Devil's Fruit (21+)

Sakit Hati Seorang Ibu



Sakit Hati Seorang Ibu

1Fruit 884: Sakit Hati Seorang Ibu     2

Gavin membuat Ivy marah besar di dalam kantin sekolah karena Ivy sudah tidak tahan akan tingkah Gavin yang bagaikan seorang suami atau pacar, yang kerap mengatur dan menempeli Ivy kemanapun dia pergi.      

Awalnya, Ivy tersanjung dan gembira dengan perlakuan memuja dari Gavin padanya. Tapi, setelah dirasa makin lama, tingkah Gavin kian mengganggu dia. Oleh karena itu, dia tadi di kantin membentak kasar dan melempar roti pada Gavin ... itu adalah puncak dari kekesalannya.      

Jika Gavin terus menempel ke dia dan menghalau para fans Ivy, yang ada ... orang di sekolah akan mengira Ivy dan Gavin berpacaran, padahal nyatanya tidak. Dan itu bisa menurunkan minat calon fans untuk mendekati Ivy. Gadis itu tidak ingin kehilangan fansnya.      

Dan Gavin dirasa sangat menganggu. Oleh karena itu, Ivy menghardik Gavin dengan keras agar tidak mengganggu dan tidak mengusik hidupnya lagi. Bahkan dia sampai memunculkan mata merah vampir dia sebagai gertakan ke Gavin.      

Setelah itu, Gavin jadi lesu seharian di sekolah dan ketika pulang, ibunya menanyai dia perihal perubahan sikap sang anak yang biasanya ceria dan banyak bicara, kini terlihat lunglai tanpa tenaga.      

"Aku membuat Hime marah, Ma." Gavin menatap sang ibu dengan pandangan lesu.      

"Ehh? Apa? Membuat Hi--Ivy marah?" ulang sang ibu menggunakan nada tanya. "Kok bisa, sih? Gimana kejadian awalnya?"     

Gavin terpaksa menceritakan pada sang ibu petang itu, semuanya. Semuanya. Itu karena Gavin sudah terbiasa jujur apa adanya dengan ayah dan ibunya.      

Mendengar cerita dari sang putra, sudah pasti Shelly merasakan hatinya bagai ditusuk banyak sembilu di berbagai sudut dan sisi. Ivy bisa mengatakan bahwa Gavin adalah bawahan. Anaknya dianggap hanya bawahan rendahan saja oleh Ivy.      

Menahan tangis dengan mata berkaca-kaca, Shelly pun meminta sang anak untuk jauhi Ivy. "Gav, dengar Mama! Kalau kamu sayang ma Mama dan nggak pengin Mama sedih ... Mama minta kamu jauhi Ivy, seperti yang dia inginkan. Jangan lagi ganggu dan usik dia, Gav! Kamu ngerti, sayank?" Shelly akhirnya tidak bisa menahan apa yang dia bendung di kelopak mata dan lelehan itu pun jatuh dengan sempurna di pipinya.      

Melihat sang ibu menangis, Gavin sempat berpikir bahwa ibunya sedih karena menganggap Ivy arogan, sama seperti yang tadi didengungkan teman-teman dia di kantin. Dan, yah ... memang! Shelly memang beranggapan seperti itu mengenai Ivy. "Ma, Mama ... jangan marah ke Ivy, yah Ma ... ini Gav yang salah. Aku yang salah, kok! Aku bikin Hime keki dan sebal karena sering aku ikuti."     

"Maka dari itu, Gav, kalau kamu udah ngerasa itu pangkal masalahnya, maka jauhi dia!" Hati Shelly masih belum bisa sembuh dari tusukan sembilu tadi.      

Mendengar ada suara seperti Shelly menangis, Andrea dan dua lelaki masuk ke tamu. Saat itu, Gavin memang sedang berada di ruang tamu bersama Shelly. "Hei, hei, ada apaan ini? Kok bebeb nangis, sih?" Andrea lekas meraih tubuh sang sahabat dan memeluknya. Tangis Shelly pun tumpah di pelukan sang Cambion. "Gav, ibumu kenapa?" Ia bertanya ke Gavin yang kacau.      

Jika tau ibunya bakalan bereaksi seperti itu, tadi Gavin tidak perlu menceritakan semua kejadian dia dengan Ivy di sekolah. Tau ibunya menangis usai mendengar ceritanya, Gavin menyesali kejujuran dia. Dan kini, dia tidak hanya harus membagi cerita itu pada sang ibu, tapi juga pada Andrea, Dante, dan juga ayahnya.      

