Bebaskan Penyihir Itu

Pendirian Badan Intelijen



Pendirian Badan Intelijen

1Udara berangsur-angsur menjadi lebih sejuk setelah bulan muncul di langit. Sambil duduk di kebun, Theo bisa melihat cahaya dari perapian yang terpantul di jendela kedai minum, rumah bordil, dan kasino dari jauh. Nyala api di perapian pada malam hari tampak seperti bintang-bintang di langit, yang menunjukkan kemegahan Kota Raja.      4

Pemandangan ini hanya bisa dilihat dari pusat kota di Kota Raja. Bahkan setelah berakhirnya Wabah Iblis, sekitar sepertiga penduduk sipil sudah tewas di daerah pinggiran kota. Kematian banyak warga sipil tidak menghentikan para bangsawan untuk pergi minum-minum dan bersenang-senang di pusat kota. Jika kita mendengarkan dengan saksama, kita bahkan dapat mendengar suara tangisan pelan yang tertiup angin semilir.     

Theo membeli sebuah rumah yang memiliki taman dan kolam renang seharga seratus lima puluh keping emas, yang terletak di lereng bukit di dekat dalam kota, meskipun tidak ada orang yang lalu lalang di daerah ini pada waktu siang hari. Theo biasanya tidak tinggal di rumah ini kecuali jika ia sedang mengadakan pertemuan dengan seorang informan atau saling bertukar mata-mata. Theo akan menginap di sebuah penginapan atau tinggal di kedai "Peniup Terompet Terselubung" selama beberapa hari.     

"Tuan Theo, mereka semua sudah tiba."     

Seorang pria berjalan keluar dari sebuah ruangan, sambil memegang lampu minyak. Orang itu adalah Hill Fawkes yang sedang menyamar menjadi anggota di geng "Kerangka Jari".     

"Nyalakan lilinnya." sahut Theo sambil mengangguk dan ia masuk ke ruangan itu.     

Dalam cahaya lilin yang redup, Hill Fawkes dan lima orang lainnya duduk mengelilingi sebuah meja kayu. Ketika mereka melihat penampilan para penjaga milik Theo, mereka semua membungkuk memberi hormat. Theo memandang tamu-tamunya tanpa ekspresi, ia sedang memperhatikan keahlian mereka dari ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Sayang sekali Nona Nightingale sudah kembali ke Kota Perbatasan. Jika Nona Nightingale ada di sini, ia bisa membuat penilaian secara akurat dalam sekejap.     

Orang-orang ini adalah rekan-rekan Hill Fawkes dan juga merupakan anggota rombongan akrobat "Merpati dan Topi", dan mereka juga orang-orang yang ingin membalas dendam kepada raja Timothy. Dalam perang pengepungan minggu lalu di perkemahan dermaga Kota Raja, orang-orang inilah yang memberikan informasi kepada Theo, yang membantu Theo mempelajari rencana serangan malam yang dilakukan para Tikus. Sekarang setelah Wabah Iblis mereda, Theo memutuskan untuk menemui mereka semua di Kota Raja. Jika mereka benar-benar memiliki keahlian dan ingin membalas dendam kepada raja yang baru sesuai perkataan Hill Fawkes, maka mereka memang mata-mata yang tepat untuk bekerja sama dengan Theo.     

"Selain Tuan Fawkes, tolong perkenalkan diri kalian masing-masing," kata Theo.     

"Tuan, namaku adalah Rock Hill," kata pria yang paling gagah yang memiliki suara yang menggelegar. Tinggi badan Rock Hill hampir dua meter dan otot-ototnya terlihat sangat besar dan kuat. "Aku bermain sebagai Luxman di rombongan akrobat. Sekarang aku sudah bergabung dengan geng Pelayaran Darah."     

"Aku Si Badut," kata seorang pria kecil yang duduk di sebelah Rock Hill sambil menunjuk hidungnya sendiri. Si Badut kelihatannya adalah anggota yang paling muda di antara mereka, usianya sekitar delapan belas atau sembilan belas tahun. "Aku memang anggota rombongan akrobat, tetapi aku tidak bergabung dengan Tikus Jalan Hitam. Aku hanya melakukan beberapa pertunjukan sulap di berbagai kedai minum."     

"Kami adalah Joe dan Neil." Dua pria berikutnya adalah sepasang kakak beradik. Joe dan Neil tampak tidak ada bedanya dari warga sipil biasa di Kota Raja, mulai dari perawakan hingga pakaian mereka. Joe dan Neil telah menyerahkan semua harta milik mereka kepada Pendeta Ferry dan jemaat di gereja. Theo bertanya-tanya dalam hatinya apakah ada kemungkinan Joe dan Neil juga menyukai istri Hill Fawkes. Theo menepis keraguannya itu dan menoleh kepada orang yang terakhir.     

"Mereka memanggil aku dengan nama Pesulap, Tuan." kata si Pesulap sambil memberi penghormatan kepada Theo lagi. "Rencanaku adalah berpura-pura sebagai pecundang yang dimasukkan ke dalam geng Air Tanah Impian sebelumnya, tetapi sayangnya sebagian besar dari mereka sudah mati atau melarikan diri. Bahkan si "Gigi Ganas" Tanis juga sudah mati di tangan Pasukan Penghakiman. Semua orang di geng Air Tanah Impian sibuk mencari pemimpin yang baru."     

"Tanis mati di tangan Pasukan Penghakiman?" tanya Theo dengan heran. "Bukankah mereka adalah orang-orang yang menerima bantuan dari gereja?"     

