Bebaskan Penyihir Itu

Lucia dan Nightingale



Lucia dan Nightingale

4Dengan hati-hati Lucia meletakkan tiga batang besi di lantai kamar tidur. Lucia menutup matanya dan menarik nafas dalam-dalam sambil mengingat kembali prosesnya sebelum ia mengulurkan tangannya untuk melepaskan kemampuannya pada batangan-batangan besi itu.     
4

Ini adalah metode pelatihan yang diberitahukan oleh Anna kepada Lucia, bahkan batangan besi ini dibuat secara khusus oleh Anna untuk Lucia. Tiga batangan besi ini mengandung komposisi yang berbeda-beda. Batangan besi itu mengandung perak, tembaga, timah dan beberapa campuran besi lainnya. Tugas Lucia adalah mengidentifikasi elemen-elemen yang terpisah tanpa menghancurkan batangan besinya dan menemukan batangan besi yang memiliki kandungan perak yang paling banyak.     

Itu berarti Lucia harus mengendalikan kekuatan sihir yang ia keluarkan dan menerapkan kekuatannya pada setiap batangan besi sebanyak satu kali pada masing-masing batangan.     

Jika tidak, kotoran dari campuran logam lainnya akan terdisosiasi[1] dan akan menyebabkan batangan besinya pecah. Ini adalah alasan mengapa Lucia merasa kemampuannya sulit untuk dikendalikan di dalam rumahnya dulu. Lucia bisa menguraikan produk berbahan kertas tetapi karena kurangnya pemahaman tentang kekuatan sihir dan efek yang dihasilkan, hasil penguraiannya tidak konsisten dan kadang-kadang malah menjadi bencana besar karena sebagian besar kertasnya bercampur dengan air dan gas.     

Pelajaran pertama yang diajarkan para penyihir lain ketika Lucia pertama kali datang ke Kota Perbatasan adalah berlatih untuk mengendalikan kekuatan sihirnya.     

Awalnya Lucia tidak percaya bahwa kekuatan sihir yang tidak terlihat dan tidak berwujud juga dapat dikontrol dengan tepat sampai Anna menunjukkan bagaimana cara mengukur kekuatannya dengan Api Hitam miliknya dan Lucia baru menyadari bahwa selama ini ia salah. Anna bahkan bisa mengatur kekuatan sihir yang keluar untuk mengubah ukuran dan ketebalan Api Hitamnya, dan hasilnya selalu sangat akurat.     

"Kakak, apakah kamu mau mulai berlatih lagi?" Ring menjulurkan kepalanya keluar dari tempat tidur. "Kita baru saja selesai makan siang."     

Lucia menjentikkan jarinya dan batangan besi itu tiba-tiba berubah menjadi tumpukan bubuk.     

"Aku sudah bilang jangan menggangguku ketika aku sedang mengeluarkan kekuatanku," jawab Lucia sambil menepuk kepala Ring dan berkata, "Berkonsentrasilah pada buku yang sedang kamu baca!"     

"Tetapi aku tidak mengerti," jawab Ring sambil cemberut dan berkata, "Aku tidak mengerti arti dari setengah tulisan-tulisan itu. Tidak seperti kamu, aku tidak bisa membaca dan menulis."     

"Itulah sebabnya kamu harus membaca lebih banyak lagi. Banyak kata memiliki struktur yang serupa. Bahkan jika kamu belum pernah melihatnya, kamu juga harus bisa menebak arti katanya. Tulisan itu sendiri merupakan proses membaca agar kamu semakin familiar dengan kata-katanya."     

"Baiklah." jawab Ring sambil menarik kembali kepalanya.     

Lucia kembali fokus pada batangan besi kedua sambil mengendalikan kekuatan sihirnya agar mengalir keluar dengan perlahan. Lucia membayangkan batangan besi ini sebagai lapisan kain tipis, dan ia mengendalikan kekuatannya dengan lembut untuk menutupi batangan besi itu dan membungkus besinya dengan kekuatan sihirnya secara merata.     

