Bebaskan Penyihir Itu

Akhir Yang Sudah Ditentukan



Akhir Yang Sudah Ditentukan

3Setelah berjalan melalui koridor yang gelap dan turun dengan menggunakan kandang besi gantung ke sebuah gua raksasa yang terletak jauh di bawah tanah, Mayne kembali lagi ke Kuil Rahasia Utama.      0

Yang Mulia O'Brian sudah menunggu Mayne di depan pintu.     

Mayne merasa bahwa Yang Mulia O'Brian tampak lebih tua daripada terakhir kali Mayne bertemu dengannya. Mata Yang Mulia O'Brian tampak cekung, dan kerutan di sekitar matanya sekarang menutupi seluruh wajahnya, tampak seperti sebuah jaring laba-laba. Namun senyum Yang Mulia O'Brian tetap ramah seperti sebelumnya. Mayne langsung berlutut di depan sang Paus. Mayne mulai meratap sambil terisak, "Yang Mulia, kami …."     

"Bangunlah, nak." Paus O'Brian terdengar tenang dan lembut. "Aku dengar kamu sedang menghadapi masalah. Ayo kita bicarakan di aula."     

Hanya beberapa lilin yang ditempatkan di sudut-sudut aula yang dinyalakan, karena hari ini bukan hari untuk melakukan Upacara Inkarnasi, di mana biasanya barisan lilin akan dinyalakan semua untuk menerangi seluruh aula. Paus O'Brian duduk di kursinya, ia tampak sedikit terengah-engah dan berkata, "Sekarang, katakan padaku. Apa yang terjadi di luar sana?"     

Mayne mengetahui bahwa Yang Mulia O'Brian memikul tanggung jawab besar dan ia tidak punya waktu untuk mengurus hal-hal sepele yang terjadi di luar Kota Suci. Sebagai salah satu dari tiga uskup agung yang ditugaskan oleh Paus untuk membantu mengelola gereja, Mayne tahu bahwa ia harus mencoba yang terbaik agar tidak mengganggu pekerjaan Yang Mulia dengan hal-hal sepele seperti ini, tetapi sekarang Mayne benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan.     

Mayne memberi tahu Paus O'Brian mengenai gejolak apa saja yang sedang terjadi.     

"Jadi Heather sudah mati …" O'Brian menghela nafas setelah terdiam lama. "Heather seorang wanita yang jeli, cerdas, dan taat. Aku melihat Heather tumbuh dewasa di bawah pengasuhan gereja."     

"Yang Mulia, tolong jangan terlalu bersedih."     

"Pembunuhan terhadap Heather akan mendapatkan ganjaran." kata O'Brian sambil mengangguk. "Sekarang, Garcia dan Kerajaan Hati Serigala membentuk aliansi. Apakah racun baru itu sudah berhasil digunakan?"     

"Racun baru itu berhasil ketika kami menyerang Istana Gigi Patah. Semua prajurit mereka mati dalam waktu satu bulan. Ketika Pasukan Penghakiman berbaris kembali ke Kota Raja, hampir tidak ada orang yang hidup di kawasan perumahan penduduk. Namun, racun itu tampaknya tidak bekerja ketika kami menyerang Kerajaan Hati Serigala. Perlawanan musuh masih kuat saat ini," sahut Mayne.     

"Kamu membuat dua kesalahan. Orang-orang yang diracuni akan jatuh sakit dan mati dalam tujuh sampai sepuluh hari. Seharusnya kamu melancarkan serangan ketika mereka sedang terkena racun dan menyembuhkan para penduduk di kota untuk mengurangi rasa permusuhan mereka terhadap kita setelah kita merebut kota di Kerajaan Gigi Patah. Jangan lupa bahwa yang kita butuhkan adalah orang-orang, bukan kota yang kosong. Ini kesalahan pertama yang kamu lakukan." kata O'Brian dengan pelan.     

