Devil's Fruit (21+)

Mengunjungi Si Vampir Baru



Mengunjungi Si Vampir Baru

1Fruit 1085: Mengunjungi Si Vampir Baru      0

Ketika Andrea menanyakan mengenai kondisi salah satu bibinya Naru yang terkena gigitan vampir dulu di malam itu, kepala keluarga Naru mendesah tak berdaya.      

"Kenapa? Apakah dia tidak bertahan dan kalian terpaksa memusnahkan dia?" tanya Andrea secara gamblang. Jovano melirik ibunya dengan hati teremas, menganggap ucapan sang ibu terlalu frontal.      

Untung saja dari pihak keluarga besar Naru tidak ada yang tersinggung dan salah satu pamannya Naru berkata, "Tidak, kami tidak mungkin tega membinasakan dia meski kondisinya seperti itu."     

"Oh, itu bagus." Andrea tersenyum. "Aku sudah mengira kalian pasti takkan tega melakukan itu pada kerabat kalian. Lalu ... bolehkah aku melihatnya?"     

Dante dan Jovano sesungguhnya tidak berharap keluarga besar Naru memperbolehkan mereka melihat kerabat yang tergigit vampir. Tapi ...     

"Ayo, akan aku biarkan kalian melihatnya." Tidak disangka-sangka, kepala keluarga Naru bersedia pada permintaan Andrea.      

Sang Cambion tersenyum senang. Ia beserta suami dan putra sulungnya pun berjalan mengikuti beberapa anggota keluarga Naru beserta kepala keluarga. Naru juga ikut berjalan di samping Jovano.      

Ketika mereka tiba di sebuah ruangan khusus, tampaklah sebuah kerangkeng dari besi dengan banyaknya tempelan kertas mantra kuning pada berbagai sisi kerangkeng tersebut. Juga ada 4 roh penjaga yang berdiri di empat penjuru kerangkeng yang berada di tengah ruangan.      

"Apakah itu yang namanya shikigami?" tanya Andrea sambil menunjuk ringan ke para roh penjaga berbentuk berbagai macam form.     

Ada yang berkepala anjing namun bertubuh manusia raksasa, ada yang mirip manusia tapi telinganya panjang seperti elf, ada juga yang mirip hobit bertubuh besar berwarna ungu dan satu lagi berwujud manusia tinggi berjubah putih, matanya tertutupi kertas mantra dan dia bersayap putih perak.      

"Ya, mereka kami perintahkan untuk menjaga di sini. Selain menjaga dari serangan luar, dan juga berjaga apabila Noriko kambuh beringasnya." Kepala keluarga menjelaskan secara singkat.      

Andrea, Dante dan Jovano menatap seorang wanita yang rambutnya sudah terurai kusut, duduk lemah di sudut kerangkeng, napasnya tersengal-sengal.      

"Lapor, Tuan. Noriko-san membenturkan tubuhnya lagi sejak tadi dan dia lemas saat ini." Salah satu shikigami yang menjaga di tempat itu memberi laporan pada kepala keluarga dengan sikap hormat.      

"Hm, lagi-lagi dia kambuh beringasnya." Kepala keluarga menatap perempuan bernama Noriko dengan wajah sedih.      

"Bolehkah aku coba masuk ke dalam dan mengobati dia?" tanya Andrea ke kepala keluarga itu.      

Anggota keluarga Naru dan sang patriark membelalakkan matanya.      

"Kau ingin masuk ke dalam, Nyonya?" tanya si patriark. "Tapi dia mungkin berbahaya- ehem! Baiklah." Tadinya dia mengkhawatirkan Andrea yang ingin masuk ke dalam kerangkeng, namun akhirnya dia langsung ingat bahwa Andrea bukan manusia biasa. Oleh karena itu, patriark lekas menyetujui tawaran Andrea.      

Mengobati? Yah, mereka tidak paham pengobatan macam apa yang hendak diberikan oleh Andrea pada Noriko, tapi mereka berharap itu benar-benar menjadi sebuah pengobatan yang baik bagi Noriko yang telah menderita beberapa waktu ini semenjak dia terbangkitkan sebagai vampir.      

Begitu mendapatkan persetujuan dari patriark itu, Andrea pun lekas menggunakan tenaga teleportasi dia untuk berpindah tempat ke dalam kerangkeng.      

Melihat ada orang lain di dalam kerangkeng tersebut, Noriko seketika memancarkan kilatan buas di mata merahnya yang menyala terang. "Rwaarhh!" Ia menerjang ke Andrea. Semua orang merasa jantung mereka diremas karena berdebar-debar kencang menanti apa yang akan terjadi.      

