Devil's Fruit (21+)

Gloomy Sunday by Xavea



Gloomy Sunday by Xavea

4Fruit 865: Gloomy Sunday by Xavea     3

Keesokan harinya, jadwal Andrea tetap sama. Setelah dia mandi dan sarapan pagi, dia mengantar Kuro dan Shiro pergi ke Joglo Fiesta, sedangkan Shelly bermobil sendiri dengan Kenzo.      

Dan seperti biasa pula di siangnya ketika Andrea selesai mampir ke Tropiza untuk makan siang dengan teman-teman dan kerabatnya, dia pun berjalan kaki ke gedung Adora untuk mengamati kegiatan di sana.      

Andrea terus terang saja menyukai melihat orang-orang berbakat sedang mengasah kemampuan.      

Nyonya Cambion sesekali akan mengobrol dengan guru pelatih ataupun peserta didik di sana. Ia tidak hanya berbincang dengan para peserta yang dinilai berbakat menonjol, tapi juga semua yang dia anggap menarik untuk diajak bicara.      

Ketika sore hari tiba, datanglah Revka dan Pangeran Djanh membawa Romanov dan juga Xavea yang hendak diuji skill-nya.      

"Haihai, XaXa ..." sapa Andrea ketika bertemu dengan si kecil manis Xavea. Gadis 7 tahun itu tidak sependiam kakak perempuannya, Shona. Dia lebih mudah tersenyum dan menjawab.      

"Halo, Aunty Ndrea." Xavea menyahut Andrea. Tak lupa senyum manis dia selalu terbit di wajahnya. Ditunjang penampilan imut, wajah ala bule Eropa, rambut pirang emas ikal, mata biru terang, sangat menggemaskan.      

"XaXa kepingin ikut latihan di Adora, yah?" tanya Andrea sambil dia berjongkok agar menyamakan tinggi dengan si bocah.      

Xavea yang tidak keberatan dipanggil seperti demikian oleh Andrea pun mengangguk antusias. "Aku ingin belajar menyanyi di sini, Aunty. Boleh, yah?"     

"Kita tanya guru-guru di sini, yah! Kalo mereka bilang oke, maka XaXa bisa belajar nyanyi di sini." Andrea pun membawa Xavea ke ruang audio di gedung divisi suara. Di sana sudah menunggu Hirose Kaito dan Azama Rika sebagai pelatih vokal, Katagiri Youji sebagai record producer, dan Genjiro Aoda sebagai audio engineer.     

Xavea dipersiapkan di sebuah ruang record kedap suara dan diminta untuk mulai pemanasan ringan sebelum bernyanyi. Jangan membayangkan pemanasan ala senam. Ini adalah semacam melantunkan nada dengan menggumam saja. Cukup mengatupkan mulut dan melantunkan nada dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi selama beberapa kali.      

Setelah itu, tanpa musik, Xavea mulai bernyanyi.      

Ketika suara Xavea diperdengarkan si bocah saat dia menyanyi secara acapela lagu Think of Me dari Phantom of The Opera, semua yang ada di ruangan itu terpana. Itu karena suara si bocah 7 tahun itu begitu jernih, lembut namun tegas, dan ... angelic voice!     

Kedua pelatih vokal di ruang itu sampai heran dan bertanya berulang kali, seperti: "Benarkah dia anak kecil?" atau ... "Itu sungguhan suara dia?"      

Hanya dari respon dua pelatih vokal itu saja sudah bisa diartikan bahwa Xavea seratus persen lulus diterima menjadi anggota Adora.      

"Yaelah, Mpok! Lu punya anak suara emas gitu napa kagak kasi tau gue dari lama, seehh?!" Andrea sampai gemas dan memeluk leher Revka.      

Revka bertingkah seolah dia terganggu dengan tingkah Andrea dan menusuk pinggang si Cambion menggunakan jarinya. "Memangnya kenapa kalau aku kasi tau kau dari dulu, heh?"     

"Yaaah ... aku minta dia jadi pengisi acara-acara penting gue, he he he!" Andrea menjawab bagai tanpa dosa.      

"Burik sialan! Kau pikir anakku ini penyanyi kondangan, heh?! Enak saja!" jerit Revka tidak terima.      