"Kesalahan kedua yang kamu buat adalah kamu telah menunggu terlalu lama selama satu bulan sebelum melancarkan serangan. Dengan begitu, kamu dapat mengurangi korban prajurit di pihak kita tetapi sementara itu kamu juga memberi lebih banyak waktu bagi musuh untuk mendapatkan perawatan atas wabah itu. Racun baru sebenarnya dibuat dari binatang iblis. Berdasarkan apa yang dicatat dalam "Peraturan Sihir", ada lebih dari tujuh puluh jenis kemampuan sihir yang dapat menghentikan penyebaran wabah itu. Mungkin ada satu orang penyihir yang kebetulan memiliki kemampuan menyembuhkan seperti itu. Ini bukan hal yang aneh, mengingat bahwa ada puluhan ribu orang yang tinggal di Kota Raja."     

"Maksud Anda, musuh kita berkolusi[1] dengan para penyihir …."     

"Ketika seseorang berurusan dengan hidup atau mati, siapa yang peduli apakah para penyihir itu kaki tangan iblis atau bukan. Penyihir itu mungkin datang untuk merawat orang-orang atas keinginannya sendiri atau mungkin ia dipaksa untuk melakukannya ketika seseorang menemukan kemampuan yang dimilikinya. Situasi seperti itu juga bukan keuntungan untuk kita. Jika musuh benar-benar berhasil menahan serangan kita dengan bantuan para penyihir, musuh mungkin akan membuat langkah yang merugikan kita lagi. Musuh akan menerima bantuan para penyihir atau bahkan memuja penyihir sebagai pahlawan," kata O'Brian dengan tenang.     

"Ini semua karena kesalahanku," kata Mayne sambil menundukkan kepala.     

"Memang benar itu semua karena kesalahanmu, tetapi itu bukan kesalahan yang sangat fatal. Lagi pula, untuk meminimalisir kerugian bagi Pasukan Penghakiman dan Pasukan Penghukuman Tuhan itu sebabnya kamu menerapkan langkah strategis seperti itu." kata O'Brien sambil menepuk pundak Mayne dengan tongkatnya. "Dan ini adalah sebuah kesempatan bagi kita, karena Garcia dan Raja Kerajaan Hati Serigala sedang berada di kota yang sama."     

"Ke … kesempatan?" tanya Mayne sambil tercengang.     

"Benar, ini kesempatan kita untuk menumpas mereka sekaligus," jawab O'Brian sambil bangkit berdiri dan berkata, "Ikutlah denganku."     

Dengan kawalan dari para penjaga, Mayne berjalan di belakang Paus O'Brian. Mereka keluar dari Kuil Rahasia Utama dan masuk lebih dalam ke sebuah gua lagi yang terdapat di dalam gua. Pada awalnya, Mayne bisa melihat jalan di bawah sinar Batu Pembalasan Tuhan yang bercahaya, tetapi perlahan-lahan cahaya itu meredup ketika mereka terus bergerak maju lebih dalam ke dalam gua. Ketika Mayne berbalik, ia melihat bahwa Kuil Rahasia Utama dan Batu Pembalasan Tuhan sudah berada jauh di belakang mereka. Saat ini, para penjaga menyalakan obor agar kaki mereka tidak terantuk batu di tanah.     

"Ke mana … kita akan pergi?"     

"Kita sudah sampai, anakku." Yang Mulia O'Brian berhenti berjalan dan terengah-engah. "Oh, oh, aku benar-benar sudah tua. Berjalan dalam jarak sependek ini saja dapat membuat tubuhku sangat kelelahan …."     

Seorang penjaga datang untuk menopang Yang Mulia O'Brian sambil berkata, "Yang Mulia, izinkan aku menggendong Anda."     

"Tidak perlu, terima kasih. Aku akan baik-baik saja setelah beristirahat." jawab O'Brian sambil berdiri di tempat sejenak kemudian berkata, "Nyalakan lilinnya."     

Mayne tidak menyadari sampai sekarang bahwa di samping para penjaga yang memegang obor ternyata ada beberapa rak besi tinggi yang berdiri di pinggir lorong. Sulit bagi siapa pun untuk melihat benda-benda logam ini dalam kegelapan yang pekat. Setelah para penjaga memanjat rak untuk menyalakan lilin di atas rak besi, nyala api yang menyilaukan muncul tiba-tiba. Pandangan Mayne menyipit untuk beradaptasi dengan perubahan cahaya dan kemudian ia melihat ke depan.     

Dalam cahaya api yang berkelap-kelip, Mayne melihat ada sesuatu yang tinggi dan besar yang ditutupi oleh kain yang penuh debu.     

