Bebaskan Penyihir Itu

Rapat Pleno Pertama Pejabat Senior Di Kota Perbatasan (Bagian I)



Rapat Pleno Pertama Pejabat Senior Di Kota Perbatasan (Bagian I)

2Roland mengadakan rapat pleno pertama pejabat senior Kota Perbatasan di aula istana.     
3

Balai Kota yang pada mulanya hanya beranggotakan Barov dan kedua belas muridnya sekarang sudah mempekerjakan hampir seratus orang staf. Mereka terdiri dari para bangsawan yang bangkrut, kesatria yang ditangkap beserta para anak buah mereka serta penduduk setempat yang telah menyelesaikan pendidikan dasar dan menerima ijazah kelulusan mereka.     

Berkat pertumbuhan populasi di kota, departemen Balai Kota mulai terbentuk satu per satu. Sekarang, akhirnya Balai Kota satu langkah lebih dekat dengan harapan sang pangeran. Daripada melakukan semuanya sendiri, kini Roland bisa mengandalkan departemen Balai Kota untuk melaksanakan apa yang ia putuskan dan rencanakan, dan hal ini membuat dirinya merasa puas.     

Para pejabat senior yang menghadiri pertemuan ini adalah para Kepala Departemen, termasuk Menteri Pertanian Sirius Daly, Menteri Pendidikan Gulir, Menteri Industri Kimia Kyle Sichi, Menteri Pembangunan Karl Van Bate, Komandan Pasukan Tentara Pertama Si Kapak Besi dan Pimpinan Tertinggi Balai Kota Barov Mons. Bahkan, sebenarnya Balai Kota masih memiliki departemen lain, yaitu Departemen Perindustrian, tetapi departemen itu berada di bawah pengawasan Roland secara langsung karena kenyataannya memang tidak ada orang lain yang memahami mengenai industrialisasi selain dirinya.     

Satu ember air es ditempatkan di samping setiap peserta rapat untuk menjaga agar suhu tetap sejuk di aula. Candle telah memasukkan sihirnya ke dalam es untuk memastikan bahwa es itu tidak akan meleleh meskipun matahari bersinar sangat terik di luar istana.     

"Baiklah, sudah waktunya aku mendengar laporan masing-masing departemen tentang progres pekerjaan kalian masing-masing. Mari kita mulai dari Kementerian Pertanian." Sambil berkata demikian, Roland mengambil ketel di dalam ember air es dan menuangkan secangkir air dingin untuk dirinya sendiri.     

"Baik, Yang Mulia." Sirius bangkit berdiri dan membungkuk memberi hormat. Sirius mengeluarkan sebuah gulungan berkas yang sudah disiapkan sebelumnya dan mulai membacakan laporannya. "Kementerian Pertanian telah mengumpulkan sekitar delapan ratus lima puluh ribu kilogram biji-bijian gandum dari para budak, persediaan ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kota akan cadangan makanan di tahun berikutnya. Selain itu, sesuai permintaan Anda, kami juga menawarkan untuk membeli biji-bijian dari para budak dengan harga pasar tetapi baru terkumpul dua ratus dua puluh lima ribu kilogram sampai saat ini, karena jumlah budak yang mau menjual biji-bijian lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah budak yang tidak mau menjual biji-bijiannya."     

Takaran yang digunakan untuk menimbang biji-bijian dinamakan 'Hu'[1], yang digunakan untuk menimbang gandum oleh orang-orang pada zaman ini dan satu 'Hu' setara dengan lima puluh kilogram. Roland hanya tahu 'Hu' sebagai satuan pengukuran tetapi tidak tahu untuk berapa kilogram atau berapa liter gandum. Yang Roland tahu biji-bijian yang dikumpulkan Balai Kota sudah cukup untuk memberi makan seluruh penduduk di kota, ia tidak perlu tahu dengan hal-hal sepele seperti itu.     

Laporan pembelian biji-bijian dari para budak yang dilaporkan oleh Sirius yang membuat Roland khawatir. Sesuai dengan peraturan Balai Kota, tujuh puluh persen dari hasil panen harus diserahkan kepada pemerintah dan tiga puluh persen sisanya harus dijual kepada Roland. Setelah dikurangi porsi biji-bijian yang disimpan oleh budak sebagai cadangan makanan mereka sendiri dan sebagian lagi untuk disimpan dan ditanam kembali pada tahun berikutnya, jumlah yang dibeli oleh Balai Kota seharusnya mencapai tiga ratus lima puluh ribu kilogram. Jumlah biji-bijian yang dibeli saat ini menunjukkan bahwa beberapa budak memilih untuk menimbun gandum di dalam rumah mereka sendiri.     

