Devil's Fruit (21+)

Acara Tambahan



Acara Tambahan

4Fruit 804: Acara Tambahan     
2

Revka seperti biasanya, tampil luar biasa dengan pilihan outfit dia bagai artis Hollywood macam J-Lo. Ia tau pestanya sambil duduk di karpet, makanya dia memakai setelan celana berwarna putih bermodel trendi dengan atasan tanpa lengan dan potongan leher V yang dalam sehingga belahan dadanya tampak jelas meski ada banyak kalung emas panjang yang menutupi di sana.      

Benar-benar mengingatkan pada sosok swag J-Lo. Apalagi tatanan rambut pirang keemasan Revka dibuat lurus sepunggung dan dikuncir belakang. Mungkin dia J-Lo wannabe?     

Revka menyapa teman-teman Andrea yang sudah hadir. Sudah 90 persen hadir, sih. Sepertinya si Mpok Kitty ini sengaja datang selalu di momen-momen yang sekiranya undangan telah banyak yang berdatangan.      

Maklum saja, Revka ini jenis orang yang suka menjadi pusat perhatian. Tapi tak ada yang meributkan kebiasaan dia ini. Bagi mereka, Revka pantas begitu karena dia cantik dan menarik.      

Anak-anak sudah asik bermain air dan beberapa ada di kolam, termasuk Jovano yang masih juga ditempeli 2 gadis belia di dalam kolam.      

"Anak kita seperti James Bond saja, sayank." Dante berbisik ke istrinya sambil mengarahkan tatapan ke kolam renang, dimana Jovano sedang diam di kolam sambil diapit dua gadis belia.      

"Ha ha … mulai laris dia, tuh!" Andrea geli juga melihat sang putra sudah langsung menarik perhatian anak-anak dari temannya. "Moga-moga aja dia kagak playboy atau jadi fakboi."      

"He is a noble guy, full of kharisma, mirip ayahnya." Dante berujar santai.      

"Teroosss aja narsiiiisss, mister bucin!" Andrea mendorong wajah sang suami yang mendekat ke arahnya.      

Tuan Nephilim terkekeh sambil peluk istrinya sambil duduk di singgasana bersama Zivena.      

Para tamu tanpa henti berbincang dan juga diladeni para pelayan jika mereka butuh diambilkan makanan sesuai dengan yang ada di daftar menu.      

 "Kalian kalau mau, besok datang deh ke resto gue, Tropiza." Andrea memberikan dua lembar brosur, berjalan dari satu karpet ke karpet lainnya. "Dan juga ini ada brosur dagangan temen gue yang kemarin juga datang ke reuni di Bali, Danang, dia lagi ikut pameran kerajinan tangan di Omotesando."      

Semua orang menerima dua lembar brosur yang adalah brosur Tropiza dan brosur dari Danang.      

"Besok, kalian gue atur akan dijemput ama mobil anak buah gue yang bakalan bawa kalian ke Tropiza ama pameran craft di Omotesando. Tapi, sesudah dari Omotesando, kalian bebas kemana aja ama mobil itu ampe sore doang, yak! Abis tu, mobil gue tarik," imbuh Andrea.      

"Berarti, gak jadi yang tadi lu bilang di awal, Ndre? Kalau mau, ucapan lu tadi."     

"Iya, sekarang ucapan gue adalah … kalian harus mau, ha ha! Tapi gue gak maksa juga, sih! Yang mo ikut acara besok dari gue, silahkan aja kasi tau gue, ntar gue suruh anak buah gue bawa mobil, jemput kalian di hotel di jam 9 pagi." Andrea tanpa malu-malu mengubah perkataannya.      

Sebagian besar dari mereka mau-mau saja dengan jadwal besok yang ditawarkan Andrea. Toh gratis segalanya, dari mobil dan juga termasuk biaya makan di Tropiza dan tiket masuk ke pameran kerajinan tangan.      

"Tapi, kalo kalian beli sesuatu di pameran, beli pake duit kalian sendiri, yak! Gue kagak mengakomodasi hal itu." Andrea menambahkan.      

"Iya, paham, Ndre."     

"Paham, sultonah."     

Hingga akhirnya menjelang petang, mereka satu demi satu pamit pulang.      

Tak berapa lama, taman belakang pun kembali sepi, hanya menyisakan para pekerja di sana yang mengemasi semua barang, dari piring kotor dan semacam itu.      

Singgasana dari lempengan kayu tebal juga sudah disingkirkan oleh Kenzo.      

