Bebaskan Penyihir Itu

Kerangka Jari



Kerangka Jari

3Bartender itu membawa Theo ke sebuah ruangan kecil di lantai dua dan meminta pelayan untuk melanjutkan membersihkan kedai sebelum ia menutup pintu.      2

Ruangan itu diperuntukkan bagi pelanggan khusus. Karena harga sewa ruangan itu hanya dua puluh lima keping perunggu per malam, ruangan itu terlihat agak kumuh. Seprai yang sudah usang di tempat tidur yang berdebu tampaknya belum pernah dibersihkan selama bertahun-tahun. Meja kayu yang retak tampak berminyak dan kotor. Salah satu sudut meja sudah terpotong, dan celah-celahnya berwarna hitam. Meski begitu, Theo tetap duduk di tempat tidur yang kotor itu, sambil menunggu bartender itu berbicara.     

"Sudah lama sekali sejak kamu terakhir kali ke sini." Bartender itu menyeringai. "Mengapa kamu tidak pernah mampir lagi sejak Tuan Nagi mengambil alih tempatmu? Tidak ada ruginya datang ke sini untuk minum walaupun kamu sudah tidak terlibat dalam masalah itu lagi."     

Nama samaran bartender itu adalah si Palu Hitam. Palu Hitam adalah penjaga "Peniup Terompet Terselubung", dan juga anggota geng "Kerangka Jari". Meskipun nama Palu Hitam terdengar cukup menakutkan, ia adalah salah satu anggota Tikus Jalan Hitam di Kota Raja. Sudah biasa bagi Tikus untuk membentuk berbagai geng untuk bersaing memperebutkan wilayah. Kemudian mereka akan membangun banyak organisasi besar yang dikelola berdasarkan bidang bisnis mereka. Organisasi-organisasi terselubung ini selalu bekerja sama dengan bangsawan besar atau pedagang kaya. "Kerangka Jari" hanyalah salah satu dari sekian banyak geng di Kota Raja yang melakukannya. Namun, tidak seperti pengikut geng lainnya, sebagian besar Tikus tidak akan membocorkan kesepakatan yang mereka buat kepada pihak tertentu tetapi mereka lakukan ini lebih karena kepentingan tertentu dan juga untuk meraup keuntungan bagi mereka sendiri.     

"Hentikan basa-basinya," kata Theo terus terang, "Mintalah Hillwei, Si Penggembala Babi, Cincin Perak dan Pott untuk datang malam ini, ke kedai ini. Aku ingin mereka melakukan sesuatu untukku."     

"Orang-orang ini adalah anggota "Peniup Terompet Terselubung". Si Palu Hitam tidak bisa langsung merespon permintaan Theo. "Hanya mereka berempat saja?"     

"Sudah kubilang pekerjaan ini akan menguntungkan." jawab Theo sambil mengangkat bahu. "Aku memilihmu untuk melakukan tugas ini hanya karena kamu telah melakukan banyak hal untukku di masa lalu."     

Biasanya, langkah pertama untuk berbisnis dengan Jalan Hitam adalah menemukan perantara yang akan memutuskan apakah mereka akan menerima tugas ini atau tidak. Setelah kesepakatan tercapai, perantara itu akan memberikan tugas kepada orang yang tepat dan membebankan ongkos pekerjaannya. Tentu saja, seluruh negosiasi ini berupa kata-kata saja, tidak tertulis di kertas. Tidak ada kontrak formal atau dokumen tertulis untuk menjamin keberhasilan operasi. Si pemberi tugas harus mengambil risiko yang tidak pasti apakah tugasnya akan berhasil atau tidak. Biasanya, semakin terkenal organisasi itu, mereka akan semakin menjaga integritas organisasi mereka. Sejalan dengan itu, semakin tinggi biaya yang akan mereka bebankan. Organisasi yang baru didirikan biasanya memungut bayaran yang relatif lebih murah, tetapi ada kemungkinan besar bahwa si pemberi tugas akhirnya tidak membayar apa-apa. Ada hubungan yang terjalin antara Tikus dan tim patroli kota yang secara tidak langsung, mereka sama-sama menjaga ketertiban Kota Raja.     

Sebelum Theo menjadi seorang penjaga di istana, ia pernah menjadi anggota tim patroli, yang bertanggung jawab untuk menangani beberapa pekerjaan kotor ke berbagai organisasi Jalan Hitam. Karena hasil pekerjaannya, Theo sudah sangat familiar dengan setiap geng bawah tanah yang terkenal. Dengan demikian Theo bisa menghemat waktu untuk mencari perantara. Alasan Theo memilih organisasi "Kerangka Jari" adalah karena mereka bukan sebuah geng yang paling terkenal dan bukan juga geng yang paling kejam di dunia ini.     