Roland telah menduga masalah seperti ini pasti akan terjadi, tetapi ia tetap menghela nafas setelah mendengar laporan ini. Penyebab para budak tidak mau menjual gandumnya sudah jelas bagi Roland. Beberapa budak berencana untuk menyimpan biji-bijian untuk mengacaukan harga pasar. Begitu kota tidak dapat menawarkan pasokan biji-bijian yang cukup atau kota sedang dilanda bencana alam atau karena hal lainnya, mereka akan menjual stok biji-bijian mereka dengan harga yang jauh lebih tinggi. Bahkan mungkin belasan kali lipat dari harga pasaran saat ini.     

Untuk mencegah situasi yang bisa mengacaukan harga pasar, Roland telah menjadikan biji-bijian sebagai komoditas eksklusif yang dikendalikan oleh Balai Kota dan mewajibkan semua pembeli biji-bijian untuk menunjukkan kartu identitas penduduk mereka terlebih dahulu. Perekonomian di Kota Perbatasan masih dalam tahap awal pengembangan. Cadangan biji-bijian masih cukup rendah dan harga biji-bijian bisa sangat mempengaruhi stabilitas keseimbangan harga pasar. Dalam keadaan seperti itu, Roland harus menyesuaikan kebijakan pembatasan penjualan biji-bijian ilegal untuk menstabilkan harga biji-bijian. Jika Roland tidak membatasi penjualan biji-bijian secara ilegal, orang-orang yang mencari keuntungan besar di pasar akan dengan mudah menaikkan harga sesuka hati mereka.     

"Yang Mulia, mengapa Anda tidak memaksa para budak untuk menjual gandum mereka kepada kita? Lagi pula, sesuai dengan hukum, mereka tidak diizinkan untuk menjual gandum itu kepada orang lain selain kepada kita," Sirius merasa bingung dan ia bertanya kepada Roland.     

"Tidak, karena tiga puluh persen gandum yang tersisa adalah milik mereka. Mereka punya hak untuk menjualnya sesuka hati mereka. Peraturan yang dibuat itu tidak melarang budak untuk menyimpan biji-bijian untuk diri mereka sendiri. Itu berarti, mereka diizinkan untuk menyimpan sebagian gandum yang masih tersisa. Selama tidak dilarang oleh peraturan apa pun, mereka diizinkan untuk menyimpan gandum." jawab Roland.     

Kalimat terakhir Roland membuat Sirius semakin bingung. Pejabat lain juga mengerutkan alis mereka, kecuali Barov yang menunjukkan ekspresi serius di wajahnya.     

Melihat raut wajah mereka, Roland tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Roland berharap mereka bisa mencerna pemahaman ini dengan mengikuti aturan dan prosedur dalam melakukan pekerjaan mereka sendiri. Ketika mereka sepenuhnya memahami pemikiran Roland, mereka baru dapat dianggap sebagai pejabat yang memenuhi syarat di masa yang akan datang. Tentu saja, pemikiran ini mungkin juga akan mengarah pada sistem birokrasi yang ekstrim, tetapi Roland yakin bahwa sistem birokrasi ekstrim setidaknya masih lebih baik daripada pemerintahan yang kacau tanpa birokrasi. Roland menyesap air dinginnya dan bertanya pada Sirius, "Apa ada lagi yang ingin kamu laporkan?"     

"Uhm … Ya, ada lagi Yang Mulia." Sirius Daly menggelengkan kepalanya agar ia kembali fokus. "Karena semua tanaman di ladang sudah selesai dipanen, apakah kita akan membiarkan ladang itu tetap kosong untuk tahun mendatang?"     

"Tidak, jangan biarkan ladang itu kosong." jawab Roland sambil mengibaskan tangannya. "Kotoran yang ditumpuk di samping ladang adalah pupuk organik untuk menyuburkan tanah. Setelah panen selesai, kamu dapat menginstruksikan para budak untuk menyebarkan pupuknya ke ladang dan mencampurnya dengan tanah. Ingat bahwa lahan yang dibiarkan kosong di samping ladang harus tetap disediakan untuk menyimpan pupuk organik yang baru." Kotoran hanya perlu waktu dua bulan agar bisa membusuk di musim panas, dan perlu waktu empat bulan untuk membusuk di musim dingin. Mengingat bahwa pada musim semi berikutnya kesuburan ladang akan meningkat, sejumlah pupuk organik yang baru nanti akan digunakan sebagai penyubur tanah pertama di musim semi. Itulah sebabnya lahan itu tidak boleh dibiarkan sampai kosong.     

