Bebaskan Penyihir Itu

Rahasia Dua Gadis



Rahasia Dua Gadis

4…     
0

Roland menuang secangkir teh untuk dirinya sendiri dan memandang ke arah Nightingale. "Apakah kamu juga mau teh?"     

"Ya, terima kasih." jawab Nightingale.     

Sambil berbaring di sofa, Nightingale membaca naskah drama yang ditulis oleh May dengan seru. Nightingale memegang buku itu dengan 1 tangan dan tangannya yang satu lagi memegang sepotong dendeng ikan.     

Sejak Anna berbicara dengannya, Nightingale tidak menampakkan dirinya selama 2 hari. Ketika Nightingale kembali menampakkan diri, ia tampak lega, luwes dan santai seperti sebelumnya. Sejak Nightingale kembali bersikap seperti biasa, Roland merasa bahwa gadis itu terus-menerus tersenyum padanya dan bahkan kadang-kadang menatap Roland diam-diam dengan mata berbinar-binar.     

Salah satu contohnya adalah saat ini.     

Nightingale meletakkan kakinya di meja teh dan menyampirkan jubahnya ke satu sisi, dan memamerkan bentuk kakinya yang panjang dan ramping dalam balutan stoking warna hitam. Nightingale sama sekali tidak menghindari Roland dan ia baru menyembunyikan diri ketika orang lain datang ke kantor. Postur tubuh Nightingale yang menggoda ini membuat Roland sulit berkonsentrasi. Roland hampir tidak bisa mengalihkan pandangan matanya untuk tidak melihat ke arah sepasang kaki yang menggiurkan itu. Hasilnya, Roland bahkan tidak dapat menyelesaikan 1 desain pun pada pagi itu.     

Roland mengumpat dalam hatinya, "Seharusnya aku tidak meminta Soraya untuk membuat penghangat kaki berbentuk stoking ini."     

Roland mengambil secangkir teh wangi untuk Nightingale dan berkata, "Ini tehmu."     

Nightingale meletakkan bukunya dan mengambil cangkir tehnya dengan kedua tangan. Nightingale menghirup aroma teh wangi itu dan berkata, "Ah … wangi teh ini enak sekali. Bisakah kamu tambahkan sedikit gula lagi untukku?"     

Roland sudah mengetahui bahwa Nightingale sama-sama menyukai makanan asin dan manis, dan tidak peduli seberapa banyak ia makan, gadis itu tidak akan pernah menjadi gemuk. Ketika Nightingale sedang lesu, ia bisa kehilangan banyak berat badan dan ia terlihat jauh lebih kurus dari sebelumnya, tetapi setelah Nightingale kembali bersemangat, ia bisa dengan cepat kembali ke berat normalnya. Berat badan Nightingale tampaknya memiliki batas kenaikan. Dan ketika Nightingale sudah mencapai batasan kenaikan itu, tubuhnya akan berhenti bertambah gemuk secara otomatis.     

Roland sering mengomeli Nightingale agar ia berhenti makan terlalu banyak atau ia akan menjadi gemuk nanti, tetapi sekarang Roland menyadari bahwa makan banyak makanan sama sekali bukan masalah bagi metabolisme tubuh Nightingale.     

Roland menambahkan sesendok gula ke cangkir teh Nightingale dan ia kembali ke mejanya. Setelah menggambar beberapa desain mesin, Roland tidak bisa menahan dirinya lagi dan berkata, "Nightingale …."     

"Hmm?" gumam Nightingale.     

"Apa … yang telah Anna katakan padamu?" tanya Roland.     

"Yah …" Nightingale melesat dari sofa dan langsung muncul di depan meja Roland. "Itu rahasia."     

"Apa kamu tidak mau memberitahuku?" tanya Roland.     

Setelah merasa sedikit ragu, Nightingale menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, aku sudah berjanji pada Anna. Jika pembicaraan kami hanya tentang aku, aku akan memberitahumu apa pun yang ingin kamu ketahui, tetapi pembicaraan ini bukan hanya tentang kamu … Anna memintaku untuk tetap merahasiakannya."     

