Bebaskan Penyihir Itu

Bagaimana Aku Bisa Menolak?



Bagaimana Aku Bisa Menolak?

0Satu minggu kemudian, Tentara Pertama dan para penyihir akhirnya tiba di Kota Perbatasan. Dibutuhkan waktu lebih dari dua minggu untuk menyelesaikan misi ini, dan tertunda lima hari lebih lama dari yang diperkirakan Roland.     2

Penyebab utama keterlambatan itu adalah bahwa Petrov Hull, perwakilan Roland di Benteng Longsong, telah melaporkan terjadinya wabah yang tidak diketahui asal-usul dan penyebabnya yang muncul di Benteng Longsong.     

Untungnya, karena Roland telah memperingati Petrov sebelumnya, Petrov berusaha sebisa mungkin untuk memberlakukan karantina dan menutup seluruh Benteng ketika wabah itu terjadi. Petrov juga mengirim berita ke Kota Perbatasan bersamaan dengan keputusannya untuk menutup Benteng Longsong.     

Setelah menerima pesan dari Benteng Longsong, Roland mengirim Maggie ke timur ke sepanjang Sungai Air Merah untuk menemukan armada Tentara Pertama dan memberi tahu mereka untuk mengubah rute perjalanan agar mereka tidak melalui Benteng Longsong. Dan mereka tidak boleh melewati Benteng Longsong sampai wabah itu dibereskan terlebih dahulu.     

Roland memimpin sisa Tentara Pertama bersama dengan para anggota keluarga ekspedisi itu untuk menyambut mereka kembali di Kota Perbatasan. Sambil baris berbaris, para prajurit memberi tanda penghormatan kepada Yang Mulia Roland Wimbledon. Banyak dari mereka yang memberi penghormatan ala kesatria dengan cara berlutut, dan berteriak hore! Setelah sampai di pelabuhan, mereka menyambut dan memeluk anggota keluarga mereka dengan gembira. Saat itu, Gema menciptakan suara-suara tanda penghormatan kepada Yang Mulia dengan gegap gempita. Suasana saat itu terasa hidup dan sungguh luar biasa, acara penyambutan itu menarik perhatian banyak budak dan para pengembara yang sedang berada di dermaga.     

Si Kapak Besi memberikan laporan kepada Roland mengenai perjalanan misi yang mereka lakukan.     

"Jadi maksudmu, beberapa musuh yang menyerang Tentara Pertama adalah para penyihir?" Roland berpikir sejenak. "Tidak mungkin Tikus dan anak buahnya yang melakukan hal itu."     

"Theo juga berpikir demikian. Theo bahkan berpikir bahwa mungkin ada orang lain yang memberikan perintah kepada pada Tikus. Biasanya, para Tikus jarang meninggalkan wilayah operasi mereka. Di Kota Raja, selain raja, hanya gereja yang bisa memerintahkan para Tikus untuk beroperasi di luar wilayah dan memiliki penyihir mereka sendiri," kata Si Kapak Besi, "Sebagai organisasi terselubung yang paling besar, bahkan para bangsawan saja tidak dapat memerintahkan Tikus untuk keluar dari markas bersama dengan seluruh anggota mereka."     

"Terlebih lagi, mereka menugaskan seorang penyihir untuk bertarung sendiri dan saat ini Timothy sedang berada di Wilayah Timur. Jadi pasti gereja yang telah memerintahkan para Tikus itu." Memikirkan bagaimana cara Wendy dan Ashes bertemu pada waktu itu, Roland pikir tidak mengherankan jika gereja mengembangkan sekelompok penyihir secara diam-diam untuk kepentingan mereka. "Apakah kamu yakin penyihir itu sudah mati?"     

"Penyihir itu tertembak di dada oleh Nightingale dan tubuhnya terluka parah." jawab Si Kapak Besi sambil mengangguk. "Kami menguburkan mayat si penyihir di ladang itu, di tempat yang sama di mana mayat prajurit yang asli ditemukan."     

Sekitar tiga ratus prajurit Tentara Pertama telah menghadapi serangan di malam hari yang dilakukan oleh sejumlah Tikus pada hari terakhir kami di Kota Raja, dan menyebabkan satu orang prajurit mati dan empat orang terluka. Prajurit itu mati karena diserang oleh penyihir milik musuh. Empat orang yang terluka disebabkan oleh anak panah musuh yang melesat dan mengenai mereka. Karena pasukan kita terus melawan, perang berakhir dengan cepat sebelum keadaan menjadi semakin tidak terkendali. Mereka yang terluka sudah dirawat dengan baik. Dan mereka menerima perawatan yang memadai dari Nona Nana setelah kembali ke Kota Perbatasan. Karena ada Nona Nana, selama anak panah tidak mengenai organ vital dan luka mereka tidak mengalami infeksi, mereka bisa sembuh setelah Nona Nana membantu menghentikan pendarahan para prajurit itu.     

Secara keseluruhan, Roland merasa sangat puas dengan ekspedisi pertama yang dilakukan oleh Tentara Pertama. Untuk serangan di malam hari, Roland tidak mempersiapkan penjagaan dan orang-orang yang bertugas untuk mengawasi keadaan. Si Kapak Besi harus memikirkan hal itu kembali di lain kesempatan.     

"Terima kasih atas kerja keras kalian. Aku akan mengadakan Upacara Penghargaan dan Kehormatan di alun-alun kota untuk para prajurit Tentara Pertama. Kamu bisa memberi tahu kepada semua anggota Tentara Pertama untuk hadir dalam upacara itu."     