Selain menggunakan pupuk kimia, praktik menggunakan kotoran manusia dan kotoran hewan untuk menyuburkan tanah sudah merupakan sebuah kemajuan besar dalam bidang pertanian di zaman ini.     

"Yah, baiklah jika Anda berkata demikian." jawab Sirius. "Ada satu hal lagi … Yang Mulia, jika kita terus menanam gandum tahun depan, pabrik penggilingan yang kita miliki sekarang tidak akan dapat memenuhi permintaan untuk menggiling gandum di masa depan. Aku mengusulkan agar kita membangun pabrik penggilingan baru di Sungai Air Merah dan aku berharap pabrik penggilingan itu akan digerakkan oleh mesin uap."     

"Bagus, aku setuju dengan usulmu. Kamu dapat mengajukan proposal kepada Tuan Barov terlebih dahulu untuk mendapatkan perhitungan dananya, kemudian kamu dapat mendiskusikan detail rencana pembangunan pabrik penggilingan baru dengan Menteri Pembangunan," jawab Roland sambil mengangguk dan ia merasa senang mendengar usul seperti ini dari Sirius. Selain Roland, kini akhirnya ada satu orang lagi yang berinisiatif untuk menggunakan teknologi.     

"Terima kasih, Yang Mulia," kata Sirius, "Hal terakhir yang ingin aku laporkan adalah tentang hak warga negara bebas bagi para budak. Kali ini, total ada lima ratus enam belas orang budak yang memenuhi syarat untuk mendapatkan hak menjadi orang merdeka. Karena kualifikasi mereka sudah sesuai dengan berat gandum yang mereka jual kepada kita, tidak ada dari mereka yang mengajukan keberatan karena sudah menjual gandumnya kepada kita. Aku sudah menyerahkan daftar nama budak kepada Tuan Barov." Sirius bangkit berdiri lagi dan membungkuk memberi hormat. "Laporan dariku sudah selesai, Yang Mulia."     

"Bagus sekali." kata Roland sambil bertepuk tangan untuk menunjukkan dukungannya kepada Sirius. Sirius yang pernah menjadi kesatria muda yang melayani Keluarga Serigala sekarang tampaknya telah beradaptasi dengan baik dengan kehidupan baru di kota dan melakukan pekerjaan dengan baik di Balai Kota, Sirius adalah contoh yang bagus untuk para bangsawan dan kesatria yang direkrut dari Benteng Longsong. Roland yakin bahwa kisah keberhasilan Sirius akan banyak membantu Roland untuk merekrut lebih banyak orang lagi di masa yang akan datang.     

Gulir adalah orang kedua yang melaporkan pekerjaannya. Gulir telah mengikat rambut panjangnya di belakang kepalanya, dan mengenakan kemeja berwarna putih yang rapi dan gaun panjang hitam tanpa hiasan atau renda, ia tampak dewasa dan berpengalaman. Sulit dibayangkan bahwa setengah tahun yang lalu, Gulir hanyalah seorang penyihir yang terus berpindah tempat dan terus melarikan diri dari kejaran gereja.     

Karena Gulir memiliki kemampuan dapat mengingat banyak hal, ia dapat dengan tepat melaporkan angka-angka dan fakta tanpa harus membawa catatan. Kemampuan Gulir membuat Roland merasa iri padanya. "Kita telah melihat kelulusan dua kelompok siswa, total ada delapan puluh lima orang yang sudah menyelesaikan pendidikan dasar mereka. Sebagian besar dari mereka telah mendapatkan pendidikan di sekolah Tuan Karl juga. Di antara para lulusan, empat puluh enam orang memilih untuk bekerja di Balai Kota, dua puluh satu orang memilih bekerja di pabrik sepeda, tiga belas orang melamar untuk bergabung dengan Tentara Pertama." Gulir berhenti bicara sejenak dan melanjutkan, "Dan yang terakhir lima orang memilih untuk melamar pekerjaan di laboratorium kimia."     

"Hanya lima orang yang melamar di laboratorium kimia? Tampaknya upacara penghargaan kemarin tidak memberikan dampak yang baik seperti yang aku harapkan. Yah, jika demikian tiga laboratorium baru akan menganggur selama beberapa waktu." Roland terkejut dan langsung memandang ke arah Kyle Sichi yang sepertinya tidak kelihatan senang juga mendengar laporan ini.     

"Tetapi setidaknya, tingkat pekerja baru sudah seratus persen saat ini." pikir Roland sambil menghibur dirinya sendiri dalam hati.     

[1] Takaran biji-bijian yang terbuat dari anyaman bambu     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.