Bebaskan Penyihir Itu

Sebuah Pengakuan



Sebuah Pengakuan

0Roland menghabiskan seluruh waktunya untuk menyalin buku-buku setelah Tilly mengucapkan selamat tinggal padanya.      4

Pertama-tama, Roland mulai dari pelajaran dasar. Karena Roland baru saja mendapat kesempatan untuk meninjau kembali ilmu pengetahuan yang sudah lama ia lupakan, tentu ia perlu menambahkan informasi yang belum lengkap itu ke dalam buku-buku pelajaran yang sebelumnya ia susun berdasarkan ingatannya semata.     

Kedua, Roland harus meningkatkan desain peralatan mesin saat ini yang digunakan di Kota Tanpa Musim Dingin. Roland tahu masih ada perbedaan besar antara mesin biasa dengan mesin yang benar-benar bagus. Desain yang lebih komprehensif dapat lebih meningkatkan efek produktivitas dan efisiensi mesin uap dan peralatan mesin lainnya.     

Berdasarkan desain baru, Anna akhirnya bisa menyelesaikan pembuatan turbin uap yang pertama.     

Roland bergegas ke Gunung Lereng Utara segera setelah ia mendengar bahwa Anna sudah menyelesaikan pembuatan turbinnya. Roland dan Anna sama-sama duduk di meja, mereka berdua memandangi keindahan mesin itu. Pada saat itu, Roland merasa hubungannya dengan Anna benar-benar berbeda dari hubungan asrama yang pernah ia miliki dengan gadis-gadis lain di dunia modern.     

Mesin itu memiliki panjang hampir 6 meter dan terhubung ke sistem pemanas eksternal dan pemanas uap. Sebagian besar mesin itu tampak seperti gulungan logam besar yang dililit oleh impeler padat. Karena poros turbinnya digerakkan oleh uap bertekanan tinggi selagi mesin itu dipanaskan oleh batu bara, turbin baru jauh lebih efisien daripada mesin uap pertama, dan turbin uap ini juga menghasilkan suara dan getaran yang jauh lebih halus.     

Sebagai sumber tenaga generasi baru, model pertama turbin mesin ini akan digunakan untuk membantu eksplorasi perjalanan Tuan Guntur.     

Sayangnya, terlepas dari fungsinya yang serba guna, Roland tidak berencana untuk membangun mesin turbin kedua untuk saat ini. Salah satu alasannya adalah, pabrik tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi mesin turbin yang serupa dalam waktu singkat. Sedangkan untuk alasan lainnya, Anna akan segera memfokuskan diri untuk meningkatkan peralatan mesin lainnya.     

"Apa kamu menyukainya?" Anna berbalik dan menyandarkan diri pada Roland. "Kerjaku hebat, bukan?"     

Tidak seperti kebanyakan perempuan pada umumnya, Anna selalu sangat bahagia setiap kali ia bisa menciptakan sebuah desain menjadi produk jadi. Setiap kali Anna menyelesaikan sebuah proyek besar, ia tidak bisa menyembunyikan rasa puas dan bangganya.     

Roland tahu bahwa Anna merasa puas dengan kehidupannya sekarang.     

"Tentu saja kamu hebat, tetapi aku masih sedikit lebih hebat darimu." goda Roland sambil menyeka kotoran yang ada di pipi Anna sambil tersenyum.     

Setiap kali Roland menatap mata biru Anna yang jernih, ia menahan kembali kata-kata yang telah ia siapkan untuk Anna, yaitu kata-kata yang telah dijanjikan Roland kepada Nightingale untuk disampaikan kepada Anna. Meskipun Roland telah memutuskan untuk membuat sebuah pengakuan, ia tidak menyadari betapa sulitnya untuk mengakui semuanya sampai ia benar-benar mencoba melakukannya.     

Tidak ada sesuatu yang dapat mengangkat beban ini dari hati Roland.     

Selama beberapa hari terakhir, Roland menyibukkan diri dengan menyiapkan buku-buku dan merancang desain, dan sementara itu ia melupakan konsekuensi tentang pembicaraan tidak terhindarkan ini.     

Namun, keraguan Roland juga menyakiti perasaan orang-orang yang ia sayangi, terutama Nightingale yang sangat ingin mendapatkan jawabannya.     

Roland tahu ia tidak bisa berlama-lama seperti ini.     

Ketika mesin pemanas secara bertahap mendingin dan turbin uap itu akhirnya berhenti beroperasi, Roland menarik napas dalam-dalam dan berbisik di telinga Anna. "Datanglah ke kamar tidurku malam ini. Kita perlu bicara."     

…     

Roland duduk di depan mejanya setelah malam tiba. Roland bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri yang berdetak dengan kencang di dadanya.     

"Tidak ada seorang pun di zaman ini yang peduli tentang berapa banyak wanita yang dimiliki seorang bangsawan seperti di dunia modern." pikir Roland.     

"Aku hanya perlu mengikuti kata hatiku."     

"Tidak ada orang yang akan berpikir bahwa itu sesuatu yang melanggar norma sosial."     

Roland memikirkan berbagai macam alasan di benaknya tetapi ia mengenyahkan semua pemikiran itu satu per satu. Roland bisa mendengar ada 2 macam suara di kepalanya yang saling berdebat. Roland ingin menambahkan bagian terakhir yang belum lengkap ke dalam buku, tetapi ia tidak bisa menuliskan apa-apa.     

Pergumulan Roland berakhir ketika Anna membuka pintunya dan masuk ke dalam.     

Berbagai pikiran yang sedang berkecamuk di kepala Roland langsung berhenti. Roland meletakkan pena bulunya dan ia menatap Anna.     