"Aku juga mendengar hal itu dari orang lain." jawab si Pesulap sambil merentangkan tangannya. "Setelah Tanis dikalahkan dalam perang pengepungan di dermaga, ia juga diserang oleh anggota geng "Kerangka Jari" ketika ia sedang kembali ke daerah timur kota. Hanya ada dua belas anggota geng Air Tanah Impian yang tersisa yang masih mengikuti Tanis. Tanis sangat marah sehingga ia pergi ke gereja bersama dengan kedua belas pengikutnya. Keesokan harinya, hanya dua atau tiga orang dari mereka yang kembali. Mereka mengatakan kepadaku bahwa Tanis bertengkar dengan Pendeta Ferry dan ia ditikam di bagian dada oleh seorang Pasukan Penghakiman … Dengan kata lain, geng Air Tanah Impian sudah hancur."     

Theo berpikir yang terjadi sebenarnya adalah: mungkin karena si "Gigi Ganas" telah mengumpulkan pasukannya dengan susah payah, tetapi sekarang semua pasukannya sudah banyak yang mati. Karena posisi Tanis sebagai pemimpin menjadi tidak pasti, ia berusaha mencari bantuan dari gereja. Tetapi Tanis ditolak oleh Pendeta Ferry dan perselisihan pun terjadi. Namun, Theo tidak peduli dengan hal itu. Theo hanya ingin tahu mengapa geng Air Tanah Impian bisa hancur sekarang. Sebenarnya, kehancuran geng Air Tanah Impian adalah berita baik bagi Theo. Mungkin Theo bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan anggota mereka yang masih tersisa untuk memperluas jaringan mata-matanya miliknya.     

"Kalian semua pasti sudah mendengar tentang aku dari Hill Fawkes." kata Theo sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. "Aku adalah seorang penjaga bagi Yang Mulia Roland Wimbledon, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan mata-mata dari seluruh kerajaan. Karena kalian bersedia datang ke sini, kalian tentu memiliki kepentingan tersendiri. Agar kita lebih jelas dan sepakat, aku harus bertanya kepada kalian sekali lagi. Apakah kalian bersedia bekerja untuk Yang Mulia Roland Wimbledon?"     

"Kami bersedia melayani Yang Mulia Roland Wimbledon!" mereka menjawab dengan serentak pertanyaan Theo.     

"Aku bersedia melakukan apa saja selama aku bisa membalas dendam kepada Timothy Wimbledon," kata Hill Fawkes.     

"Bagus sekali. Mulai sekarang, kita akan berkumpul di sini setiap minggu. Kalian bisa melapor kepadaku terlebih dahulu jika kalian memiliki informasi yang sangat mendesak. Tanda isyarat kita adalah pot berisi bunga berwarna ungu yang diletakkan di depan pintu rumah," kata Theo, "dan setelah aku melihat tanda itu, aku akan menunggu kalian di ruangan ini. Ingat kalian harus mengetuk pintu dengan tiga kali ketukan berirama panjang dan dua kali ketukan berirama pendek."     

Theo mengangguk puas ketika semua orang sudah mengangguk setuju. "Seorang mata-mata yang hebat tidak akan pernah mengekspos dirinya sendiri dengan mudah. Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah menyembunyikan identitas kalian. Kalian harus ingat ini apakah kalian sedang menyelidiki sesuatu sendiri atau mencari seorang asisten untuk mengumpulkan daftar mata-mata yang mencurigakan untuk kalian." "Jika kalian membutuhkan uang, kalian dapat meminta uang dariku … ingat, jangan bertindak gegabah. Timothy Wimbledon tidak akan duduk di atas takhta kerajaan selamanya. Yang Mulia Roland Wimbledon sendiri yang telah menjamin hal itu." Theo berhenti sejenak sebelum ia bertanya, "Apakah ada hal lain yang ingin kalian tanyakan?"     

"Tuan, Timothy telah kembali dari Wilayah Timur," kata Hill Fawkes, "Anda mungkin sudah mendengar berita itu."     

Pleton kesatria milik Timothy membawa panji-panji ke kota dari gerbang timur pada siang hari. Banyak warga yang menyaksikan kepulangan iring-iringan ini. Theo tidak mengatakan apa-apa karena ia tahu mereka akan melaporkan hal itu kepadanya.     

"Aku dengar dari Si Palu Hitam bahwa Timothy tampaknya berencana merekrut sekelompok Tikus untuk bergabung dengan pasukannya dengan menawarkan para Tikus untuk menjadi warga sipil resmi. Beberapa pemimpin geng "Kerangka Jari" telah pergi ke istana Timothy untuk bergabung. Sepertinya itu bukan hanya sekedar rumor."     

[Timothy ingin merekrut para Tikus?] Theo pura-pura tenang, meski di dalam hatinya ia merasa cemas. [Sudah jelas bahwa para Tikus tidak bisa bertarung sebagai seorang prajurit resmi, jadi tujuan utama Timothy pasti memberi mereka pil-pil itu untuk mengubah pasukannya menjadi bom berjalan, seperti serangan terakhir yang terjadi di Benteng Longsong waktu itu. Apa rencana Timothy kali ini?]     

"Ini berita yang menarik," kata Theo, "Ingatlah untuk mengawasi keberadaan para Tikus dengan saksama. Setelah kalian memiliki informasi apa pun, segera laporkan kepadaku."     

Theo berharap Timothy Wimbledon tidak memicu kerusuhan lagi di Wilayah Barat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.