"Hei, Noriko-san ... jangan menyerangku, oke?" Andrea berkelit dengan sigap menghindari terjangan Noriko.      

Dukk!     

Andrea menepuk lumayan keras ke punggung Noriko dan menyebabkan si vampir baru itu pun tersungkur ke lantai.      

"Noriko!"     

"Hei! Kenapa kau memukulnya?!"     

"Jangan sakiti dia!"     

"Ayah! Suruh dia keluar dari sana! Dia tidak boleh menyakiti Noriko!"     

Tidak memerdulikan teriakan anggota keluarga Naru yang berada di ruangan itu, Andrea segera menjulurkan jarinya dan menekan titik-titik akupunktur di bahu dan punggung Noriko. Seketika itu juga, Noriko tidak bisa bergerak dan hanya bisa meraung rendah seperti hewan hendak menyerang.      

Andrea lekas gulingkan tubuh Noriko sehingga telentang menghadap ke atas, dan dia memasukkan sebuah pil ke mulut Noriko.      

Dalam waktu singkat, wajah memerah Noriko mulai kembali ke warna semula dan matanya juga sudah tidak bersinar merah terang lagi. Dia mulai tenang dan tidak lagi menggeram marah.      

"No-Noriko jadi jinak?"      

"Dia mulai tenang! Dia mulai tenang!"      

"Ha hah! Baru kali ini aku melihat Noriko setenang itu."      

"Ya Dewata, aku sangat lega melihat Noriko akhirnya bisa tenang begitu."     

Menilik dari ucapan-ucapan anggota keluarga besar Naru, Andrea langsung berhasil menyimpulkan bahwa selama ini Noriko sering berkelakuan beringas di kerangkeng. Ini tidak mengherankan apabila melihat berapa luka-luka yang ada di tubuh Noriko. Luka ketika dia membenturkan tubuhnya sendiri ke kerangkeng karena ingin lepas.      

Andrea berasumsi, mungkin saja Noriko tampak seperti hewan buas begini karena dia tidak mendapatkan tetesan darah dari vampir yang menggigit. Ini bisa saja yang menyebabkan vampir baru ini jadi liar dan buas, tidak setenang vampir lainnya.      

Yang tidak Andrea ketahui, dia hampir benar mengenai asumsinya. Bahwa, sebenarnya, yang menyebabkan Noriko jadi seperti hewan liar yang buas bukan karena tidak mendapatkan tetesan darah vampir yang menggigitnya, melainkan tidak mendapatkan tetesan darah dari Ivy sebagai pusat kepala vampir.      

Jika vampir baru tidak lekas mendapatkan tetesan darah dari Ivy, maka dia bisa beringas seperti hewan liar dan juga tidak memiliki ikatan dengan Ivy serta kelompoknya. Dia seakan menjadi vampir liar.      

Itulah kenapa, jika anggota kelompok Ivy selesai berburu manusia untuk digigit, mereka akan segera menyerahkan mangsa itu kepada Ivy agar diberi tetesan darahnya. Selain bisa menguasai vampir itu, Ivy juga bisa menenangkan peringai vampir sehingga bisa membaur dengan manusia.     

Usai menenangkan Noriko melalui totokan akupunktur dan juga pil yang tadi dimasukkan, Andrea mulai menyembuhkan luka-luka di tubuh Noriko menggunakan pasta obat miliknya. Beberapa vampir memang sangat cepat dalam regenerasi sel mereka sehingga lekas menyembuhkan luka sendiri, namun kondisi Noriko berbeda.      

Dalam waktu sekejap, semua luka di tubuh Noriko pun menutup dan hilang tak berbekas. Anggota keluarga Naru sangat senang melihat yang terjadi pada luka Noriko. Ternyata Andrea memang mengobati Noriko, dan sangat cepat efeknya.      

Selama ini, keluarga Naru tidak ada yang berani masuk ke kerangkeng untuk mengobati luka Noriko. Akhirnya mereka hanya bisa pasrah dan berharap luka itu bisa sembuh sendiri secepatnya.     

Setelah Noriko lebih tenang dan bisa duduk biasa berhadapan dengan Andrea, sang Cambion mengeluarkan secarik kertas mantra warna merah, kemudian kertas itu dia tempelkan secara horisontal (melintang) di dahi Noriko.      

Seberkas sinar merah keluar dari kertas mantra itu dan seakan meresap ke kulit Noriko hanya meninggalkan rune-nya saja.      

"Apa itu?" tanya Naru.     

"Untuk membuat tenang bibimu." Andrea menjawab dan kemudian dia mengeluarkan kertas mantra merah lainnya dan menempelkan melintang di mulut Noriko.     

"Eh?" Anggota keluarga Naru bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.