"Karena binatang iblis tumbuh lebih kuat, aku sudah merencanakan untuk menggunakan benda ini nanti, tetapi sekarang sepertinya aku harus menggunakannya lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan." kata O'Brian sambil memberi isyarat kepada penjaga. "Buka kain penutupnya."     

"Apa itu …" Mayne tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya ketika benda itu tersingkap. Benda itu memiliki empat roda besi raksasa yang tampak kokoh. Benda itu tidak memiliki gandengan seperti kereta kuda, tetapi masing-masing rodanya bahkan lebih tinggi dari tinggi benda itu sendiri. Benda itu memiliki semacam perisai yang mengerikan dan bergambar tengkorak silang di bagian tengah. Perisai itu berukuran sebesar tiga hingga empat buah pintu yang digabungkan dan dilapisi dengan kawat berduri. Dua batang besi berujung runcing keluar dari dua lubang perisai itu, tampak seperti anak panah yang siap menembak. Di kedua sisi roda besi, ada satu lusin tombak besi. Setiap tombak itu berukuran setebal paha Mayne, dengan kilau logam yang tampak usang karena tertutup debu.     

"Ini disebut sebagai Monster Ketapel di kitab 'Peraturan Sihir'. Paus berjalan ke mesin beroda empat yang terbuat dari besi dan menepuk batang besi yang kokoh. "Mesin ini dikendalikan oleh kekuatan sihir. Tiga hingga empat orang penyihir harus bekerja sama untuk mengoperasikan benda ini. Jarak tembakan Monster Ketapel ini jauh lebih akurat daripada alat pelontar batu atau alat pemanah raksasa. Secara umum, tembok kota sulit menahan tembakan tombak besinya, dan kapal kayu raksasa pun akan serapuh kertas jika menghadapi serangan mesin ini. Monster Ketapel ini akan dengan mudah menghancurkan tembok pertahanan Kerajaan Hati Serigala dan menghancurkan Armada Layar Hitam."     

"Apakah … itu senjata yang dibuat oleh Kuil Rahasia Utama?"     

"Tidak." O'Brian menggelengkan kepalanya. "Kamu seharusnya bisa menebak asal muasal mesin ini. Mesin ini berasal dari musuh kita — ini adalah mesin milik iblis-iblis di neraka. Itu sebabnya gereja harus menyembunyikan mesin ini di gua yang terdalam. Ketika kamu menggunakan mesin ini, usahakanlah agar mesin ini tidak terlihat oleh orang sipil."     

"Aku mengerti," jawab Mayne sambil menundukkan kepala.     

"Kenapa para penyihir bisa mengendalikan senjata iblis? Apakah iblis juga memiliki kekuatan sihir sama seperti para penyihir?" Daripada mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, Mayne mengenyahkan kecurigaannya, karena ia tahu ia tidak berhak untuk mengetahui jawaban atas semua pertanyaan itu sampai dirinya menjadi Paus yang berikutnya.     

"Selain itu, untuk mencegah Garcia dan Raja Kerajaan Hati Serigala melarikan diri kali ini, aku akan mengutus dua orang penyihir suci untuk membantu kamu dalam pertempuran. Tidak ada yang bisa melarikan diri dari kejaran para penyihir suci … kamu boleh bertempur dengan bebas, tumpahkan darah para iblis itu untuk membalas kematian Heather," Paus O'Brian berkata dengan serius.     

"Aku akan berperang bersama Penyihir suci milik Paus!" Mayne merasa sangat senang. Semua penyihir milik Paus memiliki kemampuan yang menakjubkan untuk dicatat dalam sejarah kitab 'Peraturan Sihir', dan juga karena Paus yang telah memilih sendiri para penyihir suci yang terkuat, yang dibesarkan dan di doktrin oleh gereja. Heather, Tayfun, dan Mayne masing-masing juga memiliki penyihir suci, tetapi penyihir suci milik seorang Paus jauh lebih hebat dari penyihir suci milik mereka. Karena Yang Mulia O'Brian telah mengatakan bahwa musuh tidak mungkin dapat melarikan diri dari kejaran penyihir suci, musuh sudah pasti akan binasa.     

"Baik, Yang Mulia," kata Mayne dengan penuh semangat.     

[1] Bekerja sama     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.