"Hai, aku ada di sini." Pintu kamar tiba-tiba terbuka dan seorang wanita berambut pirang masuk ke dalam kamar. "Oh, apakah kamu melatih kemampuanmu?"     

"Nightingale!" teriak Ring dengan gembira.     

Batangan besi yang kedua berubah menjadi tumpukan bubuk lagi.     

Lucia menghela nafas dan mengumpulkan semua sisa logam yang ada di lantai ke dalam kantung karena ia merasa bahwa ia mungkin tidak dapat melanjutkan latihannya lagi.     

"Ini untuk kalian."     

Sebuah es krim beraroma susu yang wangi muncul di hadapan Lucia.     

"Terima kasih." jawab Lucia sambil mengambil es krimnya. "Tetapi, bukankah es krim ini disajikan untuk pesta minum teh nanti sore?"     

Nightingale menepuk dadanya dengan bangga. "Itulah yang aku minta sebagai hadiah dari Yang Mulia. Oh ya … Kamu juga mendapatkan satu es krim." Nightingale menyerahkan es krim yang lain kepada Ring, gadis kecil itu langsung tertawa dengan riang.     

"Nightingale memang yang terbaik!"     

[Dasar anak manja! Ring langsung melupakan aku setiap kali ia mendapatkan makanan lezat dari orang lain,] pikir Lucia. Namun, begitu Lucia memakan es krimnya, ia merasa bahwa ia mungkin akan bereaksi sama seperti Ring jika Nightingale adalah kakaknya. Rasa madu dari es krim itu meleleh di mulut Lucia. Rasa dingin dan menyegarkan berpadu bersama dan meningkatkan cita rasa manis yang menyenangkan. Sensasi rasa dingin masih tersisa di mulut Lucia bahkan setelah ia menelan es krimnya.     

Tidak ada yang bisa menolak kelezatan es krim ini, terutama di musim panas yang terik seperti ini. Tidak heran Yang Mulia hanya membagikan es krim pada waktu pesta minum teh setiap akhir pekan. Kelezatan unik seperti ini mungkin saja berharga sangat mahal karena Lucia belum pernah memakan es krim sebelumnya.     

Memikirkan hal itu, Lucia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Bagaimana cara kamu meminta es krim ini dari Yang Mulia?"     

"Hehehe." Nightingale menyunggingkan bibirnya. "Aku meraih peringkat tiga dalam ujian, setelah Wendy dan Daun. Namun, Yang Mulia awalnya mengira aku tidak akan lulus ujian, dan ternyata hasilnya aku berhasil lulus dengan nilai yang baik, jadi aku meminta hadiah dari Yang Mulia."     

"Aku … mengerti," Lucia berkata dengan ragu, "Bagaimana dengan poin yang aku peroleh?"     

"Poinmu enam puluh delapan, tetapi aku tidak tahu kamu berada di peringkat berapa."     

"Uh, poinku sangat rendah." Lucia merasa depresi. [Aku bisa membaca dan menulis, tetapi aku hanya bisa menjawab lebih dari setengah dari total seratus dua puluh pertanyaan.]     

"Hasil yang kamu peroleh sudah cukup bagus," kata Nightingale sambil menepuk-nepuk kepala Lucia, "Lagi pula, kamu baru bergabung dengan kelas pengajaran belum lama ini. Nilaimu lebih buruk untuk pelajaran matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kamu bisa bertanya padaku jika ada hal yang tidak kamu mengerti."     

"Bagaimana denganku? Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Ring sambil mengangkat tangannya.     

"Tentu saja," Nightingale menjawab Ring sambil tersenyum, "Kamu boleh bertanya apa saja dan kapan saja."     

"Jika aku lulus dalam ujian, apakah aku dapat memilih pekerjaan yang aku inginkan?"     

"Bekerja masih terlalu dini untukmu. Yang Mulia telah mengatakan bahwa usia minimum untuk bekerja adalah empat belas tahun dan kamu baru berusia sepuluh tahun, jadi kamu tidak perlu terburu-buru." kata Lucia kepada Ring.     