"Bolehkah aku mengetahui untuk siapa kamu bekerja kali ini?" Setelah merasa ragu beberapa saat, Si Palu Hitam akhirnya bertanya kepada Theo.     

Theo tidak menjawab tetapi ia hanya menunjuk ke istana yang berada di belakangnya.     

Baik tim patroli maupun Tikus tidak tahu bahwa Theo telah ditunjuk oleh Raja Wimbledon III sebagai pengawal untuk Pangeran Roland, dan ia telah pergi ke Kota Perbatasan bersama Yang Mulia tak lama setelah ia menjadi penjaga istana. Selama setengah tahun terakhir ketika Theo tidak muncul di Kota Raja, semua orang mengira Theo tinggal di istana dan melayani sang raja. Secara teknis, Theo tidak berbohong dengan mengatakan bahwa ia bekerja di istana, karena Timothy dan Roland Wimbledon adalah anggota keluarga kerajaan.     

"Aku mengerti." Si Palu Hitam mengangguk dengan penuh pengertian. "Hillwei dan Si Penggembala Babi sudah tidak ada. Bisakah aku memilih anggota timku sendiri?"     

"Apa yang terjadi dengan Hillwei dan Si Penggembala Babi?"     

"Mereka sudah mati." Si Palu Hitam menggertakkan gigi. "Mereka berkelahi dengan orang-orang dari Air Tanah Impian ketika pergi ke kota utara untuk menjual bunga poppy dan bunga pakis. Casas dan orang-orangnya mengusir mereka berdua. Hillwei mati karena luka sembelih di lehernya, sedangkan Si Penggembala Babi dibuang ke sungai."     

Theo mengerutkan kening. Tim patroli tidak peduli tentang hal-hal seperti ini. Mereka kadang-kadang bahkan dengan sengaja memprovokasi Tikus untuk berkelahi satu sama lain sebagai cara untuk menyeimbangkan kekuatan dan jumlah mereka. Tidak ada yang peduli dengan korban. "Yah, kalau kamu ingin memilih anggota tim sendiri, tidak masalah. Tetapi pastikan bahwa mereka adalah orang-orang yang berasal kedai minum kita."     

…     

Theo menarik nafas dalam-dalam selagi ia meninggalkan kedai "Peniup Terompet Terselubung".     

Bau apak dan lembab di kedai minuman itu membuat perutnya bergolak. Theo merasa mual, sampai akhirnya udara segar dan sejuk di luar mengisi paru-parunya dan menghilangkan sensasi aroma yang mencekik.     

Si Palu Hitam bersikeras bahwa Theo harus mencicipi beberapa anggur terbaik di kedai sambil menunggu anggota lainnya datang, tetapi Theo tidak ingin tinggal di tempat yang pengap ini lebih lama, karena ia harus terus waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi.     

Theo memutuskan untuk pergi ke Kota Bagian Dalam untuk memesan penginapan yang nyaman. Theo tidak khawatir memikirkan Tentara Pertama yang ia tinggalkan sama sekali, karena ia yakin mereka pasti cukup pandai untuk memasang tenda untuk bermalam.     

Ketika hari sudah malam, Theo kembali ke kedai "Peniup Terompet Terselubung" lagi.     

Kedai itu sekarang sudah di buka. Theo dapat melihat pelanggan keluar masuk ke kedai ini dari waktu ke waktu. Setelah diam-diam mengamati kedai itu dari kejauhan untuk sementara waktu, Theo masuk ke kedai bersama salah satu pelanggan.     

Karena "Peniup Terompet Terselubung" adalah sebuah kedai minum murah, sebagian besar pelanggannya adalah petani. Anggur dan bir yang ditawarkan berkualitas rendah, yang disajikan dalam sebuah gelas besar dan harganya hanya sepuluh keping perunggu. Theo segera melihat orang-orang pilihan si Palu Hitam di tengah keramaian. Mereka duduk melingkar di dekat dinding, ada tulang jari berwarna putih yang patah di atas meja mereka.     

Theo bergabung dengan mereka diam-diam. Seseorang langsung menawari Theo tempat duduk.     

"Selamat malam, Tuan." Si Cincin Perak dan Pott membungkuk memberi hormat kepada Theo.     