"Gav, kamu apakan ibumu, hm?" Kenzo terpaksa maju dan menatap tajam ke putranya. Dia paling tidak suka melihat Shelly menangis atau sedih. Meski itu adalah ulah anaknya, dia akan tetap menghukum sang anak jika memang itu akibat si anak.      

"Pa ..." Mata Gavin menyiratkan permohonan. Permohonan agar tidak dipaksa bicara, karena Gavin tidak tau apalagi reaksi yang akan dia dapatkan dari orang-orang dewasa di dekat dia saat ini. Yang jelas, dia tidak ingin Ivy berada dalam masalah karena dia.      

Tapi, sepertinya tatapan penuh selidik semakin lekat tertuju kepada dia demi menuntut sebuah penjelasan. Shelly adalah sosok orang yang sangat lemah lembut dan hatinya begitu mudah terluka dan sedih, oleh karena itu, semua di mansion sayang ke Shelly. Ehh, tapi entah apakah Ivy juga termasuk.      

Karena itu, ketiga orang dewasa di ruang tamu itu sangat menuntut penjelasan akan apa yang terjadi hingga Shelly menangis seperti itu. Apalagi Shelly tidak bersedia membuka suara untuk mengatakan apa yang tadi dia bicarakan atau perbuat bersama Gavin.      

Gavin menghela napas, sepertinya dia tidak memiliki opsi lain selain mengatakan lagi apa yang terjadi, sama seperti yang dia ceritakan pada sang ibu.      

Dan kemudian, tidak berapa lama setelah helaan napas Gavin, bocah lelaki itu pun mulai bercerita mengenai insiden di dalam kantin antara dia dan Ivy, termasuk di dalamnya adalah apa yang diucapkan oleh Ivy.      

Padahal tadi, Gavin menceritakan semuanya pada sang ibu karena dia sudah terbiasa bercerita apa saja pada sang ibu yang dia anggap sangat welcome menjadi pendengar yang baik.      

Setelah mereka di ruang tamu mendengar semua penjelasan dan cerita Gavin, Andrea langsung menggeram sambil dia masih memeluk Shelly. "Anak itu!"     

"Aunty, jangan!" Gavin lekas menghalangi langkah Andrea yang hendak pergi masuk ke dalam mansion, dan pasti akan menemui Ivy. Gavin yakin itu, dan dia tidak ingin pujaan hatinya kena marah. "Aunty Andrea, ini murni karena kesalahan aku yang mungkin memang mengganggu Ivy hingga dia sangat kesal dan mengucapkan itu!"     

Shelly yang masih ada di pelukan Andrea juga mencegah sang Cambion sambil terisak lirih, dia berkata, "Jangan, Ndre, jangan marahi Ivy. Ini yang salah memang Gavin. Anakku yang salah. Anakku yang tak tau diri sudah terus menempeli Ivy hingga Ivy menjadi jengah. Harusnya Gavin sadar posisi dan status dia." Ada kepahitan dalam ucapan itu.      

Andrea sangat tau bahwa Shelly tersinggung karena Ivy mengatai Gavin bawahan rendahan. Meskipun suami dari Shelly merupakan panglima anak buah King Zardakh, ayah Andrea, bukan berarti Ivy berhak mengatakan hal seperti itu.      

Sementara itu, Kenzo selaku sang ayah, dia tidak bisa apa-apa. Jika pelaku penyebab istri tercintanya menangis adalah anak dari junjungan dia sendiri, dia bisa apa? Menebas Ivy? Memarahi Ivy? Yang ada, dia bisa ditebas oleh majikannya dan istri serta anaknya akan menjadi keluarga yatim tanpa dia. Itu akan konyol. Oleh karena itu, Kenzo hanya diam untuk saat ini sambil dia menelan kecewanya.      

Sedangkan Tuan Nephilim, dia tidak mengira sama sekali putri tirinya tega mengatakan hal seperti itu pada Gavin, meskipun Gavin memang adalah anak dari pelayan Andrea, namun tidak begitu juga jika ingin membuat Gavin berhenti mengganggunya. Tidak dengan menyakiti perasaan siapapun.      

Deru mobil jeep Jovano datang dan dia parkirkan dulu di carport di belakang mobil orang tuanya. Begitu turun, Jovano menemukan atmosfer tak enak di ruang tamu. Apalagi ada banyak orang di sana. "Ada apa, nih?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.