the day. H minus 0 akan perayaan acara ulang tahun dari si bungsu Zivena.      

Dari pagi, Andrea sudah sibuk menghubungi teman-temannya yang dia inapkan di beberapa puluh kamar apartemen.      

Dan karena itu merupakan apartemen milik dia yang kebetulan belum disewa, maka bukan hal susah untuk membiarkan mereka menempati sebentar selama sehari semalam saja.     

Jam pertama adalah teman-teman Jovano dan Ivy yang bebas datang dari jam 9 pagi hingga jam 2 siang, karena siapa tau mereka ingin sekalian main di kolam atau wahana air yang ada di sana.      

Sedangkan untuk jam para dewasa, mereka bisa datang di jam 3 siang hingga jam 8 malam.     

Andrea sudah menyediakan lampu penerangan yang akan membuat suasana menakjubkan meski itu di malam hari.      

Karena Zivena kemarin sudah melakukan tiup lilin dan potong kue secara sederhana di hari tepat ulang tahunnya yang dihadiri kerabat terdekat saja, maka sekarang tidak ada lagi acara tiup lilin atau potong kue.      

Justru kue besar yang disediakan oleh Andrea bisa dipotong untuk dihidangkan ke pengunjung jika mereka ingin.      

Teman Jovano mulai berdatangan satu demi satu di jam 10 dan mereka takjub melihat kebun sakura yang dibentuk ala lorong sakura.      

Belum lagi adanya berbagai karpet yang menghampar di dekat pohon sakura. Para gadis langsung mencari tempat paling nyaman dan strategis, sedangkan para pemuda mencari sosok yang ingin mereka lihat.     

"Jo, mana adikmu?" tanya salah satu teman SMP Jovano.      

"Lah, itu dia." Jovano menunjuk ke ujung lorong sakura.     

"Tsk! Bukan yang balita, Jo! Ivy! Ivy yang aku cari!"     

"Dih! Kau ke sini hanya ingin cari Ivy?"     

"Iya, dong! Untuk apa cari kau? Sudah bosan!"     

"Sialan kau!"     

"Ha ha ha!"     

Maka, Jovano pun merayu Ivy agar mau keluar dari kamarnya dan karena bujukan Jovano itu sering berhasil, Ivy pun bersedia keluar dan dia memakai baju gothic Lolita yang manis warna hitam dengan detil garis keemasan di pinggang, ujung lengan yang menggembung dan leher saja.      

"Ivy! Itu Ivy!" teriak beberapa teman Jovano sambil menahan fanboyingan mereka.      

Bagi teman-teman masa SMP Jovano, tidak ada yang tidak mengenal Ivy. Teman SD Jovano juga sangat kenal dengan adik ala boneka Lolita dari Jovano.      

Sedangkan teman-teman SMA Jovano justru baru kali ini melihat Ivy. "Heehh … dia cantik seperti tokoh tsundere di anime!"     

"Iya, seperti yang biasanya diam tak banyak bicara tapi menggemaskan!"     

"Jo, ini adikmu? Halo, Adik …"     

Ivy yang tiba-tiba dikerubungi banyak lelaki seumuran kakaknya pun merasa sedikit canggung dan tak nyaman. Ia pun beringsut lebih menempel pada sang kakak.      

"Tuh, lihat … Ivy jadi takut, gara-gara kau terlalu mesum menatap dia, dasar hentai, fu fu fu …" ledek salah satu teman Jovano pada teman lainnya.      

"Tidak! Aku tidak hentai, kok! Aku kan ingin menyapa Ivy-hime."      

Sementara itu, ada juga teman-teman Jovano yang mulai mendekati ke Vargana dan mencoba berkenalan dengan si tomboy yang cantik itu.      

Ada juga beberapa teman SMA Jovano yang ingin berkenalan dengan Kuro yang dikira seusia dengan mereka.      

Gerombolan para perempuan muda yang sudah duduk manis di karpet hanya bisa menatap masam ketika para pria, teman mereka, sudah sibuk tebar pesona pada saudara-saudara Jovano.      

Tapi ada juga para perempuan yang nekat mengajak berkenalan ke Shiro meski si hybrid putih itu tergolong dingin dan jika bicara bisa memerahkan telinga.     

