Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Berengsek ....



Berengsek ....

0"Aku belum tidur dengan nyenyak bulan ini. Mungkin … bolehkan aku tidur di sini?" Hao Ren melihat ke tempat tidur dan bertanya.      2

Selama 30 hari terakhir, Hao Ren tinggal di sebuah pondok kecil di Hutan Bambu Ungu. Pondok itu tidak bisa menahan angin atau hujan, dan bahkan tidak ada tempat tidur di sana. Dia harus tidur di atas rumput kering.     

Hao Ren menjalani gaya hidup pertapa selama sebulan, belum lagi pertarungan sengit antara dia dengan Zhao Kuo di siang hari. Sehingga, dia sangat kelelahan sekarang dan hanya ingin tidur nyenyak di tempat tidur yang nyaman.     

"Kamu … berengsek." Zhao Yanzi berbalik dengan mata terbuka lebar.     

Sebenarnya, dia juga tidak tahu di mana Hao Ren harus tidur. Akan tetapi, dia tahu Hao Ren mengalami bulan yang berat dan ingin membiarkannya beristirahat dengan baik.     

"Tidak menolak berarti kamu setuju," Hao Ren tersenyum sambil melihat ke mata Zhao Yanzi. Dia meraih selimut dan naik ke atas tempat tidur.     

Tubuh dan pakaiannya bersih dan tidak akan mengotori seprai Zhao Yanzi.     

"Kamu …" Zhao Yanzi tidak tahu harus berkata apa kepada Hao Ren ketika Hao Ren naik ke tempat tidurnya. Dia bergerak dan menyediakan sedikit tempat untuk Hao Ren.     

Dia selalu terlihat mengejek kemalangan Hao Ren, tetapi Zhao Yanzi mengkhawatirkan Hao Ren saat Hao Ren harus tidur di hutan ketika di luar berangin dan hujan.     

Hao Ren naik ke atas tempat tidur dan meluruskan kakinya.     

Zhao Yanzi yang baru saja memasuki Kelas 9 masih bertumbuh. Sehingga, saat Hao Ren berbaring miring di belakangnya, kakinya menyentuh lutut Hao Ren.     

Ketika pada awalnya tangan kanan diletakkan di antara perutnya dan punggung Zhao Yanzi, dia merasa tidak nyaman. Sehingga, dia meletakkan tangannya di depan perut Zhao Yanzi dan menguji reaksinya.     

Jantung Zhao Yanzi berdebar sangat cepat.     

Lagi pula, mereka memiliki saat manis saat mereka saling berdebat. Mungkin Hao Ren tidak sensitif tentang saat-saat itu, tetapi Zhao Yanzi merasakan saat itu manis ketika dia mengingat kenangan itu.     

Hao Ren sama tidak sensitifnya dengan anak sekolah menengah tinggi. Akan tetapi, Zhao Yanzi menyukainya seperti itu. Perasaan yang mereka miliki saat mereka bersama satu dengan yang lain sangat murni, sangat jelas, sama seperti definisi cinta pertama di usia Zhao Yanzi.     

Sebenarnya, Hao Ren merasa gugup saat dia menggerakkan tangannya. Zhao Yanzi mengenakan piama katun, dan Hao Ren meletakkan tangannya di pinggang Zhao Yanzi dan meluruskan. Setelah melemaskan tangannya, sikunya dengan lembut menekan pinggang kecilnya.     

Hao Ren tidak berusaha mengambil keuntungan darinya. Terlalu tidak nyaman untuk meletakkan tangannya di depan dirinya saat dia berbaring miring.     

Kemudian, Hao Ren sedikit menekuk kaki dan tangan kanannya sebelum meletakkan tangan kanannya di atas bantal dan mengistirahatkan kepalanya di atasnya. Akhirnya, dia merasa nyaman.     

Telinga Zhao Yanzi benar-benar merah. Dia berpikir tidak pantas bagi Hao Ren untuk melakukannya, jadi dia menaikkan tangan kanannya dan meraih tangan kanan Hao Ren.     

Tangan Hao Ren lebih berat daripada yang dia kira. Begitu dia meraih tangan Hao Ren, tangannya ditangkap oleh tangan Hao Ren sebelum dia sempat menarik tangannya kembali.     

Uh … Zhao Yanzi bingung, dan semua kekuatannya meninggalkan tubuhnya ketika Hao Ren memegang tangannya.     

Hao Ren tidak pernah bisa memahami keinginan seorang gadis untuk jatuh cinta. Begitu tangannya dipegang oleh Hao Ren, pikiran Zhao Yanzi langsung menjadi benar-benar kacau, dan dia mulai terengah-engah.     