"Sshh, kalian ini jangan berisik dulu, nanti Xavea malah hilang konsentrasi, loh!" Pangeran Djanh secara ajaib berani menghentikan dua wanita itu secara tegas. Biasanya, mana berani!      

Andrea dan Revka pun langsung diam dan patuh menatap ke ruang di mana Xavea sedang berada sendirian memakai headphone dan menghadap ke mikrofon. Suaranya sedang direkam.      

"Sekarang, coba beri dia musik. Tanyakan padanya, dia ingin lagu apa? Semoga saja kita punya musiknya." Hirose Kaito sebagai pelatih vokal sangat penasaran jika Xavea diberi musik sebagai pengiring nyanyiannya.      

Katagiri Youji yang berada di ruang lain yang bersekat kaca dengan ruang tempat Xavea berdiri pun memberikan pertanyaan melalui mikrofon yang menyambung ke ruang di mana Xavea berada. "Halo, Xavea, apakah kau punya lagu kesukaan? Yang sering kau nyanyikan?"     

Di ruangannya, Xavea menjawab, "Gloomy Sunday."     

Semua orang hanya bisa melongo mendengar jawaban dari Xavea.      

Andrea menoleh canggung ke Revka dan bertanya, "M-Mpok, lu yakin anak lu biasa nyanyi lagu itu?" Ia menelan ludah.      

Revka melirik sekilas ke Nyonya Cambion dan menjawab, "Iya. Itu lagu kesukaan dia. Kenapa?"     

"Mpok, lu kok bisa sadis banget ngenalin lagu begituan ke anak elu yang masih kecil? Itu kan lagu serem! Sempat jadi ribut orang-orang sedunia en dilarang diputar di radio-radio, dulunya sih!" Andrea tau mengenai sejarah lagu Gloomy Sunday tersebut.      

Gloomy Sunday adalah lagu ciptaan musisi dari Hungaria dan memiliki sejarah kelam di balik penciptaannya, karena itu adalah lagu sedih. Dan awal lagu itu diputar di radio di Hungaria dan sekitarnya, dikabarkan banyak orang bunuh diri ketika mendengarkan lagu tersebut.      

Dengan kata lain, lagu itu seperti memiliki kutukan tersendiri yang bisa memicu orang untuk bunuh diri. Oleh karena itu, lagu tersebut sempat dilarang diputar di radio manapun selama beberapa dekade dan akhirnya kini sudah mulai bisa diperdengarkan lagi di manapun tanpa ada efek kutukan itu dan bahkan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.     

Apakah pengalihan ke dalam bahasa Inggris itu menyebabkan efek kutukan lagu Gloomy Sunday hilang? Entah. Masih menjadi misteri. Percaya atau tidak mengenai itu, terserah.      

"Tsk! Kami tidak pernah gentar dengan apapun, yah! Jangan samakan dengan kau dan keluargamu." Revka naikkan dagunya.      

Andrea menoleh ke audio engineer dan record producer dia di ruangannya. "Apa kalian bisa menyediakan musik Gloomy Sunday?"     

"I-iya, sepertinya kita punya. Sebentar, Nyonya." Sang audio engineer pun segera mengaduk-aduk bank musik dia dan akhirnya menemukan yang diinginkan. Tak lama, musik Gloomy Sunday mulai terdengar dan tak berapa lama, suara Xavea pun mengalun.      

Semua kembali terpana mendengar suara angelic voice dari Xavea. Bahkan lagu itu dinyanyikan dalam lirik aslinya yang berbahasa Hungaria. Andrea dan beberapa orang di sana sampai merinding, entah karena efek lagu itu atau karena mendengar suara fantastis Xavea.      

Selesai dengan Gloomy Sunday, Xavea meminta menyanyi satu lagu lagi, dan dia menginginkan lagu Fly Me To The Moon dengan dia bermain keyboard pula. Itu jelas saja membuat orang-orang di sana melongo takjub. Bocah 7 tahun menyanyi sambil bermain keyboard!     

Setelah semuanya selesai, Xavea pun keluar dari ruang kaca dengan wajah berbinar senang. "Bagaimana, Aunty? Aku diterima?" tanyanya ke Andrea.      

"Tentu saja! Sudah pasti seribu persen diterima!" Andrea berseru sambil mengangkat tubuh Xavea saking senangnya menemukan bakat hebat seorang bocah.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.