Devil's Fruit (21+)

Hari Menggembirakan Bagi Jovano



Hari Menggembirakan Bagi Jovano

1Fruit 888: Hari Menggembirakan Bagi Jovano      0

Pagi harinya usai merasakan malam yang sangat indah meski hanya melalui percakapan di pesan WA, Jovano merasa begitu damai dan segar ketika bangun pagi.      

Rasanya dia ingin segera menggapai ponselnya dan mengetikkan selamat pagi pada sang pujaan, tapi dia harus menahan hasrat itu. Dia tidak boleh terlalu mencolok menjelaskan maksud dia pada Nadin.      

Gadis kepala merah muda itu pasti akan terheran-heran jika Jovano pagi ini mengirimkan pesan hanya untuk mengucapkan selamat pagi. Ohh, itu sangat norak menurut Jovano. Itu hanya dilakukan amatir.     

Memangnya kau ini bukan amatir juga, pangeran muda?     

Tapi Jovano ingin terlihat berkelas jika mendekati wanita incarannya. Tahan diri, jangan terlalu terlihat murah dan mudah. Mereka baru mulai chat semalam, jangan langsung melakukan ini dan itu yang kesannya akan membuat takut si gadis nantinya.      

Jovano juga harus mengamati bagaimana respon Nadin. Jika respon Nadin terus saja dingin dan kurang memperhatikan pesan darinya, maka dia harus melakukan manuver lainnya. Tidak, dia tidak ingin menyerah. Dia akan benar-benar menyerah pada Nadin jikalau gadis itu sendiri yang mengatakan di depan hidungnya bahwa Nadin tidak menyukai Jovano.      

Jovano tidak ingin menjadi seperti Gavin. Dia tidak akan kuat menjadi Gavin.      

Hm, oke. Sang pangeran memutuskan akan menghubungi Nadin nanti malam saja. Tapi ... apakah dia kuat menunggu sampai malam?     

Urgh! Jovano terus berpikir dan berpikir. Ia memacu otaknya untuk mencari sesuatu agar dia bisa lekas memiliki alasan yang bagus untuk menghubungi Nadin.      

Ohh, dia bisa mencari informasi mengenai festival cosplay anime berikutnya! Ya! Itu! Maka, Jovano mulai mengaktifkan laptop dia untuk mencari apa yang dia inginkan. Biasanya, jadwal-jadwal seperti itu akan ada banyak diumumkan di internet. Mungkin lain kali dia harus lebih sering menghubungi temannya yang biasa cosplay untuk menggali informasi festival cosplay.      

Dapat!     

Akhirnya Jovano mendapatkan juga sebuah informasi adanya festival cosplay baru yang akan diadakan sekitar dua minggu dari hari ini. Ohh, bahkan ada juga pameran doujinshi seminggu dari sekarang.      

Pertanyaannya, apakah Nadin juga menyukai manga dan doujinshi?     

Melirik jam, sudah menunjukkan pukul 6 lebih. Suara-suara ramai adik-adiknya menunjukkan mereka mulai sibuk mempersiapkan diri hendak berangkat sekolah. Apakah hari ini Nadin juga bersekolah? Atau membolos seperti kemarin?     

Terserah Nadin saja, yang penting, saat ini Jovano sudah memiliki bahan untuk chat ke Nadin. Ia pun mulai mengetik pesan yang berbunyi: "Ohayou! (Met pagi) Nad, apa kau sudah tau ada pameran Doujinshi di Shibuya minggu depan? Apakah kau suka baca manga dan doujin?"     

Doujin adalah kependekan dari doujinshi, yaitu manga/komik buatan fans berdasarkan cerita dan tokoh dari manga resmi, alias Fanfiction versi komik yang diterbitkan secara independen dan tidak banyak untuk menghindari penggugatan dari pembuat manga resminya. Di Jepang banyak sekali artis doujinshi yang disebut doujinka.     

Setelah mengecek semua kalimat dan bahasa yang digunakan sudah tepat dan tidak ada kesalahan, maka pesan pun dikirim Jovano. Ia berdebar-debar menunggu jawaban dari si gadis.      

Namun, hingga satu jam kemudian, tidak ada jawaban dari Nadin, bahkan hingga Jovano mandi karena dia ada kelas pagi di kampusnya.      

Menghela napas kecewa, Jovano pun mulai turun dari kamarnya dan bersiap untuk sarapan, sementara para bocah lainnya sudah diantar Kenzo ke sekolah masing-masing. Saat ini di meja makan hanya ada Kuro, Shiro, dan Shelly.      