Karpet-karpet digulung setelah dibersihkan dengan menggunakan tenaga magis, lalu di simpan di cincin ruang milik Dante. Sedangkan pohon sakura dan rumput masih dibiarkan di sana karena Andrea menyukainya.      

Malamnya, mereka suka cita membantu Zivena membuka kado yang menumpuk banyak di ruang tengah. Bocah itu terus menerus menunjukkan antusiasme dia membuka kado untuknya, dan yang lain bersorak kalau ada kado yang fantastis.      

Danang juga sudah kembali ke penginapan dia di daerah Omotesando, dekat dengan tempat pameran itu digelar. Tadinya Andrea menawarkan Danang menginap di mansion dia, tapi Danang menolak halus. "Gue udah terlanjur bayar hotel."     

"Ya udah, gue ganti duit hotel elu, deh!"     

"Gak, gak, Ndre … gue juga sekalian bisa gampang ngecek ke tempat pamerannya kalo-kalo ada apa-apa."     

Karena Danang sudah bersikukuh mengenai itu, maka Andrea tidak bisa memaksa lagi. Orang lain yang sedih adalah Ivy. Gadis kecil itu bertanya-tanya, perlukah dia menyelinap pergi lagi nanti malam?      

Tapi ketika dia melirik ke ibunya, sang ibu ternyata sedang menatap dia dengan pandangan seolah berkata: jangan coba-coba, Ivy.      

Andrea tidak berpikiran jauh mengenai menempelnya Ivy pada Danang, selain bahwa dia hanya berpikir bahwa sang putri merasa nyaman karena Danang beberapa kali menyelamatkan Ivy. Ia hanya berpikir sesederhana itu saja, tidak lebih.      

-0-0-0-0-     

Esoknya, Andrea dan keluarganya melakukan kegiatan pagi seperti biasa karena itu sudah mulai hari sekolah untuk anak-anak.     

Kenzo pun seperti biasa mengantarkan semua anak sekolah, kecuali Zivena yang dirasa masih terlalu kecil untuk dimasukkan ke sekolah semacam playgroup.      

Dante juga sudah mulai berolahraga pagi dengan anak-anak hybrid dia di luar. Pamitnya pada Andrea, dia akan bermain squash dengan mereka.      

Sedangkan Andrea lebih memilih berenang dengan Zivena, ditemani Shelly yang duduk di tepi kolam sambil menyediakan minuman dingin dan camilan.      

Pada siangnya jam 10, mereka sudah berada di Tropiza, bersiap untuk menyambut teman-teman mereka yang bersedia datang ke Tropiza.      

Kebanyakan teman Andrea yang datang ke Tropiza sudah sekalian check out dari apartemen dan membawa barang-barang mereka di mobil jemputan dari Andrea. Mereka juga sudah memesan tiket pulang untuk malamnya. Ada juga yang memesan tiket untuk kepulangan sore. Mereka bersyukur saja bahwa nanti mereka masih bisa diantar ke Bandara oleh mobil anak buah Andrea.      

Ketika Andrea dan rombongannya sudah tiba di Tropiza, sudah ada banyak teman Andrea yang duduk di Tropiza Family.     

"Ehh, kalo yang anak-anak kepingin ke sebelah, Tropiza Teen, bisa loh! Tuh lewat pintu tembus aja." Andrea menunjuk pintu kaca dorong.      

Para bocah itu pun mulai berdiri dan menuju ke Tropiza Teen dan banyak di antara mereka yang kaget karena ada selebritis dunia jadi pelayan di Tropiza.     

"Jangankan anak gue, lah gue aja tadi kaget gegara ada Chris Hemsworth tau-tau pake apron en nyambut gue. Ternyata itu Chris KW."     

"KW super, jeng!"     

"Ho ho ho … iya! Super pake banget!"     

Mereka menghabiskan waktu untuk makan pagi sekaligus berbincang di Tropiza sebelum diantar ke tempat pameran Danang.     

Tapi ada satu dua yang tak bisa ke sana karena jadwal tiket mereka adalah siang ini.     

"Sori, Ndre … gue udah terlanjur pesan tiket siang dari beberapa hari sebelumnya. Mana anak gue juga udah libur sekolah sehari ini."     

"Oke, gak apa, kok! Yang penting gue seneng kalian bisa menyempatkan waktu datang ke sini dan hepi-hepi bareng ma gue en keluarga gue." Andrea tersenyum santai.      

-0-0-0-0-      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.