Anna masih terlihat sama seperti biasanya. Anna mengenakan piyama yang agak kebesaran. Poninya yang agak basah menempel di kening Anna. Senyuman lembut dan tenang terpancar dari mata Anna, dan gadis itu tampak tenang seperti biasanya.     

Entah bagaimana Roland teringat akan momen saat Bulan Iblis tahun pertama, waktu itu Anna sedang menunggu kedatangan Roland di tangga di depan kamarnya.     

Anna tidak pernah merengek atau mengeluh, ia hanya mengatakan apa yang ada dalam pikirannya dan apa yang ia inginkan tanpa harus berbelit-belit.     

Sekarang giliran Roland untuk mengatakan yang sebenarnya.     

Roland menarik Anna mendekat ke mejanya dan perlahan-lahan ia mengakui apa yang ada dalam pikirannya selama ini.     

Keheningan terjadi di antara mereka setelah Roland selesai mengatakan semuanya. Kesunyian itu berlangsung begitu lama sehingga Roland mengira Anna akan tiba-tiba berbalik dan meninggalkan ruangan itu. Namun, yang membuat Roland terkejut, ia tidak melihat ada perubahan dalam ekspresi gadis itu ketika Roland menatap kedua mata Anna dengan perlahan-lahan.     

"Hanya itu saja?" tanya Anna.     

Roland tersentak dan bertanya. "Hah?"     

"Selama ini aku sudah bertanya-tanya kapan kamu akan mengatakan semua hal ini kepadaku." kata Anna sambil duduk di sebelah Roland. "Aku tidak berharap kamu mengatakan semuanya secepat itu, tetapi pada saat yang sama, aku juga berharap kamu bisa mengatakan semuanya dengan jujur kepadaku secepatnya … sekarang rasanya aku tidak perlu khawatir tentang masalah ini lagi."     

Roland ternganga. "Kamu sudah mengetahui semua hal ini sejak awal …."     

Anna menjawab dengan terus terang, "Aku bisa melihat bahwa Nightingale memiliki perasaan untukmu. Semakin kamu ragu-ragu, kamu semakin menunjukkan perhatianmu kepadaku. Tetapi aku juga berharap kamu dapat membuka diri kepadaku lebih awal karena aku ingin berbagi beban denganmu, tidak peduli apa pun beban itu."     

Anna menghela napas sambil berkata. "Aku tidak pernah bermimpi bahwa aku akan mendapatkan kasih sayang dari seorang anggota keluarga kerajaan. Aku pikir aku sudah sangat puas hanya dengan bersamamu. Setelah kamu mengatakan bahwa suatu hari nanti kamu akan menikah denganku, aku berubah pikiran. Roland, aku tidak akan berbagi cintamu dengan siapa pun."     

"Aku minta maaf. Aku …."     

"Kamu tidak perlu meminta maaf, karena cinta bukan soal benar atau salah. Ditambah lagi … aku merasa senang kamu sudah mengakui semuanya padaku." Anna berhenti sejenak dan berkata, "Kamu juga bukan pria yang berasal dari dunia ini, bukan?"     

Jantung Roland tiba-tiba tersentak.     

"Tidak ada orang, baik bangsawan atau warga sipil, yang pernah merasa ragu-ragu atau gelisah karena masalah seperti ini, kecuali orang itu dibesarkan di dunia yang sama sekali berbeda dengan di sini." Anna melanjutkan, "Demikian juga, orang-orang di dunia ini mungkin memperlakukan para penyihir dengan adil saat ini, tetapi mereka tidak akan pernah berteman dengan para penyihir. Apakah kamu ingat dengan taruhan kita dulu? Dalam buku itu, aku pernah menulis bahwa kamu adalah seseorang yang berasal dari dunia lain, dunia yang tidak memiliki neraka atau jurang maut, tetapi berasal dari tempat yang lebih menyenangkan dari dunia ini. Kamu telah membawa berbagai ilmu pengetahuan yang belum pernah kami dengar dan ketahui. Tuhanlah yang telah mengirimmu kepadaku."     

Pada saat itu, Roland menyadari bahwa ia tidak perlu lagi terus menyembunyikan identitasnya. Roland menjawab, "Kamu … secara keseluruhan semua ucapanmu memang benar, kecuali beberapa hal kecil."     

Anna terkikik. "Aku juga menulis bahwa suatu saat nanti kamu akan memberitahuku tentang perasaan Nightingale kepadamu. Tampaknya aku sudah berhasil menebak 2 hal dengan benar."     

Tiba-tiba Roland menyadari, bahwa Anna tidak hanya pandai belajar. Anna juga memiliki tingkat kecerdasan yang mengerikan.     

Sebelum Roland bisa menjawab, Anna mengambil tangan Roland. Anna mengucapkan kata-katanya secara perlahan tetapi tegas. "Aku tidak bisa memberikan persetujuanku atas permintaanmu untuk menikah denganku, setidaknya tidak untuk saat ini."     

Roland tercengang. "Apa maksudnya … tidak untuk saat ini? Apakah Anna menyiratkan bahwa ia akan setuju untuk menikah denganku suatu saat nanti?" pikir Roland dalam hati.     

"Aku tahu apa yang mengganggu pikiranmu. Jangan khawatir. Aku akan membicarakan hal ini dengan Nightingale. Sekarang sudah waktunya kita tidur." Anna mencium kening Roland dan berkata, "Selamat malam, Yang Mulia."     

Pintu kamar Roland ditutup dengan suara berderit. Ruangan itu menjadi sunyi dan tenang kembali. Butuh waktu cukup lama bagi Roland untuk bisa pulih sepenuhnya dari rasa terkejutnya setelah Anna pergi dari kamarnya.     

…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.