"Izinkan aku memperkenalkan dua anggota ini. Pria ini bernama Si Jari Kelingking." Si Palu Hitam menepuk pria pendek di sebelahnya dan kemudian menunjuk pemuda yang duduk di samping Si Jari Kelingking "Pemuda ini bernama Hill Fawkes, yang baru bergabung dengan "Kerangka Jari" belakangan ini."     

"Fawkes?" Theo menatap pemuda itu. Hill Fawkes membungkuk memberi hormat kepada Theo, ia tampak gugup.     

"Yah, orang-orang yang berprofesi seperti kita jarang memiliki nama lengkap." sahut Si Palu Hitam sambil tertawa. "Hill kehilangan segalanya di kasino, dan istrinya kabur bersama pria lain. Rumahnya dijual dan Fawkes tidak punya pilihan selain bergabung dengan Jalan Hitam. Jangan khawatir. Fawkes dulu tinggal di wilayah utara dan ia sudah pernah mengunjungi "Peniup Terompet Terselubung" beberapa kali."     

Theo tidak terlalu khawatir tentang anggota lainnya. Si Cincin Perak dan Pott udah kenal lama dengan Theo, dan Si Jari Kelingking tampak tidak berbeda dari orang-orang tunawisma biasa, tetapi yang ia khawatirkan adalah Hill Fawkes. Dari penampilan luarnya, Theo yakin bahwa pria ini pasti mengalami beberapa kemalangan besar dan sekarang sedang tenggelam dalam kesedihan. Namun, ada sesuatu di mata Fawkes yang tidak bisa diungkapkan oleh Theo. Theo berpikir sejenak tetapi ia tidak dapat menemukan jawaban yang tepat.     

Setelah beberapa saat merenung, Theo membuat kesimpulan bahwa Hill Fawkes seharusnya tidak menimbulkan masalah bagi mereka, karena Fawkes dulu pernah tinggal di wilayah utara dan juga sering menjadi pengunjung kedai minum. Prioritas Theo saat ini adalah mengirim para pengungsi itu ke Kota Perbatasan, yang seharusnya tidak terlalu sulit untuk dilakukan.     

"Dengarkan aku baik-baik. Ini tugas yang sederhana. Para bangsawan tidak ingin melihat pengungsi lagi datang dari Wilayah Timur karena persediaan makanan semakin berkurang dari hari ke hari. Jika keadaan terus seperti ini, cepat atau lambat akan ada kerusuhan. Jika terjadi kerusuhan, situasinya akan di luar kendali kita. Jadi, kita harus menemukan cara untuk mengeluarkan mereka dari sini."     

"Apakah yang hendak kamu minta dari kami?" Si Palu Hitam bertanya kepada Theo.     

"Sederhana saja. Kalian harus menyebarkan berita bahwa penguasa di Wilayah Barat membutuhkan para pengungsi untuk membantunya mengolah lahan yang masih kosong. Tentara bayaran dan armada untuk mengawal para pengungsi sekarang sedang dalam perjalanan dan akan tiba di dermaga dalam tiga hari. Yang perlu kalian lakukan adalah membiarkan para pengungsi di luar kota mengetahui informasi itu. Jangan ragu untuk berimprovisasi. Semakin bagus rumornya, maka akan semakin baik."     

"Tetapi … jika tidak ada tentara bayaran atau armada setelah tiga hari, apa yang kita lakukan akan sia-sia." Si Cincin Perak tampak khawatir.     

"Tenang saja, armada dan tentara bayaran itu pasti datang." jawab Theo sambil tersenyum.     

"Hah?" Si Cincin Perak tertegun. "Apakah Penguasa di Wilayah Barat benar-benar akan menerima para pengungsi itu?"     

"Dasar bodoh!" Palu Hitam memukul bagian belakang kepala si Cincin Perak. "Tentu saja kita harus membuat kebohongan yang sempurna. Apakah kamu pikir mereka akan berjalan kembali ke Kota Raja setelah dikirim ke Wilayah Barat? Sedangkan bagaimana cara menangani para pengungsi itu, biar menjadi urusan Penguasa Wilayah Barat sendiri." Si Palu Hitam memandang Theo dengan ragu. "Kedengarannya itu memang tugas yang mudah. Tetapi bagaimana dengan kompensasinya …."     

Theo mengulurkan dua jarinya. "Upahnya dua kali lipat dari harga normal. Atasanku tidak seperti tim patroli. Atasanku ingin melihat hasilnya secepat mungkin, dan ia tidak terlalu peduli dengan biaya yang akan dikeluarkan." jawab Theo sambil tersenyum. "Sudah kubilang operasi ini akan sangat menguntungkan kita."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.