Devil's Fruit (21+)

Bulan Madu Dadakan (21+)



Bulan Madu Dadakan (21+)

2Fruit 758: Bulan Madu Dadakan (21+)      2

"Da—nnhh …" Andrea tidak bisa berkutik ketika sang suami sudah menindih dan mengulum bibirnya, mengangkat dua tangan Andrea ke atas kepala dan membelit dengan tali yang tiba-tiba muncul menggunakan kuasa magisnya.     

Andrea tau suaminya sudah terlalu dikuasai birahi sejak mereka datang ke tempat ini. Dasar Nephilim mesum, batin Andrea. Ia membiarkan saja suaminya merobek kemeja ketat yang dia kenakan sehingga dua payudara montok berisi yang nyaris meluap dari cup bra hitam mencuat dari belahan kemeja yang disentak lepas kancingnya hingga berhamburan entah kemana saja.     

"Ha—aanghh … emmhh …" Andrea cukup pejamkan mata saat itu dengan tangan terikat di atas kepala dan dua tangan Dante sudah memutuskan tali bra hitamnya secara paksa. "Dan … kamu dari tadi ngerusak baju-bajuku—arghh!"      

Dante tidak memberi kesempatan pada Andrea untuk meluapkan protes ketika mulut beringas dia sudah menghisap puting mencuat berwarna coklat semu merah muda samar hingga puting itu akhirnya sedikit membengkak dan tegang.     

Dada Andrea turun naik akibat ulah nakal Dante di sana, mengakibatkan payudaranya secara atraktif bergerak merangsang hasrat Tuan Nephilim lebih lanjut.     

Dua tangan Dante mengelusi lengan mulus Andrea yang terbelenggu sembari dia terus saja berkutat di salah satu properti paling favorit dia dari sang istri.      

Andrea sesekali melirik betapa rakusnya sang suami pada payudaranya, dan dia hanya bisa mendesah dan mengerang ketika putingnya diperlakukan penuh napsu oleh Tuan Nephilim.     

Sepertinya Dante sedang ingin bermain ala BDSM ringan dan sweet. Ia memunculkan tali lainnya yang menyambung tali sebelumnya ke dinding dan menempel erat di sana secara ajaib. Maka dari itu, Andrea sungguh tak bisa bergerak leluasa lagi. Sang Cambion harus pasrah.     

Termasuk ketika payudaranya dipertemukan satu sama lain menggunakan dua tangan Dante dan Tuan Nephilim bisa puas menghisap-hisap puting kanan dan kiri secara bergantian karena letaknya yang sengaja didekatkan.     

"Haangh … angghh … Dan … hanghh …" Andrea merespon dengan geliatan manja dia dan membusungkan dada.      

Tiba-tiba, sang suami memunculkan kain hitam yang menutupi mata Andrea secara ajaib. Ini dimaksudkan agar dia lebih bergairah lagi menatap sang istri yang tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya sembari terus mengerang.     

Putri Cambion sadar bahwa Dante terkadang suka mendominasi dirinya ketika bersetubuh dengan cara begini. Yah, namanya juga fantasi pria, asalkan tidak menyakiti pasangannya, tidak mengapa.      

Setelah mulut Dante puas membengkakkan kedua puting payudara Andrea, ia melepaskan dominasi dia pada dada sang Cambion, mundur sejenak, membuat Andrea bertanya-tanya, apa lagi selanjutnya.     

Breet!     

Andrea merasakan ikat pinggang pada celana kain longgar dia dirobek paksa. Lagi-lagi dia merutuk kegilaan sang suami jika sudah terlalu bernapsu.     

Sreett!     

Dengan terurainya ikat pinggang dan ban pinggang celana panjang kain Andrea, maka Dante dengan mudah bisa menarik lepas celana itu dengan sekali gerakan saja.     

Kini ada celana dalam hitam bentuk G-string, serasi dengan bra hitam yang sudah diputuskan Dante di bagian depannya tadi, dimana bra itu masih tergeletak mengenaskan di sisi kanan kiri tubuh Andrea.      

"Anghh!" pekik Andrea ketika ia merasakan dua kakinya diangkat dan ditahan di atas. "Arghh! Dan …" Ini ketika ia merasakan belahan pantat dia dielus sang suami ketika dua kaki itu masih ditahan di atas oleh satu tangan Dante.      

Jemari nakal Dante menyusuri dari lekukan pantat dan berakhir pada lekukan kewanitaan Andrea.      

