Devil's Fruit (21+)

Diantar Pulang



Diantar Pulang

3Fruit 893: Diantar Pulang     
1

Ivy terlihat masam mendengar ucapan Kuro dan sang hybrid hitam pun langsung mengatupkan mulut agar tidak lebih jauh membuat Ivy kesal. "Ayo Na-chan, aku temani kau menunggu taksi." Ivy pun menggandeng Nadin menuju ke ruang depan.      

Jovano lekas saja lintang pukang mengejar dua gadis itu dan berkata, "Ehh? Kenapa harus pakai taksi? Ayo aku antar saja!" Saat Ivy hendak protes, Jovano lekas menyambung, "Sekalian dengan Ivy juga, yuk, antar pulang Nadin."     

Kuro melongo heran ketika melihat Jovano memburu dua gadis itu ke ruang depan sana. "Jo kenapa jadi sesemangat itu, yah! Kenapa mendadak bisa baik begitu ke teman adiknya?"      

"Tsk!" Shiro mendecak singkat sambil jalan ke anak tangga sambil masukkan dua tangan ke saku celana. "Dasar tolol. Hitam idiot." Ia meninggalkan Kuro yang masih terbengong di ruang tengah.      

Mendengar dia diledek oleh saudara kembarnya, Kuro lekas mengejar Shiro untuk memprotes ucapan sang kembaran. "Idiot apanya, putih jelek?! Jangan seenaknya bicara lalu kabur, hei kau!" Ia mengejar Shiro untuk meminta penjelasan.     

"Susah menjelaskan pada orang idiot sepertimu." Shiro menjawab dengan gaya dinginnya seperti biasa.      

Kembali ke Jovano dan dua gadis itu, dia masih bersikukuh mengantarkan Nadin pulang dengan Ivy diajak ikut serta agar si adik tidak cemberut. Dan cukup mengejutkan juga karena ternyata Ivy bersedia.      

Ketika Jovano bersiap membawa dua gadis itu masuk ke mobilnya, dari arah gerbang, muncul mobil yang dikendarai Andrea, Dante, dan Kenzo beruntun masuk ke area carport.      

Jovano urung membuka pintu mobilnya.      

Dalam hitungan sekian menit, Andrea dan yang lainnya pun datang ke teras depan mansion tempat Jovano, Ivy dan Nadin berdiri di sana.      

Nyonya Cambion cukup kaget juga melihat sosok Nadin ada di sana, di teras hunian dia. Seingat dia, gadis itu adalah gadis yang dikuntit Jovano tempo hari hingga membuat dia harus mengomeli sang anak sulung karena perbuatan ngawurnya.      

Dan sekarang gadis itu sudah ada di kediaman mereka? Andrea bertanya-tanya, apakah ilmu pedekate anak sulungnya begitu hebatnya hingga sudah bisa membuat gadis itu mau datang ke rumah ini bahkan mereka terlihat bukan seperti orang asing. Sehebat itukah Jovano?     

"Ini ..." Andrea menunjuk ke Nadin dengan tatapan herannya. Tuan Nephilim mendekat ke istrinya dan berdiri di sisi sang istri.      

"Nadin, Mom. Namanya Nadin." Jovano memperkenalkan si gadis.      

"Salam, Tante. Saya Nadin. Konnichiwa. Hajimemashite ..." Nadin membungkukkan badan sebagai salam hormat ala orang Jepang biasanya. Dan sapaan dia menggunakan konnichiwa adalah jenis kata sapaan umum di Jepang walau biasanya untuk merujuk pada masa waktu dari jam 10 pagi hingga jam 8 malam, tapi juga bisa digunakan untuk sapaan biasa.      

"Konnichiwa, Om. Nadin desu." Nadin juga membungkukkan badan secara cepat pada Dante yang sudah di sisi Andrea. Lalu ia juga bungkukkan badan ke Shelly dan Kenzo yang baru saja datang bergabung. "Hajimemashite ..."     

Sedangkan kata "hajimemashite" bisa memiliki arti: senang bertemu anda untuk pertama kalinya (nice to meet you for the first time), yang biasanya diucapkan jika berkenalan dengan orang asing sebagai ucapan kesopanan.      

"Ohh, konnichiwa," jawab Andrea pada Nadin. "Aku Andrea, ibunya Jovano dan Ivy. Ini Dante, papanya Jo dan Ivy, dan ini tante dan om-nya Jo dan Ivy. Hajimemashite ..." sambungnya sambil anggukkan sedikit kepalanya sebagai balasan kesopanan Nadin padanya, sebagai sikap senior kepada junior. Demikian juga Dante, Shelly dan Kenzo pun membalas sapaan Nadin.      

