Devil's Fruit (21+)

Mengamati Dua Orang Tegar



Mengamati Dua Orang Tegar

2Fruit 862: Mengamati Dua Orang Tegar     4

Kemudian Nyonya Cambion beralih ke ruangan lainnya yang ada bunyi musik juga. Di sana tarian yang dilatih tidak seenerjik ruangan sebelumnya. Di ruangan ini yang berisi 2 orang perempuan, sedang dilatih oleh Mel Shindou. Gerakan mereka seperti balet meski bukan balet. Hanya mirip saja.      

Dan di ruangan satu lagi, ada 1 orang saja yang hanya dilatih oleh Ken Choi. Gerakannya menghentak dan kokoh meski dilakukan perempuan muda. Itu adalah Amarita Rinko, si putus sekolah karena hamil.      

Andrea memperhatikan gadis itu dan dia tampak masih sangat muda dan gerakan tariannya juga lentur. Meski begitu, kadang Ken Choi menyuruh gadis itu untuk mengulang gerakannya. Dan gadis itu sudah bersimbah peluh, namun tidak memprotes ketika pelatihnya terus menyuruh dia untuk mengulang dan mengulang lagi sesuai dengan gerakan yang diinginkan Ken Choi.      

Bibir Andrea memunculkan senyumnya. Ia berani mendekat ke Amarita Rinko setelah Ken Choi menyuruhnya berhenti dulu untuk istirahat. "Hai." Andrea menyapa ke gadis yang kini sedang duduk tenang di lantai di sudut ruangan tersebut. "Andrea mengangsurkan sebotol air mineral ke gadis itu. "Aku Andrea."     

"Ya, aku mengenal Anda," jawab Amarita Rinko sambil tersenyum dan mengelap keringat dengan handuk kecil yang dia bawa. "Anda pemilik tempat ini, kan?"      

Nyonya Cambion terkekeh ringan. "Sepertinya aku harus melakukan penyamaran agar tidak dikenali kalian di sini. Ha ha ha."     

Amarita menerima botol minuman mineral tanpa merek itu tanpa ragu. Meski itu botol polosan saja tanpa ada merek, ia percaya pemilik tempat ini tidak akan meracuni dia. Untuk apa? Ya, kan? Oleh karena itu dia tanpa ragu menerima itu dari Andrea. "Terima kasih."      

Ken Choi membiarkan Andrea mengobrol sebentar dengan peserta didiknya. Ia memilih meninggalkan ruangan.      

Lalu, Andrea mulai bertanya-tanya dengan Amarita Rinko. Ternyata gadis muda itu tidak menampik mengenai latar belakang dirinya yang sudah memiliki anak di luar nikah dalam usia begitu muda. Meski tampak menyesali perbuatannya yang bodoh, apalagi lelaki yang menghamili dia juga tidak mengakui itu anaknya, Amarita Rinko tidak ingin berbelit-belit dan cukup kembali ke rumah orang tua dia dan membesarkan anaknya bersama dengan ibunya, sementara sang ayah sudah tiada.      

Dan alasan kenapa Amarita Rinko bergabung dengan Talent House Adora adalah agar dia bisa lebih mengasah kemampuan dance dia yang sempat terhenti karena hamil dan mengurus anak. Dia sudah menyukai dance sejak SMP dan dia merasa Adora tepat untuknya mulai berlatih lagi.      

"Aku ingin mencari kerja dengan tarianku. Aku tak mau terus menjadi beban bagi ibuku yang janda. Aku tak punya kemampuan dan skill lainnya selain dance. Aku tidak pandai berhitung, dan aku juga tidak pandai main musik. Aku hanya bisa menari seperti ini." Begitu yang diucapkan oleh Amarita Rinko pada Andrea secara gamblang.      

Mendengar kisah dan impian baik dari Amarita Rinko, Andrea sangat trenyuh dan terharu. Rasanya ia ingin membantu sekuat tenaga gadis itu.      

"Tapi, Nyonya," lanjut gadis tegar itu. "Aku sama sekali tidak akan mau jika Nyonya membantu aku dengan uang Nyonya. Aku tidak ingin mencari uang dengan cara menggali iba orang lain. Aku ingin mendapatkan uang dari hasil susah payah aku sendiri."      