"Oh, jadi begitu." Roland menyesap tehnya dan berhenti bertanya. Sebenarnya Roland bisa saja menanyakannya langsung kepada Anna, tetapi sebagai orang yang berpendidikan, Roland tahu ia harus berhenti menanyakan hal ini.     

Paling tidak, dari reaksi Nightingale, Roland bisa mengetahui bahwa Anna tidak marah kepada Nightingale.     

Ketika Roland hendak mengambil pena bulunya lagi, Nightingale tiba-tiba berkata, "Terima kasih."     

"Hah, terima kasih untuk apa?" tanya Roland sambil mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah Nightingale.     

Di bawah sinar matahari musim gugur yang hangat, rambut pirang panjang Nightingale tampak berkilauan, kulitnya bersinar dan wajahnya tampak sangat cantik. Waktu sepertinya berhenti pada saat ini.     

"Terima kasih karena kamu sudah memberitahukan kepada Anna, apa perasaanku padamu." kata Nightingale.     

…     

Sore harinya, kabar baik datang dari Kementerian Pembangunan. Pabrik baja konverter Kota Tanpa Musim Dingin yang pertama, yaitu sebuah pabrik yang memfasilitasi pembuatan baja yang baru-baru ini dirancang oleh Roland, telah selesai dibangun di Gunung Lereng Utara.     

Meskipun itu disebut pabrik baja, pabrik itu lebih mirip gudang besi sederhana dengan berbagai peralatan besar baru di dalamnya. Berbeda dari semua tungku pemanasan sebelumnya, semua peralatan ini terbuat dari baja murni, dan dilengkapi dengan sudut bergerigi dan ditutupi dengan lapisan tahan panas. Permukaan mesinnya berwarna abu-abu gelap dan kusam, membuat mesin ini terlihat menjulang dan besar di bawah sinar matahari.     

Ketika Roland tiba di tempat itu bersama para pejabat Balai Kota, tungku baru ini sudah dikelilingi oleh sejumlah besar pekerja berpengalaman yang penasaran ingin melihat mesin baru itu.     

"Yang Mulia, bisakah tungku ini membuat baja? Tungku ini bahkan tidak memiliki tempat pembakaran." tanya Tuan Lesya dari Kementerian Pembangunan, meski demikian, ia masih tetap membangun tungku itu sesuai dengan desain yang dibuat Roland. Komponen baja konverter ini semuanya diproses oleh Anna. Dengan bantuan Si Burung Kolibri, bobot tungku baja yang berat ini tidak menimbulkan masalah selama proses pembuatan dan mereka hanya membutuhkan waktu 1 minggu sampai tungkunya selesai dibuat.     

Roland tersenyum dan berkata, "Di alam, api bukan satu-satunya yang bisa menghasilkan panas. Biar para pekerja bersiap-siap untuk melakukan uji coba pertama tungku baru ini."     

Roland telah membandingkan 3 pabrik pembuatan baja yang paling sering digunakan, yaitu tungku yang memiliki pembakaran terbuka, tungku konverter[1], dan tungku listrik. Pertama-tama Roland mengeliminasi tungku listrik karena ia tidak merasa membutuhkan tungku semacam itu dan akhirnya ia memutuskan untuk memilih tungku konverter setelah melakukan pertimbangan cukup lama.     

Dengan struktur tungku yang paling sederhana di antara 3 pilihan itu, cara kerja tungku pembakaran terbuka bisa dibilang mirip dengan cara kerja tungku peleburan tradisional, tetapi di sisi lain, tungku pembakaran terbuka juga memiliki kelemahan besar dalam hal konsumsi energi. Tungku pembakaran terbuka membutuhkan sejumlah besar bahan bakar untuk memproduksi baja, yang tentunya akan menjadi ancaman bagi persediaan sumber daya energi Kota Tanpa Musim Dingin yang saat ini masih sangat terbatas. Mengingat bahwa tambang batu bara terletak jauh di dekat Sungai Air Merah dan pabrik pemanasan batu baranya baru saja digunakan dan hampir belum dapat memenuhi kebutuhan tungku peleburan besi, mengadaptasi pembuatan baja dengan tungku pembakaran terbuka akan menyebabkan kekurangan bahan bakar secara signifikan.     