"Apa yang kamu lakukan …" Hao Ren mengeluh."     

"Kamu …" Zhao Yanzi menggertakkan giginya.     

"Berengsek, berengsek, berengsek …."     

Zhao Yanzi mengatakan itu lebih dari 100 kali dalam benaknya. Akan tetapi, dia tidak melakukan reaksi besar, secara fisik.     

Saat Hao Ren meletakkan tangannya di pinggang Zhao Yanzi, secara simbolis memeluknya dari belakang, pikirannya juga kalut. Sesungguhnya, dia menyukai Zhao Yanzi, terutama saat Zhao Yanzi meringkuk dalam dekapannya. Kebahagiaan yang dia rasakan seolah-olah dia adalah anak sekolah tinggi dan sedang menjalin hubungan dengan Zhao Yanzi.     

"Aku tidak tahu apa yang akan ibuku pikirkan jika dia tahu kita melakukan ini," tiba-tiba Zhao Yanzi berkata.     

"Apa yang akan dia pikirkan?" tanya Hao Ren kepadanya dengan sengaja.     

Zhao Yanzi mencubit tangan Hao Ren dua kali sebagai hukuman. Akan tetapi, tindakan kecil ini menyebabkan tangan Hao Ren bergerak semakin dekat ke perut Zhao Yanzi. Dia bahkan bisa merasakan kehangatan tubuh Zhao Yanzi melalui piamanya.     

Gerakan kecil Hao Ren menyebabkan Zhao Yanzi semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Hao Ren. Bahu dan punggungnya bergerak semakin mendekati dada Hao Ren seolah-olah di sedang didekap dalam pelukannya.     

"Apa kamu … pernah melakukan ini … dengan Xie Yujia?" Zhao Yanzi bertanya dengan ragu-ragu.     

"Tidak!" Hao Ren segera menjawab.     

Meskipun dia memeluk Zhao Yanzi, dia tidak memiliki pemikiran jahat apa pun karena dia berpikir Zhao Yanzi sangat muda. Namun, sebuah perasaan kepercayaan dan kehangatan yang luar biasa perlahan bertunas seperti sebuah benih.     

Itu seperti dua anak sekolah menengah yang sedang terperangkap dalam cinta pertama mereka. Sebuah pelukan yang intim sudah cukup membuat mereka merasa bahagia dan gugup.     

"Lalu … Lu Linlin dan Lu Lili?" Zhao Yanzi terus bertanya.     

"Itu … " Hao Ren tidak bisa menjawab.     

"Aku sudah tahu." Zhao Yanzi memukul keras tangan Hao Ren sebanyak dua kali.     

"Hei, hei, hei …" Hao Ren segera berusaha menarik tangannya, tetapi Zhao Yanzi mencengkeram tangannya dan menolak untuk melepaskannya.     

Pada saat ini, Zhao Yanzi bergerak semakin dekat ke dalam pelukan Hao Ren dan terbungkus dalam tangan dan kaki Hao Ren.     

"Apa kamu membenciku?" Hao Ren melingkarkan lengannya di pinggang Zhao Yanzi dan bertanya.     

"Siapa …" Zhao Yanzi berhenti sedetik, "Lagi pula aku tidak menyukaimu."     

"Jadi siapa yang kamu suka?" Hao Ren memaksa.     

"Aku suka … Xie Xiaofeng dari sekolah tinggi kami," Zhao Yanzi menjawab.     

Meski dia tahu Zhao Yanzi hanya asal menjawab, Hao Ren tidak bisa menahan rasa cemburu. Dia meraih tangan kecilnya dan bertanya, "Benarkah?"     

"Huh, ya," Zhao Yanzi menarik tangannya menjauh, yang menyebabkan lengan Hao Ren menyentuh dadanya.     

Lembut … sensasi yang menyenangkan berasal dari lengan Hao Ren.     

Zhao Yanzi tidak mengenakan apa-apa di bawah piamanya, dan piamanya terbuat dari bahan katun yang sangat halus dan ringan … Zhao Yanzi bingung, dan wajahnya seketika berubah menjadi merah.     

Kemudian, dia merasakan dagu Hao Ren berlabuh di bahunya, dan janggut pendeknya menusuk sekitar lehernya ketika dia dipeluk semakin kuat.     

Dia merasa malu dan tersipu, tetapi dia juga gugup bahwa tangan Hao Ren akan melakukan sesuatu yang lain.     

Zhao Yanzi merasa sangat yakin Hao Ren sangat menyukainya karena dia memeluknya dengan alami dalam pelukannya.     

"Huuuh …" Hao Ren mendengus keras.     

Zhao Yanzi berbalik sedikit dan melihat bahwa Hao Ren … telah tertidur pulas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.