Devil's Fruit (21+)

Pangeran Djanh Membawa Informasi



Pangeran Djanh Membawa Informasi

2Fruit 968: Pangeran Djanh Membawa Informasi     4

Seminggu lebih sudah berlalu semenjak adanya serangan dari sekelompok iblis yang mengatasnamakan pembalasan dendam bagi anak-anak mereka yang dibunuh oleh Jovano dan Gavin gara-gara melindungi Ivy.      

Dan sudah selama itu pula Zivena tertidur panjang untuk memulihkan kekuatan dia. Bocah itu memang sungguh unik. Kekuatannya sebenarnya misterius dan tidak terduga. Tiba-tiba saja dia berhasil memusnahkan iblis yang hampir membunuh dia dan bahkan menerobos array penghalang yang bahkan ibunya saja tidak bisa melakukan apa-apa saat itu.      

Kemudian, selama seminggu itu pula Kiran terus tekun berlatih mempertajam kekuatan dia. Meski dia bukan Cambion Hera, tapi dia disinyalir memiliki bakat sebagai Healer, meski belum teridentifikasi dengan jelas benarkan dia Healer atau bukan.      

Banyak yang diam-diam berharap bahwa Kiran adalah Healer karena akan sangat membawa manfaat bagi sebuah tim dalam pertempuran jika memiliki seorang Healer yang bisa menyembuhkan luka prajurit dan juga bisa memulihkan tenaga pasukannya dengan lebih cepat.     

Namun, tentu saja masih butuh banyak latihan dan pembelajaran jika memang Kiran merupakan seorang Healer seperti halnya Shona, adik Zevo, anak perempuan Pangeran Djanh dan Revka.      

Suatu hari, Pangeran Djanh, Revka, Zevo dan Shona hadir di kebun belakang mansion Andrea. Kedatangan mereka yang tiba-tiba hampir saja membuat para penghuni mansion bersiaga tempur. Setelah mengetahui itu adalah sosok keluarga yang mereka kenal baik, maka mereka kembali santai.      

"Ada apa, Mpok Kitty?" tanya Andrea ketika melihat kehadiran Revka.      

Revka belum sempat menjawab ketika sang suami sudah maju lebih dahulu dan bicara, "Terjadi kekacauan di Underworld. Banyak kerajaan yang saling membentuk aliansi dan berperang."     

"Jadi ... benar terjadi hal demikian di Underworld?" Tuan Nephilim tidak menyangka itu sungguh nyata.      

Pangeran Djanh mengangguk. "Apakah kalian belum menerima kabar ini?" tanyanya agak heran.     

"Sudah. Baginda Raja telah mengabarkan kepada kami di sini seminggu lalu namun kami masih menunggu kabar selanjutnya dari Baginda." Kenzo menjawab.      

"Sungguh kacau dan banyak kerajaan kecil yang dibantai." Pangeran Djanh yang biasanya berwajah nakal, kini terlihat serius tanda memang situasi tidak main-main.     

"Apakah Kerajaan Orbth dan Huvro juga kena?" tanya Andrea, mulai khawatir.      

"Ya, tentu saja. Itu diawali dengan seorang provokator yang mengumpulkan banyak kerajaan kecil agar bersatu dan menyerang kerajaan besar. Dan bidikan utama pada Orbth dan juga Huvro." Pangeran Djanh menjelaskan.      

"Kenapa membidik kerajaan besar?" tanya Andrea.      

"Karena kerajaan kecil ingin merasakan kekuasaan seperti kerajaan besar. Itulah kenapa mereka rela habis-habisan untuk menggempur banyak kerajaan besar." Pangeran Djanh menjawab.      

"Lalu, bagaimana situasi kerajaan Orbth dan Huvro sekarang? Apakah semua aman terkendali?" tanya Kenzo mulai gelisah. Dia sebagai panglima, merasa bersalah tidak bisa ikut menjaga kerajaan yang sudah menaungi dia beribu tahun ini.      

"Orbth dan Huvro akhirnya bekerja sama dan melakukan aliansi. Masih ada juga beberapa aliansi kerajaan besar lainnya yang ikut ke aliansi kami, salah satunya kerajaan milik pangeran kembar, Abvru dan Zaghar." Pangeran Djanh menceritakan mengenai aliansi yang terjadi di Underworld.     

"Ohh, iya si kembar hitam dan putih itu, ya kan?" Andrea teringat akan dua pangeran kembar yang dulu pernah ikut menjaga serta melindungi dia saat dia hendak berusia 17 tahun. "Yah, kalau memang Orbth mendapatkan dukungan aliansi dari Huvro dan kerajaan besar lainnya, aku sih tenang."     

"Tapi ... aku sarankan agar kalian di sini pun berhati-hati." Mata Pangeran Djanh menyipit misterius.      

"Ehh? Kenapa?" tanya Andrea penuh rasa ingin tau.      