Setelah Si Kapak Besi pergi, Roland menghela nafas lega.     

"Kerja yang bagus." Roland mengambil sekantung dendeng ikan dari lacinya dan meletakkan dendeng ikan itu di atas meja. "Jika bukan karena kamu, aku rasa mereka semua sudah dalam bahaya."     

Nightingale menampakkan diri dan mengambil dendeng ikan itu sambil tersenyum, "Sudah kubilang serahkan saja semuanya kepadaku."     

"Seberapa kuat penyihir yang kamu lawan itu?"     

"Penyihir itu sangat terampil dan memiliki keahlian bertarung yang baik. Aku rasa penyihir itu mungkin telah menerima pelatihan bertarung untuk waktu yang lama. Jika aku tidak masuk ke dalam Kabut begitu ia berbalik saat ia mencoba untuk menyerang aku, aku mungkin akan terkena bubuk panas itu." jawab Nightingale sambil mengangkat bahu dan ia menceritakan pertempuran itu dengan singkat kepada Roland. Tetapi Roland mengetahui bahwa Nightingale tidak menceritakan pertempuran itu dengan terperinci. "Aku tidak bermaksud membunuh penyihir itu. Tetapi, ketika aku melihat matanya saat ia menikam Wendy, aku tahu aku harus membunuhnya untuk bisa menghentikan penyihir itu."     

Roland terdiam sejenak. "Apakah kamu ingat apa yang kamu katakan kepadaku ketika kita kembali dari Benteng Longsong setelah kita mengalahkan pasukan Timothy?"     

Nightingale berpikir sejenak. "Bahwa itu bukan kesalahanmu?"     

"Benar." sahut Roland sambil mengangguk. "Jika penyihir itu diadopsi oleh gereja ketika ia masih anak-anak, gadis itu akan menganggap kamu sebagai pengkhianat dan orang yang terkutuk, dan perlu waktu bertahun-tahun untuk merubah pemikiran orang seperti itu. Setidaknya kamu masih bisa menyelamatkan Wendy dan para penyihir lainnya."     

Nightingale tertawa. "Apakah kamu sedang berusaha menghiburku?"     

"Um …" Roland terbatuk. "Aku rasa begitu."     

"Jangan khawatir. Meskipun ia seorang penyihir, aku tidak merasa sedih karena telah kehilangan musuh. Jalan yang penyihir itu pilih sangat berbeda dari masa depan yang aku harapkan. Aku memikirkan hal ini di kapal dalam perjalanan kembali ke Kota Perbatasan." kata Nightingale sambil memakan dendeng ikan pemberian Roland. "Menghancurkan musuh dan melindungi saudari-saudariku adalah tugasku. Aku hanya melakukan apa yang menjadi tugasku."     

"Sungguh suatu pemikiran yang membuat hati terhibur dan bersemangat," kata Roland dengan lega. Sepertinya Roland salah menilai Nightingale. Roland mengira Nightingale akan merasa sedih dan tertekan karena ia telah membunuh seorang penyihir. Roland tidak mengira Nightingale bisa memulihkan perasaannya dalam waktu sesingkat itu. Artinya, pemikiran dan sikap hati Nightingale sudah menjadi lebih dewasa.     

"Tetapi aku punya pertanyaan untukmu." Setelah menelan dendeng ikan itu, Nightingale merasa ragu sejenak sebelum akhirnya ia melanjutkan perkataannya.     

"Ada apa?"     

"Apakah kamu melakukan sesuatu bersama Anna selama kami pergi?" Nightingale menatap Roland dalam-dalam, suaranya menjadi semakin pelan. "Kamu pasti mengerti apa maksudku."     

Roland hampir menjatuhkan cangkir yang sedang dipegangnya. "Ehem. Kenapa kamu menanyakan hal itu kepadaku? Aku sibuk mengatur para pengungsi itu. Aku tidak punya waktu untuk berduaan dengan Anna."     

Mata Nightingale langsung terbuka. "Kamu tidak berbohong kepadaku."     

"Tentu saja tidak, aku …."     

Roland tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, dan Nightingale langsung menghilang. Lalu Roland merasakan sebuah bibir yang lembut menyentuh bibirnya. Kecupan itu berlangsung dengan sangat cepat, dan meninggalkan rasa asin dendeng ikan di bibir Roland.     

"Tunggu dulu …."     

Dua pasang jari menyentuh bibir Roland sebelum ia selesai berbicara. Roland tidak bisa melihat Nightingale, tetapi ia tahu Nightingale ada di sampingnya.     

"Aku tahu apa yang ingin kamu katakan," bisik Nightingale di telinga Roland, "Aku tidak ingin merusak hubungan antara kamu dan Anna. Aku hanya ingin tinggal bersamamu. Itu saja. Tolong maafkan sikapku. Aku malu untuk menampakkan diriku saat ini, dan aku tidak tahu bagaimana aku bisa memandang wajahmu setelah apa yang aku lakukan tadi. Yang Mulia, kamu tidak membenci aku, bukan?"     

Roland membuka mulutnya. Roland tidak mungkin mengatakan bahwa ia membenci Nightingale. Berbagai pikiran berkecamuk di benak Roland, bukan hanya nafsu saja. Saat ini, Roland tidak bisa menyangkal dirinya sendiri.     

"Meskipun seandainya kamu tidak menyukaiku," Nightingale berkata dengan perlahan, "Jangan katakan apa-apa. Itu bukan kesalahanmu. Aku hanya melakukan apa yang ingin aku lakukan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.