Seolah paham dengan kebingungan sang ibu, Jovano langsung menyambar, "Nadin ini temannya Ivy, Mom."     

Mata Andrea kian membulat. "Ohh! Temannya Ivy!" Kedua alisnya sampai naik tinggi saking terkejutnya. Ia jadi bertanya-tanya, apakah sang putra sulung dulu menguntit gadis kepala merah muda itu karena Jovano melihat Nadin dengan Ivy, atau kebetulan saja bertemu dan ternyata itu teman Ivy? Mungkin nanti akan dia tanyakan ke anaknya langsung.      

"Kalian hendak ke mana?" Tuan Nephilim ganti bertanya.      

"Aku hendak mengantar Nadin pulang, Dad ... bersama dengan Ivy juga." Jovano menjawab sang ayah sambil dia tersenyum melirik ke sang adik dan Nadin.      

Ivy hanya acuh tak acuh seperti biasa dan Nadin tetap tersenyum ramah.      

"Yah, memang harus diantarkan, sih, karena ini sudah malam." Shelly bersuara. "Ya sudah, Tante tinggal masuk dulu, yah! Yuk, Ken!" ajaknya ke suami dia. Sepasang suami istri itu pun tersenyum ke Nadin yang ramah dan masuk ke rumah.      

"Ya sudah kalau memang hendak diantar pulang, Jo." Andrea menambahkan. "Antar sampai ke rumahnya, yah! Dan jangan pulang larut kalian berdua. Besok masih harus sekolah." Ia menyambung. "Nadin, tidak perlu terlalu kaku pada kami. Aku masuk dulu, yah! Bye, Nadin." Ia tersenyum ke gadis itu lalu menggamit lengan suaminya.      

"Bye, Tante." Nadin tersenyum lebar sambil melambai singkat ke Andrea dan Dante. Lalu, sesudah dua suami istri tadi masuk ke dalam rumah, ia menoleh ke Ivy dan Jovano. "Wow, mama kalian orangnya asik, yah! Apalagi dia cantik sekali! Apa benar dia mama kalian? Kenapa masih seperti remaja?"     

Ivy agak cemberut mendengar pujian Nadin atas ibunya. Lagi-lagi ada orang yang memuji sang ibu, bahkan ini adalah teman dia sendiri. Ivy merutuk dalam batinnya mengatakan bahwa awet muda ibunya adalah sebuah kepalsuan hanya karena sang ibu bukan manusia biasa.      

Gadis cilik itu rupanya terlupa bahwa dia juga bukan manusia biasa, dan dia juga akan mendapatkan performa awet muda dari genetik sang ayah. Atau jangan-jangan dia sendiri tidak tau bahwa dia juga bisa awet muda nantinya?     

Sedangkan Jovano terkekeh tanpa bisa memberikan kalimat jawaban untuk ucapan Nadin, karena ... mana mungkin dia berkata bahwa yang membuat ibunya tampil awet muda karena sang ibu memiliki darah iblis Succubus yang bisa selalu tampil cantik dan menarik.     

Bangsa mereka, ras istimewa mereka memang akan membuat diri mereka mengalami adanya susah menua. Semakin kuat mereka, maka akan semakin susah menua nantinya. Meski ada juga iblis ras Incubus dan Succubus yang memilih untuk tidak menghentikan proses penuaan mereka agar terlihat tua dan disegani oleh para junior mereka.      

Semua sebenarnya pilihan saja.     

"Ayo kita langsung ke mobil saja." Jovano mengajak kedua gadis untuk mulai ke mobil sang pangeran muda yang diberi nama Buck, dan tidak perlu membahas sang ibu lagi untuk menghindari kekeluan lidah dari Jovano.      

Jovano rasanya tidak berani berharap Nadin masuk ke jok navigator di sebelah dia karena ada Ivy. Bahkan dia yakin jok itu pasti akan diambil oleh Ivy dan adiknya pasti akan menyuruh sang teman duduk di belakang.      

Dan memang terjadi seperti dugaan Jovano.      

Saat mereka bertiga sudah masuk ke dalam mobil, Nadin bertanya secara spontan, "Baunya beda dengan yang terakhir kali, yah Jov!"     

Ivy langsung saja tatap tajam ke sang kakak, mempertanyakan kenapa temannya bisa berkata demikian. Jovano gelagapan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.