"Ada kuliah pagi, yah Jo?" tanya Shelly sambil tuangkan kopi putih untuk Jovano.      

"Yups, Aunty. Tapi hanya ada satu saja dan nanti ada lagi di sore hari." Jovano mulai mengunyah sarapannya dan menerima kopinya setelah mengucapkan terima kasih pada Shelly. Ia membayangkan jika itu adalah Nadin yang meladeni dia di meja makan, alangkah indahnya hidup.      

"Lalu ... nanti kau akan pulang dulu sebelum masuk yang sore?" Kuro bertanya. Dia memang lebih aktif bicara ketimbang saudara kembarnya, Shiro.      

Jovano menggeleng. "Terlalu repot, Kak Kuro. Mungkin nanti aku akan putar-putar kota atau ke tempat temanku saja untuk menghabiskan waktu sebelum berangkat kuliah sore."     

Tiba-tiba, telinga Jovano seperti mendengar bunyi notifikasi pesan WA. Lekas saja tangannya merogoh ponsel yang ada di tas. Ia lekas membuka dan itu memang pesan dari Nadin.     

Bunyinya: "Wah, maaf aku baru menjawab pesanmu. Tadi aku sedang tergesa-gesa mandi dan berangkat sekolah. Oh, aku lumayan suka baca manga dan juga aku suka doujinshi. Terima kasih atas infonya." Lalu Nadin menambahkan stiker girly manis sedang tersenyum.      

Jovano membaca sambil cengar-cengir di saat semua orang memandanginya dengan heran. Karena, ini sangat jarang bagi si pangeran muda untuk bergegas membuka pesan yang dia terima, apalagi sambil terkekeh dan menampilkan cengiran segala.      

"Jo, tumben sekali kau sampai nyengir begitu hanya karena membaca pesan. Memangnya dari siapa?" Kuro bertanya penuh rasa ingin tau.      

Jovano segera tersadar dan mendongak ke Kuro, lalu menjawab, "Ohh, ehh, ini ... ini dari teman, Kak, he he he ..."     

"Memangnya temanmu membahas apa sampai kau bisa senyum-senyum seperti itu?" Kuro masih mengejar karena dia masih belum merasa puas akan jawaban dari Jovano. Begitulah sang hybrid hitam.      

"Kau ini ... kepo!" tegas Shiro pada Kuro. Dia kini mulai banyak mempelajari kata-kata gaul dari Indonesia, ajaran dari Jovano sendiri.      

Kuro mendelik gahar ke saudara kembarnya. "Memangnya apa urusanmu, heh putih buluk? Jangan sok asik kau!" Kuro juga demikian, suka mempelajari kata-kata ajaib dari Indonesia agar dia juga tetap bisa berkomunikasi secara asik dengan Jovano dan yang lainnya.      

"Justru kau itu yang sok asik!" Shiro menatap malas ke kembarannya.      

"Hi hi ..." Shelly terkikik melihat pertengkaran kedua bocah hybrid. Sudah tau mereka saling tidak cocok jika bertemu, saling serang dengan kata-kata dan bahkan jika sudah parah berdebat, mereka tidak segan-segan menggunakan fisik untuk menyerang satu sama lain. Tapi anehnya, kedua hybrid itu justru sering melakukan berbagai kegiatan secara bersama-sama, contohnya seperti sarapan pagi ini.      

Kuro menoleh ke Shelly dan bertanya, "Kenapa Tante Shel malah ketawa?"     

"Hi hi hi, gimana enggak ketawa kalau sekarang Jo udah melipir pergi dari sini selagi kalian bertengkar." Shelly menjelaskan.      

Kuro segera saja memeriksa kursi yang diduduki Jovano tadi dan memang sudah kosong! Orangnya sudah tidak ada di sana! Astaga, dia merasa kecolongan! "Ini gara-gara kau, buluk jelek!" seru Kuro pada Shiro.      

"Huh! Ketidakmampuanmu untuk mengetahui perginya Jo sudah menandakan rendahnya kekuatanmu." Shiro membalas.      

"Kau merasa lebih hebat dariku, heh?" teriak Kuro dengan wajah marah ke Shiro.      

"Hei, hei, hei ... kalian ini, yah! Kalo mo ribut, jangan di ruangan. Sono ke kebon belakang!" Andrea sudah hadir dengan suara tegas dia. Dante menyertai di belakangnya.      

Di tempat lain, Jovano sudah meluncur dengan mobilnya dan ia girang karena sudah mengetahui di mana Nadin bersekolah. Ia bisa menyambangi sekolah Nadin nantinya jika dia sudah menemukan waktu yang tepat.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.