Gadis kecil itu menjawab dengan muram, "Aku ingin berbagi beban pekerjaan denganmu secepatnya agar kita bisa mengumpulkan banyak uang untuk menikah dan memiliki anak. Hidup kita akan sangat sulit jika kita tidak mempunyai banyak uang!"     

"Siapa yang mengatakan itu kepadamu?" Lucia bertanya kepada Ring sambil menepuk keningnya sendiri.     

"Ayah. Ayah selalu menggerutu bahwa ia tidak akan bisa menghidupi kita lagi."     

"Pfft," Nightingale tidak bisa menahan tawanya dan ia berkata, "Jika kamu boleh bekerja, kamu akan memilih pekerjaan apa?"     

"Laboratorium kimia!" Ring mengangkat kedua tangannya dan berkata, "Aku ingin menjadi seorang ahli kimia, mendapatkan gelar sebagai seorang filsuf[2], menerima kekaguman dan pujian dari semua orang!"     

"Kamu … sebaiknya tidak memilih pekerjaan itu." kata Nightingale sambil menggelengkan kepalanya. "Laboratorium itu tempat yang sangat berbahaya."     

"Berbahaya?" Lucia dan Ring bertanya dengan heran.     

"Yah," Nightingale merentangkan lengannya dan berkata, "Ahli kimia tidak hanya harus sering berurusan dengan larutan asam, tetapi juga harus menghadapi resiko ledakan dalam eksperimen mereka. Bahkan Pimpinan Ahli kimia tidak bisa menghindari kecelakaan kerja seperti itu, ia kehilangan jari-jari tangannya terakhir kali dalam ledakan di laboratorium. Tanpa bantuan Nana, Tuan Kyle Sichi mungkin tidak akan pernah bisa memegang apa-apa lagi selama sisa hidupnya." Nightingale berhenti sejenak. "Dan baru-baru ini, Yang Mulia ingin mengembangkan bubuk mesiu baru yang bahkan menurutnya sangat berbahaya, jadi Yang Mulia harus membuat laboratorium khusus untuk memproduksi bubuk mesiu itu."     

"Uh, jadi menurutmu apa nasihat yang bagus untuk kami?" Lucia merangkul Ring dan memutuskan untuk tidak membiarkan adiknya bekerja di tempat yang mengerikan seperti itu.     

"Tentu saja, bergabunglah di Balai Kota dan menjadi pejabat pemerintah."     

"Pejabat … pemerintah?" Lucia mengulangi perkataan Nightingale.     

"Ehem, itu yang dikatakan oleh Yang Mulia. Intinya bekerja sebagai pejabat di Balai Kota." Nightingale terbatuk dua kali dan kembali melanjutkan, "Pekerjaan sebagai pejabat pemerintah itu stabil, aman dan upahnya juga cukup tinggi. Pekerjaan itu juga memiliki prospek yang bagus dan upahnya sebanding dengan posisi sebagai pimpinan dalam suatu departemen."     

"Aku mengerti," kata Lucia sambil memikirkan perkataan Nightingale.     

"Nightingale, apakah kamu menyukai Yang Mulia?" tanya Ring, "Kamu menyebutkan nama Yang Mulia terus menerus dalam ucapanmu, dan ibuku mengatakan bahwa jika seseorang terus menerus menyebut nama seseorang, itu berarti kita sangat menyukai orang tersebut."     

Pertanyaan yang dilontarkan Ring membuat Lucia terkejut, [Gawat, bagaimana Ring bisa mengajukan pertanyaan seperti itu secara frontal kepada Nightingale? Itu sangat tidak sopan. Bahkan saudari-saudari di sini tidak akan bertanya seperti itu secara langsung … dan Nightingale adalah seorang senior yang cukup disegani di sini.] Lucia dengan cepat menutup mulut Ring dan ketika ia hendak meminta maaf kepada Nightingale atas ucapan Ring, Nightingale malah menjawab pertanyaan Ring dengan terus terang.     

"Yah, terus terang aku memang sangat menyukai Yang Mulia."     

[1] Pemecahan molekul dan menghasilkan molekul lain     

[2] Ahli filsafat     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.