Andrea makin terpukau mendengar etos kerja dari gadis yang masih muda itu. Betapa jarang orang seperti Amarita Rinko, yang tidak ingin merepotkan siapapun dan akan berusaha sekuat tenaga dengan apapun yang dia miliki. Tidak mengharapkan belas kasihan siapapun.      

Kemudian, Andrea mempersilahkan Amarita Rinko untuk meneruskan latihan tarinya. "Semoga kau mendapatkan jalan sukses dalam waktu dekat ini, Rinko-san." Andrea hanya bisa mengatakan itu sebagai doa.      

"Terima kasih, Nyonya." Amarita Rinko membungkukkan badan sebagai penghormatan pada Andrea. Nyonya Cambion pun pergi dari ruangan itu. Si gadis teringat akan botol air mineral yang diberikan oleh Andrea dan segera meminumnya. Wajah gadis itu begitu kaget ketika air itu sudah melewati tenggorokan dia. Rasa sangat segar dan menyenangkan memenuhi seluruh otot dan sendi tubuhnya. Ia menatap takjub akan minuman itu. Apa sebenarnya minuman di botol itu? Begitu ajaib!     

Namun, Andrea tidak perlu melihat ekspresi takjub Amarita Rinko, karena kini dia sudah berada di lantai atas untuk mengamati apa saja yang dilakukan peserta Adora di sana. Dikatakan oleh resepsionis bahwa ada 4 orang yang berlatih di lantai 2 gedung tersebut.      

Ketika Andrea menjejakkan kaki di salah satu ruangan, ada seorang gadis yang sedang berlatih dance bersama salah satu pelatih, Lenn, pria dengan tampilan blasteran Rusia dan Jepang yang berbadan tinggi dan berambut biru hasil cat rambut.      

Kemudian, sang Cambion melangkah lagi ke ruang lainnya, ada dua lelaki yang sedang berlatih keras diiringi musik K-Pop dan ada pelatih, Ronin, yang terus mengamati gerakan mereka. Dilihat dari gerakannya, kedua lelaki muda itu memang terkesan sudah terbiasa menari. Gerakan mereka begitu luwes dan terkoordinasi dengan baik.      

Putri Cambion tersenyum puas dan melangkah ke ruang terakhir, yang lebih kecil dari dua ruang sebelumnya. Di ruangan itu, ada seorang lelaki muda yang sedang dilatih oleh pelatih dengan sebutan unik, 80-35.     

80 dibaca eighty, namun jika dibaca secara imut, terdengar seperti eiji. Nah, itu adalah nama asli si pelatih, Eiji. Dan 35 mengambil dari pelafalan angka dalam bahasa Jepang, 3 dibaca san, dan 5 dibaca go. Maka 35 adalah sango. Eiji Sango, itu nama si pelatih.      

Pelatih berinisial 80 ini memang unik, dari penampilan dan juga sikap. Dia sangat tampan tapi juga sangat dingin dan kejam jika melatih. Dia sebenarnya demon yang dipekerjakan Andrea. 80 sudah memiliki nama di beberapa negara sebagai dancer berbakat, dan Andrea berhasil merekrutnya untuk Adora.      

Memang, di dunia Bumi ini, ada banyak demon yang mencari kehidupan bersama manusia biasa. Banyak di antara mereka yang memang ingin hidup berdampingan dengan manusia dan mencari uang serta beranak pinak dengan manusia.     

Mereka, para demon yang hidup dan berinteraksi dengan baik dengan manusia, memiliki alasan sendiri-sendiri mengapa melakukan demikian. Mungkin saja mereka bosan di Underworld. Mungkin saja mereka tertarik dengan kehidupan manusia yang penuh lika-liku mengasikkan.      

Kini, Andrea memfokuskan tatapannya pada lelaki muda yang sedang belajar tari dari 80. Lelaki itu terlihat kuat dan bersemangat. Sangat enerjik. Dia sanggup melakukan gerakan apapun yang diminta oleh 80. Kepala 80 beberapa kali mengangguk-angguk puas dengan gerakan dance dari lelaki itu.      

Andrea langsung saja tau bahwa itu adalah Kaneki Ryuji, pemuda yang harus putus sekolah karena masalah biaya dan kini dia justru sudah tidak berminat meneruskan sekolah karena sudah mengalami dunia kerja yang menghasilkan uang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.