"Na-namamu siapa? Kenalkan, aku Tomori." Seorang gadis secara malu-malu bertanya ke Shiro sambil beberapa temannya juga merubungi si hybrid putih.      

"Shiro." Pemuda hybrid itu menjawab singkat.      

"Uffhh … namanya sesuai dengan kulit dan rambutnya!" Gadis lainnya terpekik tertahan sedangkan yang lainnya sudah fangirlingan.      

"Shiro-san … apakah aku boleh bertemu lagi denganmu setelah … setelah pesta ini?" Gadis tadi masih bertanya sambil sikapnya malu-malu tersipu, menundukkan kepala sembari melirik ke Shiro.      

"Tidak mau." Shiro memberikan jawaban tegas.      

"Ke-kenapa?"     

"Karena kau tidak sesuai dengan seleraku."     

"Ano … selera Shiro-san … seperti apa?"     

"Yang cantik dan berdada besar." Astaga, Shiro!     

Para gadis muda itu pun secara otomatis menatap dada mereka masing-masing dan mulai merasa suram.      

"Tapi … tapi … kami kan masih bisa tumbuh lagi nantinya …"      

"Terlalu lama."     

"Lalu … bagaimana?"     

"Datanglah lagi padaku jika kau sudah masuk dalam kriteriaku tadi." Setelah mengucapkan itu, Shiro pun melenggang pergi dari kerumunan tadi.      

Sedangkan para gadis SMA yang baru saja mengerumuni Shiro langsung merasa sangat terpukau akan sikap acuh tak acuh Shiro dan pedasnya ucapan Shiro yang blak-blakan.      

"Kyaaa! Dia pangeranku!"     

"Kyuungg! Shiro-san keren sekali!"     

"Benar! Dia dingin dan penuh kharisma! Aku semakin mencintainya!"     

Para gadis itu malah makin terpesona dengan tingkah judes Shiro. Apakah gadis masa kini lebih suka pria yang dingin dan pedas seperti Shiro? Gadis jaman kini … masokis?     

Tapi memang kenyataannya, banyak perempuan di Jepang yang mengidolakan tokoh anime yang berpembawaan dingin, judes, namun tampan. Mereka tampak hawt (saking hot-nya) di mata para gadis itu.     

Atau … banyak juga di belahan bumi lainnya?     

Meski begitu, jenis lelaki yang mudah didekati dan diajak komunikasi seperti Jovano juga tak kalah dipandang hawt oleh sebagian lainnya.      

Menurut para fans Jovano, pria 16 tahun itu bagaikan boy next door yang ramah, menyenangkan, dan membuat selalu ingin bertemu dan mengobrol.     

Zivena berjalan-jalan di taman yang menjadi area acara spesial dia dan melihat banyaknya tamu muda yang datang malah sibuk merubungi kakak-kakaknya.     

Bocah itu menghampiri salah satu kerumunan yang sedang tebar pesona pada Vargana dan dia berkacak pinggang. "Kalian kenapa datang dan sama sekali tidak menatap padaku? Atau mencari aku? Atau sekedar mengucapkan selamat ulang tahun padaku? Memangnya aku ini dianggap angin sepoi-sepoi saja oleh kalian, huh?"     

Andrea yang mengikuti bocah itu sampai nyaris meledakkan tawanya mendengar anak balitanya malah mengomeli tamu.      

Vargana pun tertawa renyah sambil menghampiri Zivena dan berjongkok untuk menyamakan tinggi dengan si bintangnya hari ini. "Hey, guys … kalian harus memberikan ucapan selamat pada sepupu imutku ini, oke!"      

Para lelaki itu pun secara canggung menyalami Zivena.      

"Dasar kalian ini, tahan sebentar hormon kalian meski Kak Vargana ini sangat cantik. Setidaknya, hargai yang berulang tahun di sini, oke?" omel Zivena.      

"A-ahh … maaf, he he …" Bukannya marah, mereka justru tak enak hati dan juga menganggap cara mengomel Zivena termasuk lucu dan menggemaskan.      

Lalu, Zivena mulai mengomeli tamu lainnya yang belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya.      

Zizi, jangan terlalu galak, nanti kau tidak populer di kalangan teman-teman kakakmu, loh!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.