Dengan memilih tungku konverter, Roland bisa menghindari masalah pemborosan bahan bakar, karena tungku itu hampir tidak membutuhkan bahan bakar yang mahal. Tungku konverter menjaga agar batangan besi kasar bisa tetap mencair pada suhu tinggi untuk melanjutkan proses peleburan, dan menggunakan panas yang dihasilkan oleh oksidasi berbagai kotoran-kotoran yang terkandung dalam batangan besi kasar, seperti mangan, silikon dan juga karbon.     

Kelemahan lain dari tungku pembakaran terbuka adalah, tungku itu membutuhkan area penempatan yang terlalu besar dan waktu peleburan yang lebih lama. Untuk memanfaatkan bahan bakar sebaik mungkin, sebuah generator harus dibuat agar tungku pembakaran terbuka bisa memanaskan udara terlebih dahulu, dan setiap proses peleburan baja cair memakan waktu lebih dari setengah hari. Sebagai perbandingan, tungku konverter membutuhkan area penempatan yang lebih sedikit, karena tungku itu tidak memerlukan perangkat tambahan dan dapat berfungsi ganda sebagai alat untuk menghasilkan baja cair. Tungku konverter juga bekerja lebih efisien. Setiap proses peleburan besinya hanya membutuhkan waktu puluhan menit saja dan waktu peleburannya bahkan dapat dipersingkat menjadi 15 menit pada saat teknologi tungku itu sudah semakin disempurnakan.     

Menimbang dari kedua poin ini, Roland memutuskan untuk memilih tungku konverter sebagai pabrik utama untuk memproduksi baja di Kota Tanpa Musim Dingin.     

Para pekerja menggunakan mesin uap untuk memasukkan bongkahan-bongkahan batangan besi mentah ke dalam tungku yang berbentuk seperti buah pir itu.     

"Anna, nyalakan apinya," kata Roland.     

Anna mengangguk dan ia berjalan menaiki tangga ke atas tungku konverter. Anna mengeluarkan Api Hitamnya untuk melelehkan batangan-batangan besi menjadi besi cair dalam waktu singkat, dan cairan merah panas itu segera berkilauan menyinari wajahnya.     

Roland berencana menggunakan besi cair yang diproduksi oleh tungku tiup pabrik baja ini untuk memproduksi baja secara massal. Itulah alasan mengapa Roland membangun tungku itu di Area Pembakaran.     

Roland berkata kepada pemimpin tim pembuat baja, "Sekarang, ikuti instruksiku. Masukkan pipa tiup ke lubang tungku."     

Ini adalah pertama kalinya mereka untuk menggunakan tungku konverter, tetapi bagi para pekerja berpengalaman yang sudah pernah mengoperasikan peralatan serupa, mengoperasikan pipa ini semudah mengendalikan sebuah truk gandeng. Diiringi suara mesin uap yang menderu, sebuah pipa besi perlahan-lahan jatuh ke dalam tungku dari atas.     

Ujung pipa yang lainnya dihubungkan ke sebuah tabung berlapis yang mengarah ke pompa udara yang digerakkan oleh mesin uap. Ketika udara yang mengandung oksigen tersedot ke dalam tungku konverter, api langsung berkobar di mulut tungku. Kilau api berwarna oranye bergelora dari dalam tungku, seolah-olah api itu tampak seperti kembang api. Api yang menyilaukan membuat orang-orang yang berdiri di sekitar tungku sulit untuk membuka mata.     

Semua pejabat Balai Kota merasa kagum melihat pemandangan yang spektakuler ini.     

Roland merasa puas, ia bisa merasakan hawa panas yang bertiup di wajahnya.     

Bagi Roland, ia menganggap api ini sebagai simbol bahwa umat manusia kini sudah memasuki era yang baru.     

[1] Tungku berbahan bakar oksigen untuk membuat baja rendah karbon     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.