"Disinyalir akan ada beberapa iblis yang akan memburu keturunan iblis dari kerajaan musuh mereka untuk dibasmi di bumi manusia." Pangeran Djanh menguraikan fakta yang dia dapatkan dari seorang informan dia.     

"Wait! Keturunan kerajaan yang lagi berperang yang udah adem ayem tinggal di bumi ini ... juga diburu?" Andrea mengulangi ucapan Pangeran Djanh dengan bahasa lebih mudah.      

Si pangeran incubus mengangguk.      

"Kenapa, woi? Apa salah yang di sini? Kan yang di sini kagak ikut-ikutan!" Andrea menyeru kesal. Yang benar saja jika yang tidak ikut-ikutan berperang pun harus terkena imbasnya meski ada di belahan dunia lain!     

"Yah, inilah peperangan antar iblis, bisa terjadi apapun. Karena ... iblis. Ha ha ha!" Pangeran Djanh tertawa pahit.      

"Lalu ... apakah kalian melakukan sesuatu mengenai itu?" tanya Tuan Nephilim pada Pangeran Djanh dan sepupunya, Revka.     

Revka diam saja meski dia ditanya oleh sang sepupu yang dulu pernah dia kejar-kejar sebelum mendapatkan Pangeran Djanh. Itu karena dia tidak begitu paham mengenai peperangan ini dan sang suamilah yang sangat mengerti detailnya.      

"Banyak keluarga bangsawan dari kerajaan besar yang mengirim anak dan istrinya ke sebuah alam pribadi mereka masing-masing untuk diungsikan agar aman." Pangeran Djanh berkata. "Oleh sebab itu, aku ke sini untuk memperingatkan kalian agar kalian waspada akan serangan mereka dan bersiap masuk ke alam pribadi kalian andai kalian memiliki. Ohh, Putri Andrea sudah punya, ya kan?" Pangeran Djanh tersenyum lembut ke si Cambion Hera, Andrea.     

"Ohh, kami sudah mengalami serangan dadakan mereka seminggu lalu." Dante bersuara. Ia pun menceritakan mengenai insiden yang terjadi saat itu.      

Pangeran Djanh segera mengerutkan dahinya sembari mengelus dagu, tanda dia sedang berpikir dan menganalisis apa yang baru saja disampaikan oleh Dante. "Sepertinya itu memang mereka."     

"Berarti ... mereka hanya mengacau dan beralasan saja menjadi fans dari Deandra, kan?" Andrea kini mulai menemukan titik terang dari semua benang merah yang ada.      

"Kurasa memang begitu, Putri Andrea." Pangeran Djanh menyahut.      

"Sebelum ini malah kami mendapatkan serangan dari makhluk energi negatif yang merasuki manusia biasa dan cukup merepotkan kami." Shiro ikut bersuara juga akhirnya.      

"Makhluk energi negatif?" ulang Pangeran Djanh disertai dahi berkerut lagi. "Kenapa ada makhluk itu di bumi manusia?"     

Shiro angkat dua bahunya. "Entahlah. Mereka agak sulit ditangani dan hanya bisa takut dengan api ungu dan juga api hitam."     

"Ya, begitulah karakteristik mereka. Hanya bisa dimusnahkan dengan menggunakan api jenis khusus. Tapi kalau sudah masuk ke tubuh manusia, memang akan sangat sulit dikeluarkan, kecuali kalian pancing." Pangeran Djanh membeberkan.      

"Pancing? Pake apaan?" Andrea langsung berseru. Dia paling senang kalau mendapatkan informasi dari si pangeran incubus ini.     

"Pakai buah energi roh," tutur Pangeran Djanh.      

"Astaga! Cuma pake buah energi roh?" Andrea mendelik, yang lain juga terkejut.      

Pangeran Djanh mengangguk. "Mereka juga menyukai buah itu dan pasti akan bersedia mengejar buah tersebut. Di saat mereka sudah meninggalkan tubuh manusia, maka kalian bisa membakar dia pakai api ungu atau api hitam."     

"Kayaknya aku harus buruan berunding ama semua anggota, nih! Duh, Kak Myren pasti udah gak di bumi, yah!" Andrea teringat sang kakak.     

"Ya, aku sempat bertemu Putri Myren dan dia berkata semua anak-anaknya dia ungsikan di sebuah alam pribadi agar dia dan Panglima Ronh bisa ikut bertempur," kata Pangeran Djanh.     

"Sayank, sepertinya kau harus lekas panggil Jo pulang saat ini. Kita harus berunding banyak hal." Dante menoleh ke istrinya.      

"Kalau begitu, aku permisi dulu, akan segera mengungsikan istri dan anak-anakku." Pangeran Djanh mohon diri.      

"Baiklah, terima kasih atas informasimu, Pangeran." Dante tulus ucapkan itu pada si pangeran incubus sebelum mereka menghilang dari pandangan.     

Andrea pun segera melakukan kontak telepati dengan putra sulungnya agar Jovano lekas datang. Tak berapa lama kemudian, sang pangeran muda itupun datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.