"Haanghh …" desah Andrea ketika sadar jemari suaminya sudah mengelus-elus lipatan kewanitaan dia secara perlahan dan seduktif.      

Tekk!     

Suara tali celana dalam G-string yang diputus pun terdengar. Andrea hanya bisa mendesah dalam hati. Dante memang beringas ketika birahinya sudah di ubun-ubun.     

Usai tali itu putus, membuat semua kewanitaan Andrea tidak memiliki penutup lagi. Masih dengan dua kaki ditahan di atas, jemari Dante terus mengelus dan mengusap bibir labia mayora Andrea dan kemudian mulai mendesak masuk ke klitorisnya.     

"Haangh … anghh … Danteee … mmghh …" Bisa apa Andrea selain mendesah, mengerang sembari lantunkan nama sang suami. Terutama ketika jari nakal Tuan Nephilim mulai makin binal menggesek klitorisnya.     

"Arngh!" pekik Andrea ketika tiba-tiba saja satu kakinya dijatuhkan sementara satu kaki lainnya masih ditahan lurus ke atas. Tidak hanya itu, dengan makin terbukanya kaki Andrea, maka Dante bisa langsung menjejakkan lidah dia pada klitoris Andrea.     

Alhasil, Andrea pun semakin terang-terangan mengerang. Dante dengan cepat melingkupi ruangan dengan selubung kedap suara, agar sang istri bisa bebas berteriak jika memang ingin.      

Andrea hanya bisa meremas jari-jarinya sendiri karena dua tangan masih dibebat lurus di atas kepala, sementara Dante terus memberikan jajahan mulut dia pada klitoris peka Andrea.      

Tuan Nephilim masih tetap duduk sambil merunduk menikmati kepekaan klitoris istrinya, sedangkan tangan kanan menahan satu kaki Andrea di atas dan tangan kiri kini ikut serta memasukkan dua jarinya pada vagina sang Cambion, mengaduk-aduk dan mengocok di sana.     

"Dante! Dante! Argh! Haarghh!" Napas Andrea terasa tersengal-sengal akibat perlakuan sang suami pada 2 titik peka dia. Apalagi dengan nakalnya, Dante mengubah jari yang masuk ke vagina seperti memiliki bulu keras namun lembut dan bisa bergetar.     

Mana mungkin Andrea bisa bertahan jika diperlakukan demikian. Selain lidah sang Nephilim yang menggila pada klitorisnya, jari Dante juga mendadak diubah menjadi vibrator bergerigi halus.      

"Gyaakhh! Daannhh! Daan—aagh! Arghh! A—ARRKHHH!" Andrea menyerah dan membiarkan cairannya menyembur keluar bagai semprotan kecil. Dante menatapnya dengan takjub.      

Lalu, usai Andrea menuntaskan semprotannya, Dante menurunkan kaki istrinya dan membuka lebar-lebar, termasuk bibir labia mayora Andrea, sehingga benda mungil kemerahan itu tampak dengan jelas ketika "bibir bawah" nan tebal itu disibak.      

"Arkh!" Andrea berjengit kaget ketika mulut Dante langsung saja menghisap-hisap klitoris dia, padahal dia masih dalam kondisi pasca klimaks yang membuat dia menjerit-jerit karena kegelian.     

Mana mungkin Dante peduli dan berhenti? Tidak. Dia ingin sang istri benar-benar takluk dalam kuasanya. Ia menyiksa klitoris sensitif tersebut selama sekian menit hingga Andrea kembali menyemburkan cairannya.      

Setelahnya, Dante kembali hujam vagina sang istri menggunakan satu jari yang diubah menjadi vibrator bergerigi, sehingga dalam waktu singkat, Andrea menyerah lagi. Ini memang yang diinginkan Dante, membuat Andrea takluk berkali-kali pada tindakannya.     

Sesudah itu, Dante bergerak ke utara Andrea dan mencumbu bibir sang istri beberapa saat sebelum menjejalkan tonggak kebanggaan dia ke dalam mulut sang istri, menjadikan rongga basah tersebut bagaikan lubang intim yang dapat memuaskan dia.     

Andrea paham dan melomot juga menghisap pusaka jantan sang suami diselingi erangan-erangan lirih dia. "Mmrghh … hmrrghh … ermmlhh … erllhh …"     

Tak sampai lima belas menit mulut Andrea disumpal batang jantan Dante, pria Nephilim itu mencabut dan tak berapa lama ….     

THRUST!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.